Arab Saudi dan UEA Gabung BRICS, Ini Pengaruhnya pada Ekonomi Global

Arab Saudi bersama dengan UEA, Mesir, Iran dan Ethiopia bergabung dengan Brics pada tanggal 1 Januari 2024.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Jan 2024, 13:02 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2024, 13:02 WIB
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Perluasan blok BRICS kini sudah mencakup Arab Saudi dan UEA. Bergabungnya dua negara Arab ini diharapkan menawarkan peluang investasi baru bagi dua negara sekaligus meningkatkan pengaruh kelompok tersebut secara global, kata para analis.

Arab Saudi bersama dengan UEA, Mesir, Iran dan Ethiopia bergabung dengan Brics pada tanggal 1 Januari 2024, menggandakan keanggotaannya menjadi 10 negara, bergabung dengan Brasil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan sebagai anggota aslinya.

Kelompok BRICS secara ekonomi diprediksi akan “meningkatkan tingkat hubungan antara kawasan dengan negara-negara lain di dunia dan akan meningkatkan kapasitas untuk menarik investasi,” kata Jihad Azour, direktur Dana Moneter Internasional untuk wilayah Mena, dikutip dari laman thenationalnews, Jumat (5/1/2023).

“Perluasan blok multilateral BRICS yang mencakup Arab Saudi dan UEA merupakan pertanda baik di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi yang sedang dihadapi perekonomian dunia,” kata Ullas Rao, asisten profesor keuangan di Edinburgh Business School, Universitas Heriot-Watt di Dubai.

“Baik Saudi dan UEA adalah negara kaya dalam hal per kapita sehingga mampu menciptakan peluang pertumbuhan yang sangat besar melalui investasi, perdagangan, dan perdagangan.”

Arab Saudi dan UEA terus mencatatkan pertumbuhan ekonomi meskipun terdapat ketidakpastian termasuk tingginya suku bunga, inflasi, dan ketegangan geopolitik karena mereka fokus pada diversifikasi ekonomi.

Perekonomian Arab Saudi yang tumbuh sebesar 8,7 persen pada tahun 2022, tingkat pertumbuhan tahunan tertinggi di antara 20 negara terbesar di dunia, diperkirakan akan meningkat sebesar 0,8 persen pada tahun 2023, menurut Dana Moneter Internasional.

Kerajaan Saudi juga sangat fokus pada ekonomi non-minyak sebagai bagian dari agenda diversifikasi Visi 2030.

Sementara itu, perekonomian UEA diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,4 persen pada tahun 2023 dengan pertumbuhan PDB minyak diproyeksikan sebesar 0,7 persen dan PDB non-minyak sebesar 4,5 persen, didukung oleh kinerja yang kuat di bidang pariwisata, real estate, konstruksi, transportasi, manufaktur dan lonjakan belanja modal, menurut laporan terbaru dari Bank Dunia.

Efek Lain Bergabungnya Arab Saudi dan UEA

Ilustrasi fasilitas minyak Aramco Arab Saudi (Creative Commons / Pixabay)
Ilustrasi fasilitas minyak Aramco Arab Saudi (Creative Commons / Pixabay)

Bergabungnya dua eksportir minyak besar ke dalam kelompok tersebut “akan memperkuat daya tawar dan pengaruh mereka di OPEC+ sekaligus menawarkan ruang bagi mereka untuk menyelaraskan strategi mereka dengan anggota BRICS lainnya," kata Ehsan Khoman, kepala penelitian ESG, komoditas dan pasar negara berkembang di OPEC+ MUFG.

OPEC+ yang telah memainkan peran penting dalam menyeimbangkan pasar minyak, mencakup beberapa produsen minyak mentah terbesar di dunia termasuk Arab Saudi, UEA, dan Rusia.

China dan India, dua anggota utama BRICS, merupakan konsumen minyak terbesar kedua dan ketiga di dunia yang memiliki hubungan energi yang kuat dengan negara-negara Teluk.

Lebih banyak perdagangan bilateral dalam mata uang lokal juga diharapkan seiring dengan bergabungnya negara-negara baru dalam kelompok ini.

“Implikasi yang kami amati dengan cermat dari bergabungnya Arab Saudi, UEA, dan Mesir ke dalam BRICS adalah potensi lebih banyak perdagangan bilateral dalam mata uang lokal, terutama setelah kesepakatan UEA dan India yang dicapai pada Juli 2024, dan Mesir juga melakukan diskusi serupa dengan India,” kata Carla Slim, ekonom di Standard Chartered Bank.

 

Pengaruh Dollar Amerika

Penyebab Rupiah Melemah yang Dipengaruhi Faktor Eksternal
Ilustrasi Uang Dollar Credit: pexels.com/cottonbro

Tahun lalu, UEA dan India menandatangani perjanjian untuk membentuk kerangka kerja guna mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas batas dan meningkatkan kerja sama dalam menghubungkan sistem pembayaran dan pengiriman pesan mereka.

Setelah kesepakatan tersebut, India mulai membeli minyak UEA dalam rupee India untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara.

Sementara itu, seruan untuk perombakan sistem moneter internasional dan pengembangan mata uang alternatif terhadap dolar AS diperkirakan akan meningkat seiring dengan ekspansi BRICS, menurut Ullas Rao, asisten profesor keuangan di Edinburgh Business School, Universitas Heriot-Watt di Dubai..

“Ketika dunia mencari alternatif terhadap dolar AS, meskipun kurang relevan saat ini, kemunculan mata uang bersama BRICS dapat menjadi pertanda utama dalam diversifikasi risiko menjauh dari kekuatan dolar,” katanya.

BRICS siap untuk mengambil pengaruh yang lebih besar sebagai suara yang kuat bagi negara-negara Selatan, tambahnya.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya