Liputan6.com, Amman - Serikat pekerja di Kerajaan Yordania menggelar acara donor darah untuk Jalur Gaza. Hingga berita ini ditulis, sudah 18 ribu warga Gaza yang tewas akibat serangan Israel.
Dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (14/12/2023), gerakan ini dipelopori oleh Sindikat Insinyur Yordania.
Baca Juga
Kepala organisasi tersebut, Ahmed Samara Al-Zoubi, meminta rakyat Kerajaan Yordania untuk mendonorkan darah untuk mendukung rakyat di Jalur Gaza.
Advertisement
Berbicara kepada Quds Press, Al-Zoubi berkata serikat kerja akan mengirim konvoi medis dan kesehatan ke Jalur Gaza. Selain itu, asosiasi pengacara juga telah ditugaskan untuk menuntut Israel atas kejahatan terhadap rakyat Palestina.
Sebelumnya, asosiasi pengacara Yordania juga telah mengadakan demo sebagai bentuk solidaritas.
"Sebuah hari solidaritas dengan rakyat Palestina dan pengecaman terhadap agres Zionis melawan Gaza," ujar pihak asosiasi.
Joe Biden Didemo Stafnya Sendiri di Depan Gedung Putih Tuntut Gencatan Senjata Gaza
Staf pemerintahan Joe Biden mengadakan aksi demo di luar Gedung Putih pada Rabu (13/12) menyerukan gencatan senjata di Gaza.
“Sekelompok staf pemerintahan Biden yang menyerukan gencatan senjata saat ini sedang berkumpul di luar Gedung Putih,” lapor seorang koresponden senior NBC dari Gedung Putih.
Postingan tersebut menampilkan foto sekelompok orang yang berkumpul di depan Gedung Putih, dengan beberapa orang memegang spanduk bertuliskan “PRESIDEN BIDEN, STAF ANDA MENUNTUT Gencatan Senjata.”
Di depan rombongan juga tampak lilin-lilin yang disusun sedemikian rupa bertuliskan “CEASEFIRE”, dikutip dari laman The Hill, Kamis (14/12).
Menurut CNN, demo tersebut dihadiri lebih dari puluhan orang. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri bernama Josh Paul, yang mengundurkan diri pada pertengahan Oktober karena penentangannya terhadap penanganan konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas oleh pemerintahan Biden, dilaporkan memberikan pidato pembukaan pada acara tersebut.
“Rakyat Amerika dan lembaga-lembaga terhormat seperti PBB memohon gencatan senjata, namun pemerintahan ini belum mendengarkannya. Kami meminta Presiden Biden dan anggota kabinet untuk angkat bicara: Menyerukan gencatan senjata permanen, membebaskan semua sandera, dan segera melakukan deeskalasi,” kata Paul pada acara tersebut, menurut CNN.
Mantan staf pemerintahan lainnya membacakan pernyataan dari pejabat Palestina, menurut CNN.
“Keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk meningkatkan intensitas kekerasan telah menempatkan kami dalam bahaya,” kata staf pemerintah tersebut, menurut CNN.
Biden Peringatkan Israel Kehilangan Dukungan Global atas Pengeboman Tanpa Pandang Bulu di Gaza
Joe Biden mengakui bahwa Israel mulai kehilangan dukungan global atas pengeboman di Jalur Gaza.
"Mereka mulai kehilangan dukungan global karena pengeboman tanpa pandang bulu yang terjadi," kata Biden, seperti dilansir BBC, Rabu (13/12).
Pernyataan yang disampaikan presiden Amerika Serikat (AS) itu dihadapan para donor saat acara penggalangan dana untuk kampanyenya dalam Pilpres AS 2024 pada Selasa (12/12), disebut menandai komentar paling keras Biden terhadap kepemimpinan Israel. Di lain sisi, kebijakan standar ganda AS sulit dibantah, termasuk dengan melangkahi Kongres untuk mengirim belasan ribu butir amunisi tank ke Israel.
Setelah menuturkan Israel kehilangan dukungan global, Biden kembali menggarisbawahi dukungannya terhadap perang melawan Hamas dan Israel, tegas dia, berhak melakukannya.
Biden dilaporkan menghadapi tekanan yang semakin besar, termasuk dari internal Partai Demokrat, untuk mengendalikan operasi militer Israel di Jalur Gaza. AS baru-baru ini mendesak sekutunya itu untuk mengutamakan nyawa manusia dan memberikan instruksi yang lebih jelas demi menghindari warga sipil Jalur Gaza menjadi korban.
Para pejabat senior AS juga menunjukkan ketidakpuasan yang meningkat atas tanggapan Israel.
Advertisement
Netanyahu: AS Mendukung Kami
Otoritas kesehatan Gaza pada Selasa mengatakan bahwa lebih dari 18.400 orang tewas akibat pengeboman Israel sejak 7 Oktober.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menerima dukungan penuh dari AS atas perang daratnya dan tujuannya untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan para sandera yang tersisa.
Netanyahu menambahkan bahwa AS telah memblokir tekanan internasional untuk menghentikan perang. Pernyataannya merujuk pada hak veto yang digunakan AS untuk melahirkan resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza.
"Ya, ada perbedaan pendapat ... dan saya berharap kita akan mencapai kesepakatan," katanya.
Biden menyinggung ketidaksepakatannya dengan Netanyahu dalam komentarnya pada Selasa dan mengatakan PM Israel itu harus mengubah pemerintahannya serta pendiriannya mengenai solusi dua negara, yang telah dipromosikan oleh para pejabat tinggi AS sebagai jalur pascaperang.
Proposal tersebut didukung oleh komunitas internasional untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan akan mengarah pada pembentukan Negara Palestina merdeka, yang berdampingan dengan Israel.
"Ini adalah pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel," kata Biden. "Pemerintahan di Israel mempersulitnya. Mereka tidak menginginkan solusi dua negara."
Komentarnya mencerminkan ketidaksepakatan yang muncul mengenai arah yang harus diambil setelah perang Hamas Vs Israel berakhir. Netanyahu mengatakan dia menentang seruan AS agar Otoritas Palestina, yang saat ini mengelola sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel, mengambil alih kendali atas Jalur Gaza.