Ratu Elizabeth II Meninggal, Kerumunan Nyanyi God Save The Queen di Depan Istana Buckingham

Kerumunan menangis berkumpul di luar Istana Buckingham saat berita Ratu Elizabeth II meninggal dunia menyebar.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 09 Sep 2022, 06:32 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2022, 05:47 WIB
Orang-orang berkumpul di luar Istana Buckingham usai pengumuman Ratu Elizabeth II meninggal, di London, Kamis, 8 September 2022. (AP)
Orang-orang berkumpul di luar Istana Buckingham usai pengumuman Ratu Elizabeth II meninggal, di London, Kamis, 8 September 2022. (AP)

Liputan6.com, London - Kerumunan menangis berkumpul di luar Istana Buckingham saat berita Ratu Elizabeth II meninggal dunia menyebar.

Laporan CNN menyebut, wajah-wajah menangis terlihat di luar gerbang Istana Buckingham pada Kamis (8/9/2022) ketika berita kematian Ratu Elizabeth II menyebar.

Orang banyak berkumpul di sepanjang jalan menuju gerbang Istana Buckingham — di mana sebuah pernyataan yang mengumumkan kematiannya dipasang, sesuai tradisi.

Suara nyanyian lagu "God Save the Queen" pecah di antara kerumunan yang berkumpul.

Ratu Elizabeth II meninggal dunia dikonfirmasi oleh Kerajaan Inggris dalam Twitternya.

Sang penguasa monarki tutup usia di usia 96 tahun. Jenazahnya, juga anggota keluarganya akan tetap di Balmoral Kamis (8/9/2022), sebelum kemudian menempuh perjalanan pulang ke istananya di London.

Ratu Elizabeth mangkat tak lama setelah kabar soal kondisi kesehatannya yang mengkhawatirkan berembus dari Skotlandia. Para dokter khawatir, anggota keluarga kerajaan pun diminta merapat.

Selama hidupnya, Ratu Elizabeth II dikenal memiliki kesehatan yang baik, meski kemudian terkena COVID-19. Ia bahkan masih sanggup menerima Perdana Inggris yang baru, Liz Truss, walau harus berdiri dengan bantuan tongkat. 

Ratu Elizabeth II, pemimpin Inggris terlama yang memerintah selama tujuh dekade. Ia naik takhta pada tahun 1952, setelah kematian ayahnya, Raja George VI. Dia memimpin Inggris di tengah banyak pergolakan global, kemelut politik Britania Raya, juga kemelut internal keluarga kerajaan yang memaksa terjadinya modernisasi monarkhi secara dramatis.

Elizabeth memerintah Inggris Raya dan 14 wilayah Persemakmuran lainnya. Ia adalah salah satu perempuan paling dikenal dalam sejarah. Putranya, Charles, segera menjadi Raja setelah kematiannya.


Lagu Kebangsaan Berubah Jadi God Save The King

Dalam file foto 24 Juni 2015 ini, Ratu Inggris Elizabeth II tiba untuk makan malam resmi kenegaraan, di depan kediaman Presiden Jerman Joachim Gauck Istana Bellevue di Berlin. (AP Photo/Markus Schreiber, File)
Dalam file foto 24 Juni 2015 ini, Ratu Inggris Elizabeth II tiba untuk makan malam resmi kenegaraan, di depan kediaman Presiden Jerman Joachim Gauck Istana Bellevue di Berlin. (AP Photo/Markus Schreiber, File)

Setelah kematian Ratu Elizabeth II, perhatian telah beralih ke apa yang akan terjadi selanjutnya pada Keluarga Kerajaan. Tak lama setelah berita kematiannya, Perdana Menteri baru Liz Truss mengkonfirmasi bahwa mantan Pangeran Wales akan dikenal sebagai Raja Charles III.

Kematian Ratu Inggris itu menandakan perubahan pada banyak tradisi, termasuk lagu kebangsaan. Secara resmi dikenal sebagai 'God Save the Queen', lagu kebangsaan atau lagu kerajaan sekarang akan berubah untuk mencerminkan kematiannya.

Setelah Raja naik takhta, lagu kebangsaan sekarang akan berubah menjadi "God Save The King". Berubah berkali-kali dengan monarki, lagu kebangsaan pertama kali diadopsi pada September 1745.

Sejak pertama kali diterbitkan, sejumlah verses yang berbeda telah ditambahkan dan dihilangkan dari lagu tersebut dan, bahkan sampai hari ini, publikasi yang berbeda memasukkan berbagai pilihan verses dalam berbagai urutan. Secara umum, hanya satu bait yang dinyanyikan. Kadang-kadang dua bait dinyanyikan dan pada kesempatan yang jarang hingga tiga bait.

Di Inggris, bait pertama biasanya dinyanyikan sendiri, bahkan pada acara-acara resmi, meskipun bait ketiga kadang-kadang dinyanyikan sebagai tambahan pada acara-acara tertentu seperti saat upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas 2012 dan Paralimpiade Musim Panas 2012, dan biasanya di Last Night of the Proms.

 


Pemimpin Inggris Terlama dalam Sejarah

Ratu Elizabeth II Resmikan Jembatan Senilai 22,6 Triliun
Ratu Inggris Elizabeth II. (Andrew Milligan/PA via AP)

Ratu Elizabeth II adalah pemimpin yang paling lama memerintah dalam sejarah Inggris, dan tahun ini menandai 70 tahun takhta dengan Platinum Jubilee-nya. Suaminya, Pangeran Philip, Duke of Edinburgh, meninggal pada 9 April 2021, dalam usia 99 tahun.

Pasangan itu menikah pada tahun 1947, lima tahun sebelum dia menjadi Ratu. Pada usia 96, Ratu meninggalkan empat anak, delapan cucu dan 12 cicit.

Sebagai putra sulungnya, Charles, 73, adalah pewaris takhta, dia akan dikenal sebagai Raja Charles III. Istrinya, Camilla, Duchess of Cornwall, secara otomatis akan mengambil gelar permaisuri.

Bendera di Downing Street diturunkan menjadi setengah tiang pada pukul 18:36 setelah kematian Ratu. BBC One memutar lagu kebangsaan setelah pengumuman tersebut, menunjukkan foto Ratu, diikuti dengan lambang kerajaan berlatar belakang hitam dan kata "Queen Elizabeth II".

Rangkaian bunga duka cita sudah mulai ramai di gerbang kediaman Ratu di London. Kerumunan berkumpul di luar Istana Buckingham sejak sebelum kematian Elizabeth II, meski di bawah awan gelap dan guyuran hujan.

Lebih dari 100 orang yang mengenakan payung berkumpul di tangga batu menuju The Queen Victoria Memorial, di seberang kediaman kerajaan. Orang-orang mulai terlihat meletakkan bunga di gerbang Istana Buckingham.


Umumkan Ratu Elizabeth II Meninggal, Kerajaan Inggris Deklarasikan Pangeran Charles Jadi Raja

Pangeran Charles dan Camilla
Pangeran Charles dan Camilla di Kapel St George di Windsor, Inggris. (ALASTAIR GRANT / POOL / AFP)

Pangeran Charles segera menjadi Raja setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II.

Keluarga Kerajaan menyebut Charles sebagai Raja saat mengumumkan kematian Ratu Elizabeth. Dalam twitnya, pihak kerajaan menyebut Camila sebagai Queen Consort atau Permaisuri.

Pangeran Charles adalah menjadi pewaris takhta terlama dalam sejarah Inggris. Puluhan tahun ia berstatus putra mahkota.

Charles sebelumnya telah mengambil alih tugas-tugas ibunya, khususnya sepanjang tahun ini karena kesehatan Ratu Elizabeth yang mengkhawatirkan.

Perubahan status Charles menyusul kabar duka yang menyebut Ratu Inggris meninggal dunia di usia 96 tahun. Hal ini diumumkan oleh Kerajaan Inggris dalam Twitternya.

Raja Charles menyampaikan pesan duka atas kematian ibunya, Ratu Elizabeth II.

"Kematian ibunda tercinta Yang Mulia Ratu, adalah momen kesedihan terbesar bagi saya dan seluruh anggota keluarga saya."

"Kami sangat berduka atas meninggalnya Sang Penguasa yang disayangi dan Ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kehilangannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri, Persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia," demikian dituliskan Raja Charles dalam pesan yang disampaikan secara resmi oleh Kerajaan Inggris.

[Bintang] Pewaris Kerajaan Inggris
Infografis pewaris Kerajaan Inggris. (DI: Nurman Abdul Hakim/Bintang.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya