Liputan6.com, Qaraqosh - Kebakaran melanda sebuah pesta pernikahan di Irak utara pada Selasa 26 September 2023 malam. Tiga hari kemudian, per 29 September diketahui jumlah korban tewas dilaporkan 113 orang.
Sementara itu, 150 orang dilaporkan mengalami luka. Menurut pihak berwenang, jumlah korban diperkirakan bertambah lagi dengan 100 korban lainnya masih cedera, banyak di antara mereka dengan luka bakar parah.Â
Baca Juga
Sementara itu, mengutip Daily Mail, Jumat (29/9/2023), pengantin Irak di pesta nahas itu dilaporkan selamat dari kebakaran yang menewaskan 113 tamu mereka setelah mereka melarikan diri melalui pintu dapur - namun kini berada dalam 'situasi psikologis yang mengerikan' ketika keluarga yang berduka menguburkan orang yang mereka cintai.
Advertisement
Pengantin baru Haneen dan Revan, yang dikhawatirkan tewas dalam kobaran api, kini dirawat di rumah sakit dan berada dalam situasi psikologis yang 'mengerikan'.
Tragedi tersebut, yang menewaskan sedikitnya 113 orang dan melukai 150 lainnya, telah membuat Kota Qaraqosh di utara, dekat Mosul, Irak berduka ketika keluarga yang berduka menguburkan orang yang mereka cintai dan mengadakan upacara di Pemakaman Kebangkitan.
Para penyintas mengatakan ratusan orang menghadiri perayaan pernikahan tersebut, setelah kebaktian gereja sebelumnya. Sekitar satu jam setelah acara, kembang api menyulut dekorasi langit-langit sementara kedua mempelai menari.
Video tersebut konon menunjukkan pengantin baru itu menari perlahan sebelum Haneen, yang mengenakan gaun pengantin putih besar, berbalik dengan ngeri dan melihat api dengan cepat menjalar ke dinding ketika material yang terbakar jatuh dari atap.
Kementerian Pertahanan Sipil Irak mengatakan laporan awal menunjukkan bahwa kembang api mungkin menjadi penyebab kebakaran tersebut. "Informasi awal menunjukkan bahwa kembang api digunakan dalam sebuah pernikahan, yang memicu kebakaran di aula," kata otoritas pertahanan sipil dalam sebuah pernyataan pada Rabu pagi.
Media Rudaw yang memberitakan bahwa kedua mempelai berlari menyelamatkan diri melalui dapur, nyaris menghindari kematian.
Pasangan tersebut – yang sebelumnya terekam kamera pada momen yang seharusnya hari istimewa – sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Erbil, ibu kota Kurdistan Irak, di mana sumber mengatakan kepada outlet berita bahwa situasi psikologis mereka 'mengerikan'.
Ayah pengantin pria itu juga membenarkan bahwa pasangan tersebut selamat dari kobaran api yang melanda aula besar di kota Kristen tersebut, yang selamat dari pendudukan ISIS. Dia mengatakan kepada CNN: 'Saya menganggap pemilik aula bertanggung jawab atas apa yang terjadi di pesta itu karena tidak ada alat pemadam atau tindakan pengamanan di aula.'
Tamu lain mengatakan kepada saluran swasta Irak Alawla TV: 'Pengantin baik-baik saja. Saya baru saja bersama mereka sekarang, tetapi kondisi mereka sangat memprihatinkan karena apa yang terjadi pada orang-orang di sini.'
Â
Tragedi Kebakaran di Pernikahan Itu Lebih Menyakitkan Daripada ISIS
Para tamu yang terluka dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan di kota-kota terdekat seperti Erbil, Mosul dan Duhok.
Nader Salm, seorang penerjemah berusia 49 tahun dari Qaraqosh – juga dikenal sebagai Hamdaniya – mengatakan kepada CNN bahwa tragedi pernikahan itu 'lebih menyakiti kami daripada ISIS'. Tamu tersebut menambahkan: 'Setidaknya ketika ISIS datang kami bisa melarikan diri, tapi sekarang pernikahan menjadi kuburan bagi kami.'
Mereka yang selamat dari kebakaran tersebut menggambarkannya sebagai 'neraka' dengan anak-anak berusia delapan bulan dan seluruh keluarga – termasuk pasangan dan anak mereka yang berusia tiga tahun – termasuk di antara korban tewas.
"Ini bukan pernikahan. Ini sungguh neraka," kata Mariam Khedr sambil menangis dan memukul dirinya sendiri saat menunggu petugas mengembalikan jenazah putrinya Rana Yakoub, 27, dan tiga cucunya - yang bungsu berusia delapan bulan.
Â
Advertisement
14 Orang Ditangkap
Pejabat pemerintah telah mengumumkan penangkapan 14 orang terkait kebakaran pada Selasa malam, termasuk pemilik gedung acara, dan menjanjikan penyelidikan cepat dan hasilnya akan diumumkan dalam waktu 72 jam.
Pemerintah juga telah memerintahkan inspeksi segera terhadap tempat-tempat pertemuan publik yang besar seperti hotel, sekolah, dan rumah sakit.
Tiga orang yang menghadiri pernikahan tersebut mengatakan bahwa aula tersebut tampaknya tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk menghadapi bencana tersebut, karena tidak ada alat pemadam kebakaran yang terlihat dan sedikit pintu keluar. Petugas pemadam kebakaran tiba 30 menit setelah kobaran api mulai terjadi, kata mereka.
Amerika Serikat, yang memimpin invasi ke Irak pada tahun 2003, mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya siap untuk berbicara dengan pemerintah Irak mengenai bantuan apa pun yang dapat mereka tawarkan.​L
Mengingatkan Pada Tragedi Kebakaran 2 RS 2021
Tragedi ini menghidupkan kembali ingatan akan kebakaran mematikan yang melanda dua rumah sakit di Irak pada tahun 2021, menewaskan sedikitnya 174 orang, yang pada saat itu dianggap disebabkan oleh kelalaian, lemahnya peraturan, dan korupsi.
Informasi awal menunjukkan bahwa bangunan tersebut terbuat dari bahan konstruksi yang sangat mudah terbakar, sehingga berkontribusi terhadap keruntuhan yang cepat, kata media pemerintah.
"Kami melihat api berkobar, keluar dari aula. Yang berhasil keluar dan yang tidak terjebak," kata Imad Yohana, 34 tahun, yang lolos dari kobaran api.
Seorang wanita di luar kamar mayat di mana jasad dibaringkan di dalam tas ketika kendaraan datang untuk mengambil jenazah yang telah diidentifikasi, menambahkan: "Saya kehilangan putri saya, suaminya, dan anak mereka yang berusia tiga tahun. Semuanya terbakar. Hatiku terbakar."
Â
Advertisement
Pemakaman Sejak Rabu 28 September
Pada hari Rabu, pelayat berpakaian hitam mengalir menuju pemakaman di Qaraqosh. Sederet truk pikap lewat, membawa jenazah untuk dimakamkan.
Ratusan orang berkumpul, banyak yang terisak-isak, saat peti mati diangkut setinggi bahu, beberapa di antaranya diselimuti kain putih, salah satunya ditutupi dengan kain bermotif bunga, sebelum dibaringkan di tanah di mana para pelayat yang putus asa berpelukan erat saat peti mati diturunkan ke dalam kuburan mereka.​
Dalam khotbah yang kadang-kadang disela oleh ratapan perempuan berpakaian hitam, seorang pendeta di Gereja Al-Tahira di Qaraqosh - mengatakan kepada para pelayat bahwa Irak bersatu dalam kesedihan namun mengkritik para pejabat karena 'korupsi Anda, favoritisme Anda.'
"Tidak ada yang sesuai standar di negara ini," katanya ketika mereka yang berkabung, ada yang menangis, ada yang memegang foto almarhum, dan mendengarkan.
"Kita harus meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab, cukup, cukup!", kata pendeta.Â
Kobaran api yang mengerikan, yang tertangkap kamera, memicu kekacauan, dengan 900 tamu yang panik bergegas menuju pintu keluar saat aula dilahap api dan dipenuhi asap beracun dalam hitungan detik.
Korban selamat mengatakan banyak yang terjebak di dalam gedung yang terbakar karena mereka tidak dapat melihat menembus asap hitam.​