Korea Selatan Akan Evakuasi 36.000 Anggota Jambore Pramuka Pakai 1.000 Bus Sebelum Topan Khanun Datang

Kim Sung-ho, Wakil Menteri Manajemen Bencana dan Keselamatan di Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan (MOIS) menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan antisipasi dampak Topan Khanun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Agu 2023, 20:22 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2023, 19:41 WIB
Pramuka
Ratusan peserta telah dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan panas sejak Jambore dimulai Rabu di lokasi di kota pesisir Buan saat Korea Selatan bergulat dengan salah satu musim panas terpanas dalam beberapa tahun. (Kim-yeol/Newsis via AP)

Liputan6.com, Seoul - Kim Sung-ho, Wakil Menteri Manajemen Bencana dan Keselamatan di Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan (MOIS) Korea Selatan menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan sejumlah antisipasi dampak Topan Khanun, terlebih Korsel saat ini juga menhadi tuan rumah dalam Jambore Pramuka Dunia.

Langkah ini diambil setelah Kim Sung-ho menerima araha dari Presiden Yoon Suk Yeol pada 6 Agustus 2023.

"Evakuasi akan dimulai besok (8/8) pada pukul 10 pagi kepada 36 Ribu peserta dari 156 negara. Pemerintah Korea akan menyediakan bis sekitar 1.000 unit yang dibagi tiap-tiap negara. Penerjemah juga akan disediakan di setiap bis. Untuk menjamin kelancaran dan ketertiban, proses evakuasi akan dibantu oleh polisi, fire department dan Ministry of Land, Infrastructure and Transport RoK," kata Kim Sung-ho seperti disampaikan oleh KBRI Seoul.

Pemerintah Pusat Korea Selatan juga bersama pemerintah daerah tengah mempersiapkan fasilitas pemerintah dan swasta yang tidak terdampak topan sebagai tempat akomodasi para peserta yang layak dan nyaman.

Evacuation plan ini akan dibahas bersama para Governors dan Mayors yang dipimpin oleh Perdana Menteri RoK pada pukul 18:00 Waktu Korea Selatan hari ini.

Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia ikut serta dalam Jambore Pramuka Sedunia ke-25 (25th World Scout Jamboree) di Korea Selatan (Korsel). Acara tersebut berlangsung pada 1 sampai 12 Agustus 2023.

Kontingen Indonesia berkekuatan 1.569 orang yang dipimpin Ketua Kontingen, Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi, tetap bertahan meskipun cuaca amat panas mencapai 38 sampai 40 derajat Celsius di siang hari. Selain itu, kontingen tetap solid dan bersemangat mengikuti kegiatan akbar empat tahun sekali itu.

Jokowi Pantau Kondisi Kontingen Pramuka Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Menyambut tahun 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia mampu bangkit dari pandemi COVID-19. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI untuk memantau kondisi Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang mengikuti, Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan.

Hal itu dilakukan setelah cuaca panas yang melanda Korea Selatan saat ini menyebabkan peserta di beberapa negara mengalami masalah kesehatan.

"Saya sudah perintahkan kepada Kemlu kepada kedutaan kita untuk selalu memonitor untuk selalu memantau," kata Jokowi saat ditemui di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Meski begitu, Jokowi telah memerintahkan agar para peserta dari Indonesia bisa dipulangkan kembali. Sebagai upaya pencegahan, walaupun kondisi cuaca di sana belum sampai indikasi membahayakan. "Sampai saat ini tidak ada yang disampaikan itu membahayakan dan kita harus apa. Membawa pulang kembali," kata Jokowi.

Sementara Inggris, Amerika Serikat, dan organisasi Singapura membuat keputusan untuk menarik peserta mereka keluar dari Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea, mengutip langkah-langkah yang tidak memadai untuk mengatasi panas ekstrem dan faktor lainnya, sebagian besar negara peserta lainnya telah memutuskan untuk tetap tinggal, termasuk Jerman, Swedia, dan Spanyol.

Konser Kpop di Jambore Pramuka Dunia Ditunda

Pramuka
Pramuka Inggris berkumpul untuk meninggalkan perkemahan Jambore Pramuka Dunia di Buan, Korea Selatan, Sabtu, 5 Agustus 2023. (Kim Joo-hyung/Yonhap via AP)

Gelombang panas yang terjadi saat Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan ini juga membuat konser K-Pop yang dijadwalkan pada Minggu 6 Agustus malam di perkemahan Saemangeum ditunda hingga Jumat 11 Agustus karena masalah keamanan dan cuaca panas terik.

Menteri Kebudayaan Korsel Park Bo-gyoon, seperti dikutip dari KBS, mengumumkan perubahan tersebut pada jumpa pers Minggu 6 Agustus di Saemangeum. Ia mengatakan bahwa konser tersebut akan diadakan pada malam upacara penutupan Jambore Dunia ke-25 pada hari Jumat.

Sesuai arahan Bapak Presiden, kami sedang mempersiapkan program-program wisata yang akan dilakukan ke seluruh pelosok tanah air, agar para peserta dapat merasakan berbagai pengalaman dan membangun kenangan indah, kata Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan Lee Sang-min.

Pemerintah Bersatu Menyukseskan Jambore Pramuka Sedunia ke-25

Kontingen Indonesia mengikuti Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan (Istimewa)
Kontingen Indonesia mengikuti Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan (Istimewa)

Sementara itu, Pemerintah Korea Selatan telah memutuskan untuk memberikan dukungan penuh terhadap Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Saemangeum. Kondisi lokasi Jambore dilaporkan berangsur-angsur kembali stabil.

"Saat ini di bumi perkemahan, pemerintah pusat dan daerah, TNI dan swasta bersatu untuk mengatasi satu per satu kesulitan yang dihadapi peserta," ujar Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min dalam brifieng tentang Bantuan Publik-Swasta untuk Jambore Pramuka Dunia Saemangeum dan Perbaikan Kondisi Perkemahan pada 4 Agustus.

Selain Panitia Pelaksana, peralatan dan personel tambahan dari organisasi pemerintah seperti Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan; Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata; dan Badan Pengembangan dan Investasi Saemangeum serta otoritas militer, polisi, dan pemadam kebakaran telah dikerahkan pula. Karena itu, pemerintah secara keseluruhan berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan Jambore berakhir dengan aman dan menyenangkan.

Khususnya, sambung Menteri Lee Sang-min, kami memberikan perhatian khusus pada gelombang panas, penyebab utama kekhawatiran publik.

Menteri Lee Sang-min menuturkan, untuk membantu para peserta menenangkan diri, 132 bus tambahan ber-AC telah dikerahkan, secara signifikan jumlahnya meningkat jadi 262. "Jumlah bus antar-jemput di dalam perkemahan juga telah berlipat ganda, dengan total 24 bus yang beroperasi dengan interval 10 menit dari interval 30 menit seperti sebelumnya. Militer telah memasang 69 kanopi tambahan untuk berteduh di seluruh perkemahan."

Selain itu, dalam konsultasi dengan World Organization of the Scout Movement (WOSM), Menteri Lee Sang-min mengungkap bahwa total delapan taman bermain air telah dipasang di empat hub untuk membantu menyegarkan tubuh dan pikiran Pramuka yang kelelahan akibat gelombang panas yang terus menerus.

Infografis Hasil Utama KTT Korea Utara Korea Selatan
Hasil Utama KTT Korea Utara-Korea Selatan adalah Perang Korea Berakhir (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya