Hujan Deras di China Akibat Topan Masuk Hari Ketujuh, Berisiko Bencana

Para ilmuwan memperingatkan bahwa topan yang melanda China menjadi lebih intens, sehingga meningkatkan risiko bencana

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Sep 2023, 18:35 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2023, 18:35 WIB
Banjir di Sekitar Beijing
Banjir di daerah lain di China utara yang jarang mengalami hujan dalam jumlah besar telah menyebabkan sejumlah kematian. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Beijing - Hujan deras akibat topan telah mengguyur China bagian selatan selama tujuh hari berturut-turut, ketika awan badai yang bergerak dari Guangdong ke Guangxi mengakibatkan banjir di kawasan dataran rendah.

Hujan lebat diperkirakan akan terus mengguyur wilayah Guangxi selama beberapa hari ke depan.

Topan Haikui telah melemah dan berubah menjadi badai tropis sejak menghantam Provinsi Fujian pada 5 September 2023. Namun, sisa hujan derasnya masih mengguyur kota pada penduduk, Shenzhen, yang tercatat mengalami hujan terlebat sejak tahun 1952. Bahkan, wilayah terdekatnya, Hong Kong, dilanda badai terburuk dalam 140 tahun terakhir.

Dilansir CNA, Senin (11/9/2023), para ilmuwan memperingatkan bahwa topan yang melanda China menjadi lebih intens, sehingga meningkatkan risiko bencana, bahkan di kota-kota pesisir seperti Shenzhen yang sering menghadapi topan tropis dan sudah memiliki pertahanan banjir yang kuat. 

"Topan yang bergerak jauh ke daratan berdampak pada wilayah yang secara historis kurang terkena curah hujan lebat dan angin kencang, seringkali memiliki ketahanan bencana yang lebih rendah, sehingga menyebabkan kerugian yang lebih parah," kata Shao Sun, ahli iklim di Universitas California, Irvine.

"Dalam kasus Shenzhen, bencana ini terutama disebabkan oleh lambatnya pergerakan sisa sirkulasi Haikui ke arah barat, yang posisi spasialnya hampir stagnan dari sore hari tanggal 7 September hingga dini hari tanggal 8 September, dan "efek kereta api" dari terjadi hujan deras, menyebabkan kejadian melebihi intensitas yang diperkirakan," sambungnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cuaca Ekstrem Parah

China Terbitkan Red Alert Hujan Lebat di Beijing
Departemen pengendalian banjir kota mengatakan bahwa mereka telah mengerahkan 203.230 personil penyelamat dan 3.031 orang telah dievakuasi, demikian dilaporkan media lokal. (Pedro PARDO / AFP)

Beijing biasanya mengalami Musim Panas yang kering, namun berbeda dengan tahun ini. Sementara China selatan mengalami banjir yang luar biasa parah, bagian lain negara itu menderita kekeringan.

China telah mengalami cuaca ekstrem dan mencatat rekor suhu pada Musim Panas ini, peristiwa yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh perubahan iklim.

Infografis Musim Hujan Datang, La Nina Mengintai. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Musim Hujan Datang, La Nina Mengintai. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya