Kisah Batu Misterius Stone of Scone di Penobatan Raja Inggris Charles III

Batu misterius Stone of Scone memiliki sejarah panjang dalam upacara penobatan raja-raja Skotlandia dan Inggris. Batu itu akan diletakkan di bawah kursi penobatan saat Raja Charles III dimahkotai.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Mar 2023, 08:09 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2023, 08:09 WIB
Stone of Scone memiliki banyak legenda dan berperan penting dalam upacara penobatan raja-raja Skotlandia dan Inggris.
Stone of Scone memiliki banyak legenda dan berperan penting dalam upacara penobatan raja-raja Skotlandia dan Inggris. (Dok. Historic Environment Scotland)

Liputan6.com, London - Upacara penobatan Raja Charles III dari Kerajaan Inggris kelak sarat dengan benda-benda kuno bersejarah. Salah satunya, bahkan disebut misterius, yaitu Stone of Scone atau Batu Penobatan atau Batu Takdir atau Batu Bantal Yakub atau Batu Berbicara yang akan ditempatkan di bawah kursi penobatan.

Dikutip dari situs Westminster Abbey, Senin (13/3/2023), banyak legenda tentang Stone of Scone. Tradisi mengidentifikasi batu tersebut sebagai tempat Yakub menyandarkan kepalanya di Betel.

"Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya." (Kejadian 28:18)

Legenda mengatakan bahwa putra Yakub membawa Stone of Scone ke Mesir dan oleh Raja Gathelus, batu tersebut kemudian dibawa ke Spanyol. Sekitar 700SM, Stone of Scone dibawa ke Irlandia oleh Simon Brech, anak dari raja Spanyol saat dia menginvasi pulau itu.

Di Irlandia, Stone of Scone ditempatkan di atas Bukit Tara yang disucikan. Stone of Scone disebut Batu Takdir atau Batu Berbicara karena ketika raja-raja Irlandia duduk di atasnya saat penobatan, batu itu disebut akan mengerang keras jika yang bersangkutan adalah ras bangsawan, sementara akan tetap diam  jika sebaliknya.

"Pada tahun 496M, batu dimiliki oleh Raja Fergus Mor MarcEirc yang memerintah Dalriada, sebuah kerajaan yang membentang di Laut Irlandia dan menggabungkan bagian dari Skotlandia Barat," tutur sejarawan yang juga jurnalis David Hume seperti dilansir BBC.

Menurut Hume, Fergus membawa Stone of Scone dari Irlandia ke Skotlandia ketika dia memindahkan kursi kerajaannya ke Dunnadd di Argyll pada tahun 498. Oleh Kenneth MacAlpin, Stone of Scone disimpan di biara di Scone.

Menyampingkan berbagai mitos, Stone of Scone telah menjadi objek pemujaan orang Skotlandia selama berabad-abad. Di atas Scone of Stone, raja-raja mereka hingga John Balliol pada tahun 1292 dimahkotai.

Fakta-fakta Stone of Scone:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

  • Memiliki berat 152kg.
  • Dibuat dari batu pasir.
  • Berbentuk persegi panjang dengan ukuran 66cm x 41cm x 28cm.

Stone of Scone Dipindahkan ke Westminster Abbey

Stone of Scone
Stone of Scone memiliki banyak legenda dan berperan penting dalam upacara penobatan raja-raja Skotlandia dan Inggris. (Dok. Historic Environment Scotland)

Dilansir situs Britannica, ketika Raja Edward I menginvasi Skotlandia pada tahun 1296, dia memboyong Stone of Scone sebagai rampasan perang ke Westminster Abbey. Raja Edward I kemudian memerintahkan pembuatan kursi penobatan yang dapat memuat Stone of Scone di bawahnya dan kursi itu mulai digunakan sejak 1308.

<p>Stone of Scone ditempatkan di bawah kursi penobatan dalam setiap upacara penobatan Kerajaan Inggris sejak tahun 1908. (Dok. Twitter/@wabbey)</p>

Sebuah rumor menyebutkan bahwa biarawan di Scone menyembunyikan Stone of Scone yang asli di Sungai Tay dan berhasil mengelabui pasukan Inggris. Hingga kini, rumor itu tetap rumor dan meskipun Skotlandia belum menjadi bagian dari Britania Raya, batu yang diambil Raja Edward I secara simbolis memberikan kekuasaan kepada raja Inggris atas Skotlandia.

Pada tahun 1914, berlangsung aksi untuk memperjuangkan hak pilih perempuan di Inggris. Para peserta aksi kemudian menanam bom berisi mur dan baut di samping kursi penobatan.

Pengeboman itu disebut tidak menyebabkan kondisi serius, namun lebih dari 30 tahun kemudian baru diketahui bahwa deflagrasi menyebabkan Stone of Scone pecah jadi dua.

Selama Perang Dunia II, kekhawatiran akan pengeboman Jerman membuat Stone of Scone "dikubur" di bawah Westminster Abbey, sementara kursi penobatan dipindahkan ke Katedral Gloucester sampai perang usai.

Stone of Scone juga sempat dicuri oleh Nasionalis Skotlandia pada 25 Desember 1950. Setelah berhasil ditemukan dan dikembalikan ke Westminster Abbey pada April 1951, batu itu disimpan di lemari besi dan tidak ditempatkan di bawah kursi penobatan sampai Februari 1952, setelah sejumlah langkah rumit dilakukan demi keamanannya.


Stone of Scone Dikembalikan ke Skotlandia

Penobatan Raja Inggris Charles III dan Permaisuri Camilla akan berlangsung pada 6 Mei 2023 di Westminster Abbey.
Penobatan Raja Inggris Charles III dan Permaisuri Camilla akan berlangsung pada 6 Mei 2023 di Westminster Abbey. (Dok. royal.uk)

Pada 3 Juli 1996, perdana menteri Inggris saat itu John Mayor mengumumkan bahwa Stone of Scone akan dikembalikan pada akhir tahun ke Skotlandia untuk kemudian disimpan di Kastil Edinburgh. Namun, batu itu akan tetap berada di Westminster Abbey saat upacara penobatan.

Situs edinburghcastle mengonfirmasi, "Batu hanya akan meninggalkan Skotlandia lagi untuk upacara penobatan di Westminster Abbey."

"Ketika batu itu dikembalikan ke Skotlandia pada tahun 1996, proses mengeluarkannya dari (bawah) kursi membutuhkan kehati-hatian untuk memastikan keduanya terlindungi seluruhnya," jelas Kepala Koleksi & Konservasi Terapan di Lingkungan Bersejarah Skotlandia Kathy Richmond seperti dilansir BBC.

Prosedur yang sama akan berulang jelang penobatan Charles III pada 6 Mei 2023.

Mengingat sejarah dan signifikansi Stone of Scone, detail tentang kapan dan bagaimana batu itu akan diangkut adalah rahasia yang dijaga ketat.

 

Infografis 8 Urutan Pewaris Takhta Kerajaan Inggris Setelah Raja Charles III. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 8 Urutan Pewaris Takhta Kerajaan Inggris Setelah Raja Charles III. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya