Liputan6.com, Funchal - Sebuah pohon tumbang telah menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 49 orang dalam sebuah upacara keagamaan di pulau Madeira, Portugal pada 15 Agustus 2017.
Madeira, tujuan populer bagi wisatawan Eropa, adalah pulau terbesar dari sekelompok pulau Portugal di Samudra Atlantik utara, barat daya dari daratan Portugal.
Baca Juga
Melansir dari BBC, sebuah video memperlihatkan pohon tersebut tumbang di sebuah lapangan ramai di pinggiran kota utama, Funchal, yang menyebarkan kepanikan di antara orang-orang yang sedang menikmati perayaan.
Advertisement
Dua anak dilaporkan tewas, dan beberapa orang yang terluka disebut-sebut adalah warga negara asing.
"Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah kami lupakan," kata saksi mata. "Bunyinya seperti tembakan dan memberi kami waktu untuk melihat dan berlari ketika kami menyadari ada orang di bawah pohon."
Layanan darurat membanjiri daerah tersebut setelah bencana ini, memberikan pertolongan kepada yang terluka.
Pedro Ramos, sekretaris kesehatan pemerintah daerah setempat Madeira, mengatakan kepada situs berita Portugal Publico, bahwa yang terluka termasuk warga negara Jerman, Hungaria, dan Prancis.
Laporan selanjutnya mengindikasikan bahwa pohon yang tumbang adalah pohon ek yang berusia sekitar 200 tahun.
Saat pulau ini menyatakan tiga hari berduka, Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa tiba sebagai bentuk solidaritas, dan mengatakan kepada wartawan bahwa "semua rakyat Portugal" turut merasakan kejutan ini.
Dia dijadwalkan akan mengunjungi lokasi bencana serta rumah sakit dan fasilitas pertahanan sipil pada hari itu.
Â
Pohon Sudah Berongga
Orang-orang telah berkumpul di luar gereja di sebuah desa di bukit yang menghadap kota untuk merayakan Perayaan Katolik Roma Maria Diangkat ke Surga, yang jatuh pada hari Selasa 15 Agustus 2017, serta menjadi hari libur. Festival The Lady of the Mount ini adalah yang terbesar di pulau ini.
Pohon tersebut tumbang tepat setelah tengah hari (11:00 GMT) di Lapangan Fountain, yang memiliki tempat ziarah Katolik dan monumen lainnya, serta teduh oleh pohon palem, menurut situs web kota Funchal.
"Saya mendengar suara keras dan ketika saya melihat, pohonnya sudah tumbang. Tapi terlalu cepat dan orang-orang mulai berlari, mereka yang tidak bisa berlari tetap berada di bawah pohon," kata seorang saksi mata yang tidak disebutkan namanya.
Saksi mata lainnya yang dikutip oleh stasiun penyiaran Portugal RTP mengatakan bahwa pohon yang tumbang telah ditopang selama setidaknya dua tahun karena batangnya sudah berongga.
Presiden de Sousa mengatakan bahwa bukanlah tugasnya untuk memberikan pendapat mengenai tanggung jawab atas bencana ini karena itu adalah "urusan pihak otoritas regional".
"Presiden republik menyampaikan solidaritas Portugal yang jelas, total, dan tanpa syarat," katanya.
Festival tahun ini seharusnya menjadi lebih istimewa karena acara tahun lalu harus dibatalkan akibat kebakaran hutan.
Advertisement