Guru Besar UI Terima Penghargaan Atas Kontribusinya Terhadap Hubungan Indonesia-Jepang

Satu dari 20 penghargaan yang tiap tahun diberikan Jepang untuk orang Indonesia salah satunya diterima oleh Prof. Bambang Wibawarta atas kontribusinya dalam berbagai penelitian, riset, dan pendidikan.

oleh Anissa Rizky Alfiyyah diperbarui 06 Okt 2022, 19:40 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2022, 19:40 WIB
Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A. dan Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia Y.M Kamasugi Kenji
Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A. dan Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia Y.M Kamasugi Kenji. (Liputan6.com/Anissa Rizky)

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia mengadakan upacara penyerahan penghargaan untuk seorang Guru Besar Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) pada Rabu, 5 Oktober 2022.

Upacara yang dilaksanakan di Kediaman Dubes Jepang di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor UI, Wakil Rektor Senior UI, Rektor Senior UI, Dekan FIB UI, dan Sultan Palembang.

Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia Y.M Kamasugi Kenji menyerahkan Penghargaan Menteri Luar Negeri Jepang Tahun 2022 (Reiwa 4) kepada Dosen FIB UI, Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A. atas sumbangsihnya dalam melakukan Promosi Penelitian Jepang di Indonesia.

Dalam sambutannya, Kanasugi Kenji menyebutkan, penghargaan tersebut diberikan kepada Bambang sebagai apresiasi terhadap rangkaian penelitiannya yang telah berkontribusi dalam peningkatan hubungan Indonesia-Jepang. 

Sejak didirikannya Pusat Studi Jepang (PSJ) di UI pada 1995, berbagai macam penelitian tentang kebudayaan dan bahasa di kedua negara tersebut dilakukan.

Setelah Bambang menjabat sebagai Ketua PSJ pada 2006, ia menggelar rangkaian seminar tentang penelitian-penelitian tersebut.

Di antaranya, ia membentuk forum seminar multidisipliner se-Asia, International Society of Takuboku Studies (komunitas akademik internasional yang membahas tentang karya-karya penyair besar Jepang, Takuboku Ishikawa), dan JFest (festival Jepang untuk pemuda di Indonesia).

Saat menjadi Dekan FIB pada 2013-2019, setidaknya 100 mahasiswa Jepang dari Tokyo University, Rikkyo University, dan Dokkyu University mengikuti program pertukaran pelajar ke UI. Bahkan, ia juga mengadakan pertukaran ilmuwan Jepang-Indonesia untuk mempelajari budaya satu sama lain.

Saat ini, lebih dari 700 ribu pelajar Indonesia mempelajari bahasa Jepang. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia dan peringkat kedua di dunia tentang pelajar asing yang melakukan studi Jepang. 

“Prof. Bambang memegang peran penting untuk penelitian Jepang di Indonesia atas kontribusi istimewanya dalam penelitian kebudayaan yang dapat meningkatkan kerjasama di antara Jepang dan Indonesia di masa mendatang,” pungkas Kenji dalam sambutannya.

Bambang mengemukakan, ia merasa terhormat bisa menerima penghargaan luar biasa ini. Ia meneruskan, penghargaan ini bukanlah pencapaiannnya sendiri melainkan hasil karya dari berbagai pihak, termasuk kampus FIB UI dan para ilmuwan Jepang. 

Bambang juga memuji Jepang atas kerjasamanya menjalin hubungan dengan Indonesia.

“Jepang adalah mitra dagang utama, donor pembangunan utama, dan mitra ekspor utama untuk Indonesia. Tak hanya di bidang ekonomi, tapi juga Budaya sebagai medium untuk memperkuat hubungan keduanya,” kata Guru Besar UI tersebut.

Satu dari Ratusan Penghargaan

Penyerahan Penghargaan dari Dubes Jepang untuk Prof. Bambang.
Penyerahan Penghargaan dari Dubes Jepang untuk Prof. Bambang. (Liputan6.com/Anissa Rizky)

Penghargaan yang diterima Bambang merupakan satu dari puluhan penghargaan lain yang diterima oleh orang Indonesia dari Jepang. 

“Setiap tahun kami memberikan ratusan penghargaan seperti ini secara global. Indonesia merupakan salah satu negara yang penting dan setiap tahunnya, kita memberikan 20 penghargaan khusus untuk 20 orang Indonesia yang berkontribusi besar,” ujar Kamasugi Kenji.

Ini bukan pertama kalinya Prof. Bambang mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Jepang. Dilansir dari beberapa sumber, Prof. Bambang pernah memperoleh penghargaan dari Toyota Foundation (2002), The Daido Life International Foundation (2003), The Japan Foundation (1997, 2000), The Toshiba Foundation (2006), Sumitomo Foundation (2007), Japan Society for the Promotion of Science (2004-2006), dan sebagainya. 

“Saya sangat gembira, dalam artian, ini adalah pengakuan terhadap kontribusi hubungan baik Indonesia-Jepang. Karenanya, hubungan Indonesia-Jepang harus terus dipupuk. Jepang juga banyak membantu kita dan ke depannya, hal-hal seperti inilah yang menjadi jembatan bagi hubungan Indonesia-Jepang agar lebih baik lagi,” kata Bambang. 

Penghargaan ini juga merupakan penghargaan besar khusus bagi orang-orang yang kontribusinya sangat besar kepada hubungan bilateral kedua negara. 

Penelitian Bertahun-tahun

Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A.
Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A. (Liputan6.com/Anissa Rizky)

Selain pernah menjabat sebagai ketua PSJ dan mendirikan FKIJ, penelitian panjangnya juga menjadi salah satu alasan mengapa ia yang menerima penghargaan ini. 

“Penghargaan ini didapat melalui proses panjang bertahun-tahun dan dengan berbagai kegitan juga. Saya dulu masuk Universitas Indonesia (UI) pada 1984 kemudian menjadi dosen pada 1989 dan melanjutkan studi saya di Jepang hingga postdoctoral dan selama masa itu banyak hal yang dilakukan. Tidak hanya beberapa karya, tetapi juga turun ke masalah ekonomi politik seperti Economy Partnership Agreement (EPA) Indonesia-Jepang yang kebetulan momennya saat saya menjadi direktur dari Center for Japanese Studies. Saat itu, kami aktif mengadakan diskusi dan memberikan masukan seperti apa sebaiknya kerjasama Indonesia-Jepang,” kata Bambang. 

Ia juga menambahkan bahwa Indonesia juga banyak melakukan riset dengan berkolaborasi bersama ilmuwan-ilmuwan Jepang dan mahasiswa, khususnya mahasiswa Indonesia. Lalu, memang Bambang yang mengirimkan mahasiswa-mahasiswa Indonesia untuk riset tersebut.

“Jadi, penghargaan ini merupakan penghargaan atas akumulasi beberapa hal yang saya lakukan selama puluhan tahun,” tambahnya. 

Penelitian yang dilakukan Bambang berfokus pada modernisasi Jepang atau Jepang Meiji dn ia juga meneliti beberapa hal di era tersebut. 

“JepAng ini setelah masa sakoku menutup diri selama 270 tahun, kemudian mereka membuka diri pada 1868 dan mendapatkan pengaruh barat dari situ sebagai awal mula kerja sama barat dan Jepang. Nah, era 40 tahun itu adalah era paling penting. Kalau kata salah satu sastrawan Jepang, 40 tahun ini sama dengan 300 tahun revolusi industri di barat. Banyak perubahan terjadi,” kata Bambang.

Hubungan Jepang-Indonesia Saat Ini

Duta Besar Jepang Untuk IndonesiaY.M Kamasugi Kenji.
Duta Besar Jepang Untuk IndonesiaY.M Kamasugi Kenji. (Liputan6.com/Anissa Rizky)

Sementara itu, usai upacara penghargaan, Dubes Jepang memaparrkan hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia saat ini. 

Kenji menceritakan, Jepang dan Indonesia memiliki sejarah panjang kerja sama.

Kerja sama Jepang menekankan pada pengembangan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, terciptanya lapangan kerja, kontribusi ekspor Indonesia, dan masih banyak hal lain yang akan dilakukan.

“Kita saling berperan satu sama lain dan memastikan kita dapat menangani berbagai masalah yang ada, termasuk COVID-19, Perang Ukraina, dan tantangan lainnya,” kata Kenji.

Hubungan Jepang-Indonesia sangatlah menguntungkan, Kenji menyebutkan, Indonesia berkontribusi dalam penyediaan tenaga kerja dan pasar untuk Jepang.

“Populasi warga Jepang yang  menipis, sementara populasi warga Indonesia meningkat, Jepang sangat terbuka untuk menerima warga Indonesia bekerja di Jepang. Di Indonesia Jepang berinvestasi di perusahaan-perusahaan dan menjadikan Indonesia sebagi pasar dan pusat ekspor di wilayah ini (Asia),” ujarnya.

Sementara proyek Jepang yang cukup hangat dibicarakan saat ini adalah proyek MRT dengan perluasan railway hingga Stasiun Kota. Selain itu, Jepang juga memiliki proyek pembangunan di Pelabuhan Patimban, Jawa Barat yang dicanangkan akan menjadi pelabuhan penting untuk ekspor di Indonesia. 

“Di masa yang akan datang, akan ada jalur Timur-Barat MRT. Proyek ini masih dalam proses pengkajian. Setelahnya, kami akan memroses proyek ini bersama Kementerian Perhubungan Indonesia,” ucapnya pada wartawan.

(Repoter: Safinatun Nikmah)

Infografis Rudal Korea Utara Ancam Jepang
Infografis Rudal Korea Utara Ancam Jepang
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya