Liputan6.com, Jakarta - Apa yang muncul di benak Anda jika mendengar kata Valentine?
Pasti dekorasi berwarna merah, merah muda, hiasan boneka hingga cokelat. Ada satu hal lagi yang erat kaitannya dengan perayaan Valentine, yakni bunga mawar merah.
Namun, tahukah Anda mengapa mawar merah sangat identik dengan perayaan Hari Kasih Sayang tersebut?
Advertisement
Dilansir dari laman Glam, Jumat (20/1/2023), bunga disebut memiliki arti dan bahasanya sendiri selama berabad-abad.
Menurut Museum Selection, orang biasa saling mengirim bunga selama Era Victoria untuk menyampaikan dan berbagi pesan rahasia. Ada bunga yang mengisyaratkan keinginan untuk menjadi teman, dan juga makna-makna tersirat lainnya.
Warna merah adalah salah satu yang paling banyak digunakan di dunia, sebagai pertanda berbagai bentuk emosi.
Merah dapat mewakili banyak emosi, termasuk cinta dan gairah. Perasaan inilah yang muncul ke permukaan ketika seseorang melihat bunga merah atau simbol hati merah: mereka memikirkan orang yang mereka cintai dan keinginan di balik warna itu.
Merah selalu dikaitkan dengan latar belakang yang berapi-api. Seentara itu kemarahan juga terhubung dengan warna merah, emosi tingkat tinggi inilah yang membuat darah dan jantung terpompa memicu warna tersebut muncul.
Eksistensi mawar merah sebenarnya bisa ditelusuri kembali ke waktu hingga 35 juta tahun lalu, menurut Kremp Florist. Fosil bunga dari masa itu dapat membuktikan keberadaannya bertahun-tahun yang lalu.
Tetapi, sejarah di balik mawar merah penuh dengan pengetahuan dan mitos sekaligus kebenaran.
Terkait Sejarah Yunani
Terkait dengan sejarah Yunani, bunga-bunga ini dianggap sebagai ciptaan dewi agung Aphrodite.
Aphrodite merupakan dewi yang darahnya berubah menjadi mawar putih yang kemudian berwarna merah ketika dia menemukan kekasihnya Adonis sekarat setelah serangan babi hutan. Dia menginjak duri saat menuju sang pujaan hati dan ini menjadi awal mula sejarah mawar merah menjadi bunga ikonik (atau begitulah Mitologi Yunani menceritakannya).
Sementara itu, sekelompok lainnya menganggap bahwa sejarah mawar merah berasal dari Cleopatra VII.
Dia dikenal menggunakan kelopak mawar sebagai aroma pribadinya, dan Ancient Origins mencatat bahwa ini adalah ritual setiap kali dia muncul di depan umum.
Advertisement
Perkembangan Sejarah
Baru setelah orang Romawi mengambil alih kisah Aphrodite, mengubahnya menjadi Venus untuk dongeng mereka, mawar secara resmi berubah menjadi bunga cinta dan gairah. Itu sudah dianggap sebagai artefak romantis bagi orang Yunani, tetapi juga diselimuti kesedihan.
Penggunaan kelopak untuk segala hal, mulai dari confetti hingga alat peraga selama hubungan romantis membuat mawar sangat populer selama puncak Kekaisaran Romawi, meskipun University of Illinois Extension mencatat bahwa mereka tumbuh dan dirawat di Timur Tengah.
Selama abad ke-18, mawar diceritakan datang ke Eropa. Pada titik ini, bunga-bunga ini tidak hanya diasosiasikan dengan kebangsawanan, tetapi juga dengan cinta.
Kemudian pada abad ke-19, terlahir gagasan "bahasa bunga", yang mendorong orang Victoria untuk mengomunikasikan perasaan mereka melalui karangan bunga atau kumpulan bunga.