Panglima Militer Amerika Serikat dan Ukraina Bertemu di Polandia, Bahas Apa?

Panglima militer AS Jenderal Mark Milley dan panglima militer Ukraina Valerii Zaluzhnyi sudah sering membahas kondisi perang, namun keduanya belum pernah bertemu langsung.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Jan 2023, 11:07 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2023, 11:07 WIB
Perjuangan Tentara Medis Militer Ukraina di Medan Pertempuran Melawan Rusia
Petugas medis militer memasukkan jenazah tentara yang tewas dalam pertempuran ke dalam kantong plastik dekat Kremenna di wilayah Luhansk, Ukraina, 16 Januari 2023. Hingga saat ini pejabat Ukraina menolak untuk mengonfirmasi jumlah korban dalam perangnya dengan Rusia, setelah ketua Komisi Uni Eropa pada akhir November 2022 lalu memperkirakan bahwa "lebih dari 20.000 warga sipil dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas di Ukraina hingga saat ini." (AP Photo/LIBKOS)

Liputan6.com, Warsawa - Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley dilaporkan mengunjungi Polandia dan berbicara dengan panglima militer Ukraina Valerii Zaluzhnyi pada Selasa (17/1/2023). Kedua pemimpin sudah sering berbicara tentang kondisi perang, namun belum pernah bertemu langsung.

Juru bicara Milley, Kolonel Dave Butler, mengatakan bahwa kedua jenderal itu merasa penting untuk bertemu langsung.

"Mereka telah berbicara secara teratur dan telah mengenal satu sama lain," kata Butler seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (18/1). "Mereka membahas secara rinci tentang pertahanan yang coba dilakukan Ukraina terhadap agresi Rusia."

Jenderal Milley, sebut Butler, didampingi enam staf senior dan bepergian dengan mobil saat akan bertemu Zaluzhnyi.

Menurut Butler, pertemuan tersebut akan memungkinkan Jenderal Milley untuk menyampaikan kebutuhan mendesak Ukraina kepada para pemimpin militer lainnya selama serangkaian pertemuan penting yang berlangsung pekan ini.

"Melalui pembicaraan rutin (dengan Zaluzhnyi), Jenderal Milley akan dapat menggambarkan kondisi taktis dan operasional medan perang serta apa yang dibutuhkan militer Ukraina," terang Butler.

Lebih dari 600 tentara Ukraina dilaporkan telah memulai program pelatihan di Grafenwoehr di Jerman.

Tatap muka Milley dan Zaluzhnyi berlangsung di tengah desakan untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina, termasuk pelatihan pasukan oleh AS dan penyediaan sejumlah peralatan tempur seperti rudal dan tank dari sekutu Barat lainnya.

AS Larang Pejabat Militernya ke Ukraina

Perjuangan Tentara Medis Militer Ukraina di Medan Pertempuran Melawan Rusia
Petugas medis militer membantu tentara yang terluka ke dalam kendaraan evakuasi dekat Kremenna di wilayah Luhansk, Ukraina, 16 Januari 2023. Hingga saat ini pejabat Ukraina menolak untuk mengonfirmasi jumlah korban dalam perangnya dengan Rusia, setelah ketua Komisi Uni Eropa pada akhir November 2022 lalu memperkirakan bahwa "lebih dari 20.000 warga sipil dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas di Ukraina hingga saat ini." (AP Photo/LIBKOS)

Butler menjelaskan lebih lanjut bahwa sebelumnya Zaluzhnyi dijadwalkan melakukan perjalanan ke Brussel dalam minggu ini untuk melakukan pertemuan dengan pejabat NATO. Namun, entah kenapa kunjungan tersebut dibatalkan, hingga akhirnya ia melangsungkan pertemuan dengan Milley di dekat perbatasan Polandia.

Ketika sejumlah pejabat sipil AS tetap mengunjungi Ukraina, pemerintahan Presiden Joe Biden telah menegaskan bahwa tidak ada pejabat militer AS yang akan memasuki Ukraina selain yang terkait dengan kedutaan besar AS di Kyiv.

Perubahan Kondisi Medan Perang

Pasukan Ukraina Gempur Rusia Pakai Howitzer M777 Pasokan AS di Kherson
Tentara Ukraina menggempur posisi Rusia menggunakan Howitzer M777 yang dipasok Amerika Serikat (AS) di wilayah Kherson, Ukraina, 9 Januari 2023. Memasuki hari ke-321 peperangan, konflik di antara Rusia dengan Ukraina sampai saat ini terus berlanjut dan belum terlihat akan segera berakhir. (AP Photo/Libkos)

Pertemuan Milley dan Zaluzhnyi memulai serangkaian pertemuan tingkat tinggi para pemimpin militer dan pertahanan minggu ini. Milley dan mitranya akan bertemu di Brussel pada Rabu dan Kamis. Kemudian, Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina akan berkumpul di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Kamis dan Jumat.

Pertemuan tersebut diharapkan fokus pada kebutuhan militer Ukraina mengingat perubahan musim. Medan perang pada musim dingin kini telah berubah menjadi jalan dan ladang berlumpur di musim semi.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah Economist pada Desember 2022, Zaluzhnyi mengatakan Ukraina membutuhkan 300 tank, 600-700 kendaraan tempur infanteri, dan 500 Howitzer untuk memukul mundur penjajah.

Merespons permintaan Ukraina, Inggris menjanjikan pengiriman satu skuadron Challenger 2. Namun, jumlah itu dinilai terlalu sedikit.

Tank-tank Abrams pabrikan AS dinilai terlalu banyak menghabiskan bahan bakar untuk diterjunkan dalam jumlah besar di Ukraina.

Sementara itu, Polandia dan Finlandia telah mengatakan bersedia mengirim Leopard, namun dengan catatan jika Berlin memberikan persetujuan ekspor ulang.

Belanda Berencana Kirim Rudal Patriot

FOTO: Tanda Perdamaian Raksasa dari Belgia untuk Perang di Ukraina
Bendera Ukraina berkibar ditiup angin saat tanda perdamaian raksasa dipasang para demonstran jelang KTT Uni Eropa dan NATO di Brussels, Belgia, 22 Maret 2022. Pengunjuk rasa meminta para pemimpin Uni Eropa memberlakukan larangan penuh terhadap bahan bakar Rusia. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

Secara terpisah, Belanda berencana untuk mengirim sistem pertahanan rudal Patriot ke Ukraina. Demikian dilaporkan kantor berita Belanda ANP, yang mengutip pernyataan Perdana Menteri Mark Rutte pada Selasa.

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan sekutu NATO menyampaikan pesan yang jelas kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dengan meningkatkan pasokan senjata mereka ke Ukraina.

"Pesan yang kami kirim ke Putin… adalah bahwa kami membuat komitmen untuk mendukung Ukraina sampai mereka menang," kata Cleverly dalam forum Center for Strategic and International Studies di Washington.

Puluhan ribu orang terbunuh dan jutaan orang terusir dari rumah mereka sejak Rusia meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus" untuk menghilangkan ancaman keamanan di Ukraina pada Februari tahun lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya