Polisi Korea Selatan Dirujak Presiden Yoon Suk Yeol Akibat Tragedi Itaewon

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menilai polisi harusnya bisa mencegah tragedi Itaewon.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Nov 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2022, 17:00 WIB
Presiden Korea Selatan Sambangi Lokasi Tragedi Halloween Itaewon
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol (tengah) mengunjungi lokasi di mana ratusan orang tewas dan terluka di Seoul, Minggu (30/10/20220). Korban tewas dalam insiden Halloween di Itaewon, Korea Selatan bertambah menjadi 151 orang, demikian laporan dari BBC. (AP Photo/Lee Jin-man)

Liputan6.com, Seoul - Tragedi Itaewon meninggalkan luka yang mendalam di benak warga Korea Selatan. Lebih dari 150 nyawa melayang akibat kerumunan masif di Itaewon pada acara Halloween di akhir Oktober lalu.

Sejumlah pihak menilai bahwa peristiwa itu dianggap bisa dicegah bila polisi bisa ada antisipasi.

Presiden Yoon Suk Yeol telah resmi meminta maaf kepada masyarakat negaranya akibat tragedi tersebut. Ia pun mengkritik habis-habisan pihak kepolisian yang dinilai tidak sigap. 

Berdasarkan laporan Yonhap, Senin (7/11/2022), juru bicara kepresidenan Lee Jae Myoung berkata Presiden Yoon mengetahui bahwa panggilan darurat ke 112 telah dilakukan beberapa jam sebelum kejadian, yakni pukul 18.34. 

"Bagaimana bisa mengatakan dalam kondisi itu polisi tidak punya kewenangan," ujar Lee Jae Myoung mengutip Presiden Korea Selatan.

"Siapa yang bertanggung jawab mencegah kecelakaan keamanan? Polisi," ujar Presiden Yoon yang juga mengkritik pemadam kebakaran.

Lebih lanjut, Presiden Yoon menganggap tidak masuk akal jika polisi tidak menyadari bahwa akan lebih banyak orang yang datang. Ia yakin polisi Korsel bukan kaleng-kaleng. 

"Mereka punya kapabilitas informasi yang luar biasa, jadi kenapa mereka menonton dengan melongo selama empat jam?" ujar Presiden Yoon. Tragedi Itaewon dimulai sekitar pukul 22.00. 

"Mereka ada di TKP. Mereka harusnya mengambil tindakan meski tidak ada panggilan ke 112. Bagaimana kamu bisa bilang kamu tak bisa menjawab karena sistem yang buruk? Memang tragedi Itaewon terjadi karena sistem buruk? Saya tidak paham," ucap Presiden Yoon Suk Yeol.


Presiden Korea Selatan Resmi Minta Maaf

Tumpukan Bunga dan Pesan Duka untuk Korban Tragedi Halloween Itaewon
Pelayat memberikan penghormatan pada peringatan darurat untuk para korban akibat kerumunan massa dalam tragedi Halloween yang mematikan, di luar stasiun kereta bawah tanah di distrik Itaewon di Seoul, Kamis (3/11/2022). Tragedi perayaan halloween di distrik Itaewon, Korea Selatan, pada Sabtu, 19 November lalu menelan korban hingga 156 jiwa termasuk 26 warga asing. (Photo by Jung Yeon-je / AFP)

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol meminta maaf secara resmi kepada masyarakatnya pada Senin (7/11/2022) atas tragedi pesta Halloween di Itaewon. Ia mengatakan akan menjamin investigasi yang menyeluruh terkait insiden mematikan itu dan meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang semestinya bertanggung jawab.

Yoon Suk Yeol menyatakan hal itu dalam pertemuan yang digelar untuk meninjau pengendalian massa dan peraturan keselamatan lainnya setelah tragedi yang menewaskan 156 orang pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022. Pertemuan itu juga dihadiri oleh perdana menteri, menteri keuangan, menteri dalam negeri, sejumlah anggota kabinet, pakar sipil tentang masalah bencana dan keselamatan, serta polisi garis depan dan petugas pemadam kebakaran, dan pembuat kebijakan utama Partai Kekuatan Rakyat. 

"Saya tidak berani membandingkan diri saya dengan orangtua yang kehilangan putra-putrinya, tetapi sebagai presiden yang harus melindungi kehidupan dan keselamatan rakyat, saya berduka dan hati saya berat," katanya, dikutip dari Yonhap.

"Saya meminta maaf dan meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan yang menghadapi tragedi yang tak terlukiskan dan kepada bangsa yang berbagi rasa sakit dan kesedihan."

Pernyataan itu dilihat sebagai permintaan maaf resmi pertamanya kepada negara, meskipun sebelumnya sudah meminta maaf dalam sambutannya selama upacara peringatan kematian korban secara Buddha dan Kristen.

Yoon kembali menyerukan kepada jajarannya untuk menangani dampak dari tragedi Itaewon secara bertanggung jawab. Ia juga mendesak untuk memperbaiki peraturan antibencana dan keselamatan yang sudah ada untuk membuat negara lebih aman.

"Khususnya, untuk melindungi keselamatan masyarakat, kita membutuhkan inovasi besar dalam cara polisi bersiap menghadapi risiko dan mencegah kecelakaan," katanya. "Saya akan memastikan kebenaran ditentukan secara menyeluruh mengenai tragedi ini dan mengungkapkan prosesnya kepada publik secara transparan tanpa meninggalkan jejak keraguan."


Pencegahan

Pesta Haloween di Itaewon Tewaskan 120 Orang Akibat Berdesakan
Seseorang, yang diyakini menderita serangan jantung, diangkut dengan tandu di distrik kehidupan malam populer Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Lebih dari 140 ambulans dikerahkan ke tempat kejadian untuk membantu mengevakuasi para korban tragedi Halloween Itaewon. (Photo by JUNG YEON-JE / AFP)

Menurut The Korea Herald, festival Halloween Itaewon merupakan event tahunan yang memang jor-joran dipromosikan di area tersebut. Ini adalah festival Halloween Itaewon pertama yang digelar tanpa pembatasan COVID-19. 

Pemerintah Korea Selatan turut berkata kehadiran lebih banyak polisi kemungkinan tak bisa mencegah tragedi Itaewon. Yonhap melaporkan pihak kepolisian mengakui sulit menangani acara tanpa organizer yang jelas ini.

Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno berkata yang seharusnya dilakukan adalah menyediakan link pendaftaran agar mengetahui berapa yang akan hadir serta untuk memahami kapasitas area.

"Sangat disayangkan sebetulnya, apalagi acaranya gak jelas waktu itu kapasitasnya berapa orang, kemudian tak terinformasikan dengan baik apakah tidak ada penutupan jalan atau pengamanan yang beroperasi di sana untuk membatasi orang atau pengunjung untuk masuk ke situ," ujar Pauline Suharno kepada Liputan6.com, Senin (31/10).

Pauline berkata meski tidak ada tiket yang dijual, seharusnya ada pendaftaran agar otoritas setempat bisa mengetahui animo masyarakat.

Ia menyebut masyarakat Korea Selatan sedang euforia karena pelonggaran aturan COVID-19, sehingga sedang jor-joran ingin pesta. Namun, ia menyayangkan tragedi ini tak bisa dicegah pihak berwenang.

"At least kalau misalnya memang tidak ada tiket yang dibeli pun tak apa, tapi paling tidak ada pendaftaran supaya bisa ketahuan kapasitasnya berapa, dan animonya seperti apa. Sangat disayangkan hal itu tidak dilakukan," jelas Pauline. 


Masih Aman ke Korea Selatan

Pesta Haloween di Itaewon Tewaskan 120 Orang Akibat Berdesakan
Staf medis merawat seseorang di atas tandu di distrik kehidupan malam populer Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022) . Orang-orang dalam kerumunan di gang sempit itu dikabarkan sempat saling dorong. Selain berdesakan, banyak pula yang terinjak-injak hingga jumlah korban tewas dalam pesta Halloween di Itaewon melonjak. (Photo by JUNG YEON-JE / AFP)

Lebih lanjut, Pauline berkata semestinya untuk acara besar ada personel keamanan dan medis yang bersiaga di area. Hal ini disebut penting juga untuk dipelajari bagi Indonesia. 

Panitia lokal pun diharapkan menyiapkan anggaran untuk memastikan keamanan acara dan pengunjung. Namun, Pauline berkata kadang-kadang panitia malah cuek karena merasa sudah punya izin keramaian. 

"Kalau tidak kita membayar keamanannya sendiri, kan enggak ada yang ngurusin kita. Jadi kita mau enggak mau sebagai organizer harus membayar, harus mau membayar untuk biaya pengamanan, sehingga akan ada orang-orang profesional yang membantu kita mengatasi hal-hal tersebut," jelas Pauline. 

"Seperti sisi medis, harus ada ambulans standby. Harus ada ini. Harus ada itu. Lalu pengamanan bukan cuman dengan izin keramaian sudah cukup," tegasnya.

Terkait kunjungan ke Korea Selatan, Pauline berkata kunjungan ke negara tersebut masih aman, meski ia menyayangkan tragedi Itaewon.

Infografis Mudanya Korban Tewas & Luka Tragedi Pesta Halloween Itaewon Korea Selatan
Infografis Mudanya Korban Tewas & Luka Tragedi Pesta Halloween Itaewon Korea Selatan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya