Ledakan Bom Myanmar Tewaskan 5 Pejabat Pemerintah, Junta Militer Salahkan Kelompok Anti-Kudeta

Serangan bom di kompleks pemerintah di pusat perbatasan membunuh 5 pejabat dan melukai 11 orang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Sep 2023, 18:41 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2023, 18:41 WIB
Ilustrasi bendera Myanmar (AFP Photo)
Ilustrasi ledakan bom di Myanmar (AFP Photo)

Liputan6.com, Myawady - Ledakan bom kembali mengguncang Myanmar. Kali ini terjadi di Myawady.

"Serangan bom di kompleks pemerintah di pusat perbatasan Myanmar Myawady membunuh lima pejabat pemerintah dan petugas keamanan serta melukai 11 polisi," kata sejumlah sumber kepada AFP pada Senin (4/9/2023).

Kota ini telah menyaksikan bentrokan sporadis antara militer dan pejuang anti-junta, sejak kudeta pada tahun 2021 dan menjerumuskan negara ke dalam kekacauan.

Minggu dini hari dua "bom jatuh" jatuh ke dalam kompleks yang terdiri dari kantor polisi distrik dan kantor administrasi umum, kata sumber militer Myanmar kepada AFP.

Ketika para pejabat mengambil "langkah-langkah keamanan" setelah ledakan bom (yang pertama), dua bom lainnya dijatuhkan, menewaskan lima orang dan melukai 11 orang, kata mereka, yang meminta tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Korban tewas termasuk seorang perwira militer, dua petugas polisi dan dua pejabat dari departemen administrasi, kata mereka.

11 polisi "junior dan senior" terluka, lima lainnya kritis, tambah sumber tersebut.

Sumber kepolisian setempat yang juga meminta namanya dirahasiakan membenarkan insiden dan jumlah korban jiwa. Kendati demikian sejauh ini tidak ada sumber yang menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Junta Militer Salahkan Kelompok PDF dan KNLA

Ilustrasi Myanmar
Ilustrasi Myanmar (dok.unsplash/ Cheng Q)

Adapun pihak junta mengatakan "beberapa anggota keamanan dan staf pemerintah" terluka dalam serangan itu, tanpa memberikan angka pasti korban.

Pihak junta militer menyalahkan anti-kudeta "People's Defence Forces (PDF)" dan Karen National Liberation Army (KNLA), kelompok pemberontak etnis yang telah melawan militer selama beberapa dekade.

Pejuang anti-junta berjuang untuk membatalkan kudeta yang menggulingkan Aung San Suu Kyi telah menggunakan drone komersial untuk pengawasan dan juga alat penjatuhan bom.

Seorang warga Myawady yang dirahasiakan identitasnya mengatakan kepada AFP bahwa mereka mendengar dua ledakan, di kota yang berbatasan dengan Provinsi Tak di Thailand pada Minggu malam.

Sejak kudeta, kelompok KNLA dan PDF bentrok secara sporadis dengan kelompok militer tersebut di Kota Myawady dan sekitarnya di negara bagian Karen, memicu puluhan ribu orang melarikan diri ke Thailand.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya