Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Jerman memanggil Duta Besar Iran untuk memprotes tindakan keras aparat keamanan yang sedang berlangsung di negara itu.
“Saya dapat mengonfirmasi pada saat ini bahwa duta besar kami di Teheran dan Duta Besar Iran di Berlin diundang untuk berbicara di kementerian luar negeri masing-masing kemarin," kata Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Andrea Sasse dalam konferensi pers di Berlin, Jumat.
Baca Juga
"Kami telah menegaskan posisi pemerintah federal (Jerman)," ujar Sasse, menambahkan sebagaimana diwartakan Anadolu Ajansi, dikutip dari Antara, Sabtu (29/10/2022).
Advertisement
Ini adalah ketiga kalinya diplomat Iran di Jerman dipanggil sejak dimulainya protes anti rezim yang dipicu oleh kematian perempuan Iran berusia 22 tahun, Mahsa Amini, di dalam tahanan kepolisian.
Polisi susila Iran menangkap Amini karena diduga melanggar aturan berpakaian secara Islam.
Â
Hubungan Jerman - Iran Memburuk
Hubungan Jerman-Iran telah memburuk setelah Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengumumkan sikap yang lebih keras terhadap Teheran karena tindakan keras aparat keamanan terhadap gerakan protes di sana.
Baerbock menyatakan mungkin hubungan bilateral Jerman-Iran tidak akan berjalan seperti biasanya, karena Jerman akan memperketat pembatasan masuk terhadap warga Iran, selain paket sanksi yang telah diumumkan Uni Eropa sebagai tanggapan atas situasi hak asasi manusia di Iran.
Berlin memberlakukan pembatasan visa tambahan pada pemegang paspor dinas dan paspor diplomatik dari Iran. Ada juga pembatasan lebih lanjut pada hubungan bisnis dengan bank-bank Iran.
Puluhan ribu orang juga turun ke jalan-jalan Berlin untuk menyuarakan solidaritas dengan gerakan protes di Iran.
Â
Advertisement
Kemarahan Publik Iran Atas Kematian Mahsa Amini, Asra Panahi
Protes Iran semakin meluas dan semakin sengit akibat kematian Mahsa Amini. Kini amarah publik di Kota Ardabil, barat laut negara itu, kian meledak karena seorang siswi SMA di wilayah itu diduga meninggal akibat pasukan keamanan.
Menurut laporan DW Indonesia yang dikutip Kamis (20/10/2022), publik makin geram setelah laporan bahwa remaja dari etnis minoritas Azeri itu ditemukan meninggal pada Jumat 14 Oktober, setelah dia diduga tewas dipukuli oleh pasukan keamanan Iran.
Sedangkan pihak berwenang membantah laporan tersebut, dan mengatakan bahwa Panahi meninggal karena komplikasi jantung kronis dan pasukan keamanan Iran tidak pernah memukulnya.
Namun, kematian Asra Panahi ini semakin memicu kemarahan publik, di mana protes warga juga masih memanas usai kematian Jina Mahsa Amini yang berusia 22 tahun. Ia dikabarkan tewas setelah ditangkap oleh polisi moral Iran di Teheran, karena dianggap melanggar aturan berpakaian ketat negara Republik Islam tersebut.
Akibatnya, negara Timur Tengah itu harus menghadapi protes massal anti-rezim di seluruh negeri dalam beberapa pekan terakhir.