Liputan6.com, Dubai - Direktur Jenderal Asia Tenggara Asian Development Bank (ADB) Winfried Wicklein memuji pencapaian Otorita Ibu Kota Nusantara yang kini sukses meluncurkan dokumen Nusantara's Net Zero Emission Strategy/RLDC di COP28 Dubai, UEA, Minggu (3/12/2023).
"Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat kepada OIKN. Khususnya, atas peluncuran strategi ini hari ini," ujar Winfried Wicklein kepada awak media.
"Sungguh luar biasa melihat OIKN mengambil langkah-langkah tersebut dan ADB sangat senang bisa memberi dukungan dalam upaya pengembangan strategi ini yang merupakan cara penting menuju kota yang punya ketahanan, inklusif, sejahtera, dan berkelanjutan."
Advertisement
Winfried Wicklein juga mengungkapkan rasa senang dapat mendukung hal ini karena menurutnya peran pemerintah daerah khususnya kota sangat penting untuk disoroti dalam rangka mencapai target masyarakat yang punya ketahanan iklim.
"Kami mendukung OIKN di sejumlah bidang. Kami sudah memberikan bantuan perencanaan relatif untuk kota yang berketahanan iklim dan berkelanjutan. Kemudian soal pengamanan dalam aspek lingkungan dan sosial dalam pengembangan kota."
"Selanjutnya kami mencoba memobilisasi pembiayaan untuk investasi di kota dan khususnya investasi sektor swasta."
Kepala OIKN Resmi Luncurkan Nusantara's Net Zero Emission Strategy
Sebelumnya, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono secara resmi meluncurkan dokumen Nusantara's Net Zero Emission Strategy di COP28 Dubai, UEA, Minggu (3/12/2023).
“Secara resmi saya meluncurkan Strategi Net Zero Emission Nusantara,” kata Kepala OIKN Bambang Susantono yang kemudian disambut oleh tepuk tangan oleh tamu undangan.
“Saya juga meminta agar semua pemerintah subnasional di seluruh dunia mengambil tindakan kolektif dan langkah-langkah tegas dan berdampak untuk melawan meningkatnya ancaman lingkungan yang kita hadapi.”
Dalam pesannya, Bambang Susantono juga menegaskan agar semua pihak secara bersama-sama memulai perjalanan menuju dunia yang lebih berkelanjutan manfaat bagi generasi mendatang.
Nusantara Bukan Sekedar Kota Biasa
Bambang Susantono juga menyebut bahwa sebagai ibu kota dengan konsep hutan pertama di dunia, Nusantara tidak akan menjadi sekadar kota biasa kota hijau.
“Ini merupakan mercusuar harapan dan tindakan menuju masa depan kita yang berkelanjutan,” kata Bambang Susantono.
“Ambisi Nusantara adalah mencapai Net Zero Emisi pada tahun 2045, dan hal tersebut merupakan sebuah bukti atas dedikasi kami untuk memerangi perubahan iklim.”
“Tujuan ini selaras dengan tujuan Indonesia yang lebih luas untuk mengatasi tantangan global ini pada tahun 2060.”
Advertisement
Standar Hijau Diimplementasikan IKN Usai Dokumen RLDC Diluncurkan di COP28
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono menegaskan bahwa pihaknya akan mengimplementasikan unsur Green Standart setelah peluncuran dokumen Nusantara's Net Zero Emission Strategy atau RLDC di COP28.
“Kita akan mengimplementasikan Green Standart kita. Lantaran kita punya standar bagaimana gedung-gedung di sana nantinya akan menjadi gedung-gedung yang hijau,” kata Bambang Susantono kepada awak media di Dubai Expo City, Minggu (3/12/2023).
“Kemudian infrastruktur kita menjadi infrastruktur yang hijau dan juga serangkaian lain dari konstruksi yang berhubungan. Misalnya jalan, transportasi, energi, pertanian dan hal-hal yang mencakup pengembangan kawasan dan wilayah,” kata Bambang Susantono.
Setelah mengimplementasikan itu semua. Nantinya, OIKN akan terus melakukan analisi bagaimana dampak dari hal tersebut pada lingkungan.
“Semua itu akan dianalisis dan dihitung bagaimana dampaknya terhadap perubahan iklim dan bagaimana emisinya. Sehingga kita benar-benar bisa on the track,” kata Bambang Susantono.
“Jadi semuanya akan kita ikuti dan juga akan kita dokumentasikan.”
Lewat peluncuran dokumen Nusantara's Net Zero Emission Strategy atau RLDC di COP28, Bambang Susantono semakin optimis bahwa IKN sebagai kota masa depan yang Green (hijau) yang smart (pintar) yang resilient (tangguh) dan inklusif.
“Kita inginkan, aksi-aksi tentang climate change (perubahan iklim) terintegrasikan ke dalam action plan kita ke depan.”
“Tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, pasti tidak akan sukses kalau hanya pemerintah. Harus semuanya. Bahu membahu gotong royong dari masyarakat, private sektor hingga government (nasional sampai lokal)."