Liputan6.com, Washington - Gedung Putih pada Jumat (13/10/2023) mengatakan, Korea Utara telah mengirimkan lebih dari 1.000 kontainer peralatan militer dan amunisi ke Rusia sebagai upaya mendukung negara itu dalam perang Ukraina.
Spekulasi mengenai kemungkinan Korea Utara mengisi ulang gudang amunisi Rusia yang terkuras akibat perang berkepanjangan menguat bulan lalu, ketika Kim Jong Un melawat ke Rusia. Dalam kunjungannya, dia tidak hanya bertemu dengan Presiden Vladimir Putin, namun juga mengunjungi sejumlah situs militer.
Baca Juga
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menuturkan bahwa Amerika Serikat (AS) yakin Kim Jong Un mengincar teknologi senjata canggih Rusia untuk meningkatkan program militer dan nuklir Korea Utara sebagai imbalan atas pengiriman amunisi.
Advertisement
Mendukung keyakinannya, Gedung Putih merilis gambar-gambar yang menunjukkan kontainer-kontainer itu dimuat ke kapal berbendera Rusia sebelum dipindahkan dengan kereta api ke barat daya Rusia. Menurut Gedung Putih, kontainer-kontainer tersebut dikirim antara 7 September-1 Oktober antara Najin, Korea Utara, dan Dunay, Rusia.
"Kami mengutuk Korea Utara karena menyediakan peralatan militer ini kepada Rusia, yang akan digunakan untuk menyerang kota-kota Ukraina dan membunuh warga sipil Ukraina," kata Kirby, seperti dilansir AP, Sabtu (14/10).
"Sebagai imbalan atas dukungan tersebut, kami menilai Korea Utara menginginkan bantuan militer dari Rusia termasuk pesawat tempur, rudal permukaan ke udara, kendaraan lapis baja, peralatan produksi rudal balistik, atau material lain dan teknologi canggih lainnya."
Korea Utara sebelumnya membantah menyediakan persenjataan kepada Rusia.
Pernyataan AS muncul pada hari yang sama dengan kecaman Korea Utara atas kedatangan kelompok tempur kapal induk AS ke Korea Selatan.
Kantor Berita Pusat resmi Korea Utara, KCNA, menyebut kedatangan kapal induk tersebut sebagai sebuah provokasi militer terselubung yang membuktikan rencana AS untuk menyerang Korea Utara sedang terwujud. Mereka mengancam akan memberikan tanggapan, sejalan dengan doktrin nuklirnya yang semakin meningkat yang mengizinkan penggunaan senjata nuklir secara preventif.
Lalu Lintas Kereta Api Meningkat
Think tank Center for Strategic and International Studies di Washington, pekan lalu menerbitkan foto-foto satelit yang menunjukkan peningkatan tajam lalu lintas kereta api di sepanjang perbatasan Korea Utara-Rusia.
Laporan tersebut mengatakan bahwa citra satelit pada 5 Oktober menangkap "tingkat lalu lintas kereta barang yang dramatis dan belum pernah terjadi sebelumnya" di Fasilitas Kereta Api Tumangang. Disebutkan bahwa gambar menunjukkan sekitar 73 gerbong, sementara tinjauan citra satelit sebelumnya selama lima tahun terakhir menunjukkan paling banyak sekitar 20 gerbong di fasilitas ini.
Pasca bertemu Putin bulan lalu, Kim Jong Un menyerukan peningkatan produksi senjata nuklir secara eksponensial dan agar negaranya memainkan peran lebih besar dalam koalisi negara-negara yang menghadapi AS dalam Perang Dingin baru.
Selama perjalanan enam hari Kim Jong Un ke Rusia, yang merupakan perjalanan luar negeri terpanjangnya sebagai pemimpin, kedua negara mengatakan mereka membahas peningkatan hubungan pertahanan, namun tidak mengungkapkan langkah spesifik apapun. Para ahli asing berspekulasi bahwa kedua negara, yang sama-sama terlibat dalam konfrontasi dengan Barat, berusaha mencapai kesepakatan transfer senjata yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Perjalanan ke Rusia juga merupakan perjalanan luar negeri pertama Kim Jong Un sejak pandemi COVID-19, di mana Korea Utara memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat selama lebih dari tiga tahun.
Advertisement
Rusia-Korea Utara Semakin Dekat
Hubungan Rusia-Korea Utara yang sempat panas-dingin selama beberapa dekade, dinilai semakin dekat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Relasi antara kedua negara dimulai sejak berdirinya Korea Utara pada tahun 1948, ketika para pejabat Uni Soviet mengangkat Kim Il Sung, nasionalis muda dan ambisius yang merupakan mendiang kakek Kim Jong Un, sebagai penguasa pertama negara tersebut.
Sejak saat itu, pengiriman bantuan dari Uni Soviet berperan penting dalam menjaga perekonomian Korea Utara selama beberapa dekade sebelum disintegrasi Uni Soviet pada awal tahun 1990-an.
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer.
Advertisement