Dubes Ukraina Bawa Semangat Damai Ramadhan, Sayangkan Invasi Rusia Tak Kunjung Usai

Invasi Rusia terhadap Ukraina yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun masih belum menunjukkan titik akhir. "... Apapun yang dilakukan oleh warga Ukraina saat ini adalah perjuangan menuju perdamaian".

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Apr 2023, 18:46 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 18:46 WIB
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam acara screening film “Hostomel: The Story of One House” yang diadakan Kedutaan Besar Ukraina dan Foreign Policy Community in Indonesia (FPCI) pada Selasa (11/4/2023).
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam acara screening film “Hostomel: The Story of One House” yang diadakan Kedutaan Besar Ukraina dan Foreign Policy Community in Indonesia (FPCI) pada Selasa (11/4/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyayangkan invasi Rusia terhadap Ukraina yang tak kunjung usai, sambil menyinggung semangat perdamaian di bulan Ramadhan. Ia bahkan belum bisa mengatakan tanda-tanda berakhirnya perang antara kedua negara.

"Ini bulan suci Ramadhan yang membawa semangat perdamaian, dan itu yang sedang kami perjuangkan (perdamaian)," ujarnya dalam acara screening film "Hostomel: The Story of One House" yang diadakan Kedutaan Besar Ukraina bekerja sama dengan Foreign Policy Community in Indonesia (FPCI) pada Selasa (11/4/2023).

Dubes Vasyl Hamianin mengatakan bahwa ia tidak tahu kapan perang itu akan berakhir, sambil terus mengupayakan perdamaian.

"Saya tidak bisa mengatakan jelas kapan ini semua kapan berakhir, tapi apapun yang dilakukan oleh warga Ukraina saat ini adalah perjuangan menuju perdamaian," tambahnya.

Perjuangan yang dilakukan, kata dia, bukan hanya untuk masyarakat Ukraina tetapi juga untuk masyarakat dunia.

"Jadi, kita semua bisa lebih bersatu, terlepas fakta bahwa kita dipecah belah," katanya lagi.

Dubes Hamianin menyampaikan harapannya bahwa dunia juga turut mendukung Ukraina dalam memperjuangkan perdamaian, yang menurutnya, perang saat ini bukan lagi soal perebutan wilayah namun juga melawan kediktatoran dan memperjuangkan nilai demokrasi.

"Kami berdoa untuk perang ini, agresi di negara saya ini berakhir secepat mungkin. Dan kami tidak hanya berdoa kami berjuang untuk itu setiap hari, setiap menit. Dan saya berharap seperti semua orang di dunia, menyadari, memahami, dan mendukungnya,” tambahnya.

Lewat film dokumenter bertajuk "Hostomel: The Story of One Hous" karya sutradara Victor, diceritakan tentang bagaimana perjuangan yang dialami warga Ukraina selama satu tahun belakangan. Ketika hidupnya jadi tak tenang sejak serangan Rusia pertama pada 24 Februari 2022 lalu.

Film itu mengangkat pandangan langsung dari banyak warga Hostomel, kota dekat Kyiv, yang berhadapan dengan serangan setiap harinya. Beberapa menceritakan bagaimana mereka berjuang bertahan hidup ketika ada serangan hingga bagaimana berusaha kabur ke wilayah yang lebih aman menggunakan mobil.

"Jadi kami berjuang untuk perdamaian, melindungi perdamaian dan mari berdoa untuk perdamaian," ujar Hamianin lagi.

Bukan Hal yang Diinginkan Dunia

Pendiri FPCI Dino Patti Djalal alam acara screening film “Hostomel: The Story of One House” yang diadakan Kedutaan Besar Ukraina dan Foreign Policy Community in Indonesia (FPCI) pada Selasa (11/4/2023).
Pendiri FPCI Dino Patti Djalal dalam acara screening film “Hostomel: The Story of One House” yang diadakan Kedutaan Besar Ukraina bekerja sama dengan Foreign Policy Community in Indonesia (FPCI) pada Selasa (11/4/2023).

Hal senada pun diungkapkan oleh pendiri FPCI Dino Patti Djalal yang mengungkapkan bahwa apa yang dialami oleh Ukraina saat ini bukanlah suatu hal yang diinginkan oleh siapapun di dunia.

"Jika Rusia menang dan mengambil kemerdekaan Ukraina, itu bukan dunia yang ingin saya tinggali. Itu bukan dunia yang harus kita banggakan, dan itu dunia yang harus dikhawatirkan," ujar Dino.

Dalam hal ini, Dino menggarisbawahi bahwa semua orang bisa memainkan perannya dalam perebutan kedaulatan Ukraina. Bahkan menurutnya, jika tidak ada orang yang bergerak dan memainkan perannya, pada akhirnya seluruh masyarakat dunia yang akan kalah.

Standar ganda dan ketidaksempurnaan undang-undang, kata Dino, seharusnya tidak mengurangi perjuangan Ukraina untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Dalam acara yang sama, Duta Besar Vasyl Hamianin juga melakukan serah terima buku-buku sejarah Ukraina, yang merupakan inisiasi Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska, kepada FPCI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya