Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri semakin sering membahas isu Rusia-Ukraina, baik itu dari segi persenjataan, diplomatik, hingga perang psikologis. Megawati juga mengkritik aksi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang "keliling-keliling" ke luar negeri.Â
Megawati juga menilai bahwa Ukraina mau melawan Rusia karena merasa yakin dibantu oleh Barat. Akan tetapi, Mega menyebut Barat tidak memberikan peralatan berkualitas ke Ukraina.Â
Baca Juga
"Kalau saya lihat, bukan sombong, enggak, itu ngopo toh ya Ukraine kok gak mikir. Kok mau ngelawan Rusia?" ujar Megawati Soekarnoputri saat peresmian KRI Bung Karno-369, Kamis (1/6).
Advertisement
"Ngapain hanya karena dipikirnya dibantu negara Barat," lanjutnya.Â
Ucapan Megawati menjadi viral di media sosial. Sejumlah pengguna Twitter mengkritik ucapan Megawati sebab dulu Indonesia juga mencari bantuan diplomatik saat melawan Belanda.Â
Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga Radityo Dharmaputra juga mengkritik ucapan Megawati karena dianggap salah memahami situasi terkait kunjungan-kunjungan diplomatik Presiden Zelensky.Â
"Jelas Ibu Mega keliru memahami situasi Zelenskyy yang berkeliling mencari bantuan. Sebagai negara kecil (bila dibandingkan dengan agresornya, Rusia), wajar saja Zelenskyy mencoba mencari cara apapun untuk mempertahankan negaranya, termasuk meminta bantuan siapapun. Semua negara melakukan hal yang sama. Dulu pemimpin Palestina Yasser Arafat melakukan hal yang sama," ujar Radityo kepada Liputan6.com, Minggu (4/6/2023).
Sebagai informasi, Presiden Arafat pernah ke Indonesia dan bertemu Megawati yang waktu itu masih menjadi wakil presiden. Hingga kini, Megawati pun masih mendukung Palestina dari agresi Israel.
Presiden Gus Dur juga dulu sempat berkeliling dunia untuk menggalang dukungan untuk kondisi Indonesia pasca-Reformasi.
"Ibu Mega mungkin lupa bahwa Presiden Gus Dur (Ibu Mega adalah Wapresnya) juga mencoba berkeliling dunia mencari bantuan dan meyakinkan negara lain bahwa Indonesia stabil," jelas Radityo.
Masalah Senjata
Pada ucapannya, Megawati meragukan bahwa peralatan yang dikirim Barat merupakan barang yang bagus. Megawati mengaku tahu kualitas bantuan yang diberikan Barat.
"Mana mungkin yang negara Barat akan memberi bantuan itu yang keren-keren, karena saya lihat, saya suka lupa nama, tapi saya ingat senjata yang diberikan. Lah, saya mikir, dia (Ukraina) tau gak ya? Kok saya tau, ya? Maksudnya barang itu," ujar Megawati.Â
Menurut Radityo, Megawati kurang mengikuti perkembangan terbaru. Pada awalnya, NATO memang memilih hati-hati untuk memberikan senjata, tetapi situasi kini telah berubah.Â
Pengiriman senjata-senjata berkualitas ke Ukraina juga tak terlepas dari Zelensky yang suka berkeliling dan berkomunikasi ke negara-negara sahabat.
"Ibu Mega mungkin tidak mengikuti perkembangan terbaru. Betul bahwa negara-negara NATO cukup hati-hati dalam memberikan bantuan di awal, tapi kegigihan Ukraina bertahan dan rajinnya Zelenskyy melakukan lobi (baik online, via telpon, maupun kunjungan) telah mengubah situasi," jelas Radityo.
"Pemerintahan Inggris telah sepakat mengirimkan rudal jarak jauh Storm Shadow, dan pemerintah AS juga sedang melatih pilot Ukraina untuk menerbangkan F-16, yang berarti akan ada pengiriman di waktu ke depan," ia menambahkan.
Radityo pun yakin Ukraina akan semakin kuat berkat senjata-senjata itu, sebab sebelumnya pun negara itu sudah bisa bertahan dari Rusia, meski perlengkapannya tak sekuat Rusia.
Advertisement
Perjuangan Ukraina dan Indonesia
Ucapan Megawati tentang Ukraina menjadi viral di Twitter. Sejumlah netizen lantas menyorot kesamaan antara Indonesia dan Ukraina yang sama-sama berjuang melawan kemerdekaan.
Radityo juga menyayangkan ucapan Megawati karena dulu Presiden Soekarno juga melakukan hal serupa dengan meyakinkan dunia bahwa Indonesia adalah negara merdeka.
"Sepertinya Ibu Mega lupa akan usaha ayahnya sendiri, termasuk usaha Presiden Abdurrahman Wahid ketika itu, untuk berkeliling mencari bantuan (bisa bantuan militer, bisa bantuan keuangan, dll)," ujar Radityo.Â
Radityo yang dulunya menimba ilmu di Estonia (negara eks-Uni Soviet) menegaskan bahwa pernyataan Megawati soal Ukraina termasuk kategori blunder.
"Orang akan bertanya-tanya, siapa pembisik ibu Mega, kok tidak ada yang mengingatkan bahwa beliau bikin blunder pernyataan," jelas Radityo.