2 Orang Tewas dan 53 Lainnya Hilang Akibat Tambang Batu Bara Runtuh di China

Presiden China Xi Jinping menuntut upaya habis-habisan dalam pencarian dan penyelamatan yang hilang dan perawatan bagi yang terluka.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Feb 2023, 06:42 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2023, 06:34 WIB
Ilustrasi batu bara
Ilustrasi batu bara. Photo by Freepik

Liputan6.com, Beijing - Sebuah tambang batu bara terbuka runtuh di wilayah utara Mongolia Dalam, China, pada Rabu (22/2/2023), menewaskan sedikitnya dua orang dan menyebabkan 53 orang hilang.

Kantor berita resmi Xinhua melaporkan, orang-orang terkubur di bawah puing-puing tambang di Alxa League. Enam orang yang terluka berhasil diselamatkan.

"Presiden China Xi Jinping menuntut upaya habis-habisan dalam pencarian dan penyelamatan yang hilang dan perawatan bagi yang terluka," lapor Xinhua seperti dilansir AP, Kamis, (23/2).

Lebih dari 300 petugas penyelamat, yang mengoperasikan 129 kendaraan penyelamat berpartisipasi dalam pencarian tersebut.

Menurut The Paper, perusahaan yang menjalankan tambang, Inner Mongolia Xinjing Coal Industry Co. Ltd., didenda tahun lalu karena berbagai pelanggaran keselamatan mulai dari rute akses yang tidak aman ke permukaan tambang hingga penyimpanan bahan yang mudah menguap yang tidak aman dan kurangnya pelatihan untuk pengawas keselamatannya.

Mongolia Dalam adalah wilayah utama untuk penambangan batu bara dan berbagai mineral serta tanah jarang, yang menurut para kritikus telah merusak lanskap asli pegunungan, stepa berumput, dan gurun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kecelakaan Industri dan Konstruksi China

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

China sangat bergantung pada batu bara untuk pembangkit listrik, tetapi telah mencoba mengurangi jumlah kecelakaan tambang yang mematikan melalui penekanan yang lebih besar pada keselamatan dan penutupan operasi kecil yang tidak memiliki peralatan yang diperlukan.

Sebagian besar kematian akibat pertambangan dikaitkan dengan ledakan yang disebabkan oleh penumpukan metana dan debu batu bara atau karena tenggelam yang disebabkan oleh penambang yang menerobos lubang yang telah ditinggalkan karena banjir.

China telah mencatat banyak kecelakaan industri dan konstruksi yang mematikan dalam beberapa bulan terakhir. Hal tersebut dipicu pelatihan dan peraturan keselamatan yang buruk, korupsi pejabat, dan kecenderungan untuk mengambil jalan pintas oleh perusahaan yang mencari keuntungan.

Dalam salah satu insiden terburuk baru-baru ini, 38 orang tewas dalam kebakaran di sebuah perusahaan yang berurusan dengan bahan kimia dan barang industri lainnya di Provinsi Henan. Diduga kuat insiden terjadi karena pekerjaan pengelasan yang tidak aman.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya