Gara-Gara Stres, Rebahan Jadi Tren Populer di Kalangan Anak Muda di China

Banyak anak muda di China akan melakukan perjalanan tanpa menentukan tujuan yang pasti sebelumnya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Agu 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi sedang merasa malas, mager, rebahan
Ilustrasi sedang merasa malas, mager, rebahan. Gambar oleh Pexels dari Pixabay)

Liputan6.com, Beijing - Tren rebahan populer di kalangan anak muda di China, menjadi pilihan bagi mereka untuk menghilangkan stress di waktu luang. 

Praktik yang dikenal dalam Bahasa China, tang ping, menjadi tren di sosial media lokal lantaran banyaknya anak muda yang merasa semakin sulit untuk meraih keberhasilan dalam pekerjaan atau studi mereka.

Maka dari itu, mereka hanya melakukan apa yang benar-benar penting untuk yakni kebahagiaan.

Tren rebahan yang populer itu artinya mereka akan melakukan perjalanan tanpa tujuan yang pasti, dan hanya akan "berbaring" di sana. 

Menurut Laporan Labour Day Holiday Travel Trend, tren rebahan menjadi salah satu dari 10 tren pariwisata teratas pada tahun 2023. Sementara kegiatan pariwisata lainnya yang juga masuk dalam daftar termasuk mengunjungi pameran seni, festival musik hingga kebun binatang. 

Salah satu anak muda yang melakukan tren rebahan, memutuskan untuk berhenti dari pekerjaaannya dan melakukan perjalanan ke berbagai kota di China hanya untuk beristirahat di berbagai hotel bintang lima. 

"Selain menikmati layanan berkualitas terbaik yang disediakan oleh hotel, hal terpenting tentang perjalanan itu adalah untuk merasa bahagia dan sembuh," ujarnya lewat akun @Luocigaoqianxiaoni. 

Sementara anak muda lainnya, Tudou (24), juga melakukan tren rebahan namun tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Ia memilih untuk melakukan tren rebahan di Taman Shenzhen, Provinsi Guangdong.

"Dengan rebahan di tanah, saya dapat merasakan alam dengan sepenuh hati dan bisa membersihkan jiwa saya," katanya. 

Ia juga mengatakan bahwa hal ini bisa membuatnya bahagia tanpa harus mengeluarkan uang. 

Ada yang Nekat Tinggal dalam Tenda

Rancangan Hunian Sementara yang Lebih Nyaman bagi Korban Bencana Kreasi Anak ITB
Ilustrasi tenda pengungsi. (dok. Cindy Chen/Unsplash.com)

Seorang pria bernama Li Shu (29) juga melakukan tren rebahan dan menjadikannya sebagai gaya hidup. Ia memutuskan untuk tinggal di sebuah tenda di tempat parkir, selama 200 hari. 

Pada akhir tahun 2018, ia diketahui berhenti dari pekerjaannya di Provinsi Sichuan dan mulai menghabiskan sebagian besar waktunya bersantai di apartemen sewaannya. Namun, ia menyadari bahwa tanpa penghasilan apa pun, dia akan menghabiskan semua tabungannya dengan cepat. 

Ia pun akhirnya memutuskan untuk tinggal di sebuah area parkir, dan tidak memiliki rencana untuk kembali "kehidupan nyata". 

Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya