Liputan6.com, Jakarta - Konselor Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Derek Chollet, beserta delegasi antar lembaga dijadwalkan untuk kunjungan ke Indonesia dan Thailand pada tanggal 20-24 Maret 2023.
Merujuk pernyataan tertulis Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, Senin (20/3/2023), dalam kunjungan ke Indonesia dan Thailand tersebut, disebutkan bahwa Konselor Chollet hendak bertemu dengan para pemimpin senior dan pemangku kepentingan utama terkait isu-isu bilateral dan regional.
Kunjungan ke Indonesia, yaitu Jakarta, dimaksudkan untuk membahas Kemitraan Strategis Amerika Serikat-Indonesia dengan para pejabat senior pemerintahan Indonesia.
Advertisement
Selain itu, juga untuk menegaskan kembali mengenai komitmen bersama atas hubungan kerja sama dalam prakarsa ekonomi, keamanan, dan energi.
Kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada tahun ini pun akan menjadi salah satu pembahasan, Chollet akan membahas tujuan Indonesia sebagai sebagai ketua ASEAN.
Ia juga akan menekankan komitmen AS terhadap sentralitas ASEAN, Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, serta dukungan untuk keamanan dan kemakmuran mitra.
Dalam pernyataan tertulis yang sama, disebutkan bahwa Chollet menantikan keterlibatan dengan pemerintah dan pemimpin masyarakat sipil, organisasi non pemerintah, dan pemimpin pemuda di kedua negara.
“Keterlibatan tersebut adalah untuk memajukan hubungan antar masyarakat,” kata Kantor Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan tertulis yang diterima Senin (20/3/2023).
“Menjunjung tinggi komitmen terhadap demokrasi dan hak asasi manusia,” tambah pernyataan tersebut.
Konselor Chollet juga Akan Kunjungi Thailand
Selain mengunjungi Indonesia, Chollet beserta delegasi antar lembaga juga akan sambangi Thailand di rentang lima hari kunjungan Indonesia-Thailand.
Berbeda dengan kunjungan ke Indonesia, selain bertemu para pemimpin senior dan pemangku kepentingan Thailand, kedatangannya ke Thailand juga merupakan upaya untuk mengatasi krisis yang memburuk di Myanmar dan mencari penyelesaian damai dan adil.
Selain itu, pertemuan Chollet dengan pejabat senior pemerintah Thailand juga untuk menggarisbawahi komitmen mendalam AS terhadap aliansi AS-Thailand.
Chollet akan membahas bagaimana kedua negara tersebut dapat memperkuat kerja sama bilateral dalam berbagai isu.
Juga bertujuan untuk menegaskan kembali sentralitas ASEAN, memperluas kerjasama kesehatan dan iklim, serta memperkuat kerja sama untuk mencapai perdamaian di Myanmar.
Melalui kunjungan ini, Chollet nantikan keterlibatan berbagai lapisan masyarakat dari kedua negara untuk ikut serta memajukan hubungan antar masyarakat.
Advertisement
Indonesia dan Amerika Serikat Sepakat Kerja Sama Energi Bersih, Termasuk Teknologi Pintar di IKN
Sudah sejak lama, Amerika Serikat dan Indonesia menjalin kerja sama di berbagai bidang atau sektor, termasuk kerja sama terkait energi bersih.
Pemerintah RI melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Amerika Serikat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Clean Energy Working Group Indonesia-Amerika Serikat. Kesepakatan ini menandai pendirian kelompok kerja untuk pengembangan energi bersih di Indonesia.
MoU tersebut ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana bersama Assistant Secretary of Commerce dan Director General of the US and Foreign Commercial Service, US Department of Commerce Arun Venkataraman.
Rida menyampaikan, MoU Clean Energy Working Group akan menjadi dasar dari kerja sama serta mendorong kerja sama bilateral di bidang energi bersih. Termasuk mempromosikan teknologi kota pintar untuk ibu kota Nusantara alias IKN.
"MoU ini akan menjadi dasar hubungan kerjasama serta mendorong dan mempromosikan kerjasama bilateral di bidang energi bersih dan terbarukan di Indonesia. Ini akan mencakup berbagai bidang, seperti CCUS, keamanan siber, teknologi SMR, panas bumi, bioetanol, dan teknologi kota pintar untuk ibu kota baru, IKN," jelasnya di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (16/3/2023).
Adapun kerjasama kedua negara ini juga akan menggantikan MoU Power Working Group yang sebelumnya ditandatangani pada 2015.
Menilik Peluang Kerja Sama dengan Amerika Serikat terkait Pemagangan
Selain dari banyaknya hubungan kerja sama yang telah terjalin, Indonesia juga AS terus menerus menggali potensi kerja untuk bekerja sama di berbagai bidang lainnya.
Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan melakukan pertemuan bilateral dengan delegasi Amerika Serikat pada Selasa (10/5/2022) di Yogyakarta. Pertemuan bilateral tersebut membahas kerja sama terkait pemagangan.
Pertemuan bilateral ini terjadi di sela-sela pertemuan Kedua Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan G20 (The 2nd Employment Working Group/EWG Meeting).
Staf Khusus Menaker, Hindun Anisah mengatakan, Amerika Serikat tengah membuka 11 juta lowongan kerja. Amerika Serikat juga disebutnya tengah mengembangkan program pemagangan guna memberikan pengalaman kerja bagi tenaga kerja muda.
"Pada pertemuan tadi, kita jajaki apakah ada peluang untuk menerima pemagangan dari Indonesia. Pemagangan ini kan bagus. Karena selain belajar ke Amerika Serikat yang notabene secara keterampilan para pekerja di sana lebih bagus," kata Hindun.
Menurutnya, budaya kerja di Amerika Serikat mirip dengan budaya kerja di Jepang, yakni gigih. Berdasarkan pengalaman program pemagangan di Jepang, peserta pemagangan dari Indonesia selain mengambil manfaat belajar hard skill-nya, juga mengambil manfaat budaya kerjanya.
Advertisement