Liputan6.com, Moskow - Beberapa stasiun radio Rusia diretas dan sebuah pidato palsu Presiden Vladimir Putin diputar, Senin (5/6).
Pidato palsu itu berisi pengumuman invasi pasukan Kyiv dan tindakan darurat di tiga wilayah yang berbatasan dengan Ukraina, kata Kremlin, mengutip AFP, Rabu (7/6/2023).
Peretasan itu terjadi di tengah beberapa upaya penyerangan yang dilaporkan dan penembakan intensif di Belgorod barat daya.
Advertisement
Seperti yang dikatakan di pidato palsu itu, Kyiv memang sedang mempersiapkan serangan balasan yang sudah lama diharapkan.
Pesan palsu ini masih banyak beredar di sosial media.
Dikatakan di dalamnya bahwa, “Pasukan Ukraina yang dipersenjatai oleh NATO dan dengan persetujuan serta dukungan Washington telah menginvasi wilayah Kursk, Belgorod, dan Bryansk.”
Suara yang sangat mirip dengan Putin itu juga mengumumkan darurat militer, mobilisasi umum, dan evakuasi warga sipil di tiga wilayah tersebut.
“Ini memang peretasan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip oleh lembaga negara RIA Novosti.
Situasi disebut telah berhasil dikendalikan, “Kontrol telah dipulihkan.”
Pusat administrasi wilayah Belgorod mengatakan bahwa pesan itu adalah “kepalsuan yang parah”, ini bertujuan untuk menyebar kepanikan di tengah-tengah kedamaian penduduk Belgorod.
Wilayah Voronezh yang bertetangga dengan Belgorod juga memperingatkan penduduknya tentang peretasan frekuensi siaran radio tersebut.
Pemerintah setempat mengatakan, “tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
Stasiun radio MIR menyebut peretasan itu benar-benar memprovokasi, berlangsung sekitar 40 menit.
Ukraina Klaim Tembak Jatuh 15 Rudal Jelajah Rusia yang Menargetkan Kyiv
Kyiv yang disebut sedang menyiapkan serangan balasan tersebut, pada Mei lalu, dikirimi 15 rudal oleh Rusia.
Pejabat senior militer Ukraina Serhiy Popko mengklaim bahwa sistem pertahanan udara negara itu menjatuhkan 15 rudal jelajah Rusia yang diluncurkan ke ibu kota Kyiv. Tidak ada korban dalam serangan tersebut.
Popko yakin bahwa rudal-rudal tersebut diluncurkan dari empat pesawat pengebom yang terbang dari wilayah Laut Kaspia. Menurutnya, pasukan Rusia berusaha membunuh sebanyak mungkin warga sipil kali ini.
Serangan rudal itu terjadi beberapa jam sebelum Rusia merayakan Hari Kemenangan untuk memperingati kekalahan Nazi Jerman selama Perang Dunia II pada 9 Mei.
Selama ini, Presiden Rusia Vladimir Putin melabeli perang Ukraina sebagai perlawanan terhadap kebangkitan rezim neo-Nazi dan membandingkannya dengan invasi Adolf Hitler ke Uni Soviet.
"Semalaman menuju 9 Mei yang sakral, Rusia melancarkan serangan di wilayah Ukraina," demikian pernyataan Angkatan Udara Ukraina via Telegram seperti dilansir BBC, Selasa (9/5/2023).
Advertisement
Ukraina: Balon Mata-Mata Rusia Terdeteksi di Kyiv, Sebagian Besar Ditembak Jatuh
Selain rudal, balon mata-mata didapati di Kyiv, upaya Rusia untuk melemahkan pertahanan Ukraina.
Otoritas militer Ukraina mengklaim bahwa enam balon Rusia terdeteksi di Kyiv dan sebagian besar telah ditembak jatuh. Balon-balon tersebut diduga membawa peralatan pengintaian.
"Tujuan peluncuran balon kemungkinan untuk mendeteksi dan melemahkan pertahanan Ukraina," ungkap otoritas militer Ukraina seperti dikutip dari ABC News, Kamis (16/2/2023).
Sesaat sebelum pengumuman tersebut datang, juru bicara angkatan udara Ukraina Yuriy Ihnat mengatakan, Rusia dapat menggunakan balon dalam upaya mempertahankan stok drone pengintainya.
"Drone pengintai seperti Orland-10 sekarang lebih jarang digunakan dan mereka berpikir 'Mengapa kita tidak menggunakan balon?' Jadi, mereka menggunakannya," tutur Ihnat.
Dia kemudian mengonfirmasi bahwa sirene serangan udara meraung di ibu kota pada Rabu karena balon terbang tersebut.
Rusia sejauh ini belum berkomentar terkait isu balon ini.
Rusia Klaim Hancurkan Yuriy Olefirenko, Kapal Perang Terakhir Ukraina dengan Rudal
Situasi yang semakin tidak menguntungkan bagi Ukraina, ketika Rusia klaim telah hancurkan kapal perang terakhir milik Ukraina.
Kementerian pertahanan Rusia mengklaim pada Rabu 31 Mei 2023 bahwa pasukannya telah menghancurkan apa yang digambarkannya sebagai "kapal perang terakhir" Ukraina dua hari lalu di pelabuhan Odesa dalam serangan rudal. Kendati demikian sejauh ini belum ada komentar langsung dari Kyiv tentang nasib kapal tersebut.
"Kapal perang terakhir angkatan laut Ukraina, Yuriy Olefirenko, dihancurkan oleh sebuah kapal perang yang berlabuh di pelabuhan Odesa," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dalam pengarahan harian tentang perang tersebut seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA), Kamis (1/6/2023).
Igor Konashenkov mengatakan kapal itu telah dihantam dengan "senjata presisi tinggi" - frasa yang dia gunakan untuk mengartikan rudal - pada 29 Mei, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Angkatan bersenjata Ukraina sejauh ini tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Advertisement