3 Maret Hari Satwa Liar Sedunia, Peringatan untuk Tingkatkan Kesadaran Soal Kondisi Mengkhawatirkan Hewan

World Wildlife Day atau Hari Satwa Liar Sedunia, dirayakan pada tanggal 3 Maret pada setiap tahunnya.

oleh Fitria Putri Jalinda diperbarui 03 Mar 2024, 18:35 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2024, 18:35 WIB
Penyelamatan Hewan Liar dari Perang Ukraina
Ilustrasi satwa liar. (AP Photo/Vadim Ghirda)

Liputan6.com, Jakarta - World Wildlife Day atau Hari Satwa Liar Sedunia, dirayakan pada tanggal 3 Maret pada setiap tahunnya. 

Jika membahas tentang satwa liar, apa kesamaan yang dimiliki oleh Orangutan Kalimantan, Gajah Sumatera, dan Badak Hitam selain mereka adalah hewan yang menakjubkan?

Sayangnya, kesamaan menyedihkan tentang makhluk-makhluk ini adalah mereka merupakan spesies terancam punah.

Namun, pada hari Satwa Liar ini, PBB dan mitranya berencana untuk meningkatkan kesadaran terhadap keadaan yang mengkhawatirkan bagi para hewan tersebut.

Para hewan hanya dimasukkan ke dalam endangered species list atau daftar spesies yang terancam punah jika International Union for Conservation of Nature yakin bahwa hewan tersebut menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi --– kepunahan seperti yang terjadi pada dinosaurus dan dodo.

Perkiraan saat ini menyatakan bahwa Badak Hitam yang masih hidup di seluruh dunia tersisa 2.500 ekor. Macan Tutul Amur Rusia yang ditemukan di bagian paling timur negara itu berada di ambang kepunahan dengan hanya tersisa sekitar 40 ekor di dunia, sayangnya daftar ini terus berlanjut.

Mengutip dari nationaltoday.com, dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang spesies yang terancam punah dan apa yang bisa dilakukan, PBB menjadikan dan merayakan 3 Maret sebagai Hari Satwa Liar Sedunia dan menandatangani konvensi International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora atau Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah.  

Kronologi Hari Satwa Liar Sedunia

Gajah Sumatera
Gajah di pusat konservasi gajah di TN Way Kambas, Lampung (Liputan6.com / Harun Mahbub)

20 Desember, 2013 Hari Satwa Liar Sedunia ditetapkan

Diusulkan oleh Thailand, PBB menetapkan tanggal 3 Maret untuk meningkatkan kesadaran terhadap hewan dan tumbuhan liar di dunia.

3 Maret, 2014 Hari Satwa Liar Sedunia diperingati

Hari Satwa Liar Sedunia yang pertama diperingati.

2015, PBB mengumumkan tema pada tahun 2015

Tema Hari Satwa Liar Sedunia tahun 2015 adalah "Saatnya kita serius menangani kejahatan terhadap satwa liar."

2016, PBB mengumumkan tema pada tahun 2016

Tema Hari Satwa Liar Sedunia tahun 2016 adalah “Masa depan satwa liar ada di tangan kita” dengan subtema “Masa depan gajah ada di tangan kita”.

2017, PBB mengumumkan tema pada tahun 2017

Tema Hari Satwa Liar Sedunia tahun 2017 adalah “Dengarkan Suara Generasi Muda”.

2018, PBB mengumumkan tema pada tahun 2018

Tema Hari Satwa Liar Sedunia tahun 2018 adalah "Kucing Besar: predator yang terancam".

2019, PBB mengumumkan tema pada tahun 2019

Tema Hari Satwa Liar Sedunia tahun 2019 adalah ‘Kehidupan di Bawah Air: untuk Manusia dan Planet’

Cara Memperingati Hari Satwa Liar Sedunia

Melihat Satwa Liar di Taman Nasional Baridiya Nepal
Harimau Benggala Kerajaan terlihat di Taman Nasional Bardiya, Nepal, Rabu (31/3/2021). Sebelumnya ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa Royal Karnali pada tahun 1976, taman Nasional Baridiya juga merupakan salah satu taman nasional terbesar di sabuk Selatan Nepal. (AP Photo/Niranjan Shrestha)

Mengutip dari nationaltoday.com, ada beberapa cara untuk memperingati Hari Satwa Liar Sedunia, contohnya sebagai berikut:

1. Sebarkan beberapa fakta menakjubkan

Salah satu cara untuk menarik perhatian masyarakat adalah dengan menyebarkan pesan tentang hewan dengan berbagai fakta keren tentang mereka yang bisa kita sebarkan melalui media sosial ataupun secara langsung. 

Kesempatan yang bagus untuk berbagi fakta tentang hewan yang terancam punah dan diharapkan bisa memicu rasa ingin tahun tentang konservasi hewan.

2. Mengadakan "pesta" Planet Bumi

Pada Hari Satwa Liar Sedunia, luangkan waktu untuk menonton beberapa tayangan yang membahas tentang hewan.

3. Ikut Terlibat

Acara ini mengharapkan masyarakat di seluruh dunia ikut untuk membahas cara-cara membahas ancaman terbesar terhadap satwa liar dunia, termasuk perubahan habitat, eksploitasi berlebihan, dan pelacakan ilegal.

Selain itu, juga ada beberapa alasan mengapa hari ini penting, yaitu:

1. Menjaga rantai makanan tetap terkendali

Sederhananya, jika makhluk tertentu punah, maka rantai makanan kita akan hancur total. Dalam ekosistem yang kuat, jika ada mata rantai dalam rantai makanan yang putus, hal ini akan menyebabkan dampak yang luas.

2. Ini mungkin salah manusia

Meskipun pasti ada alasan di luar kendali manusia yang menyebabkan punahnya suatu spesies, dalam banyak kasus saat ini, hal tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia.

Namun, jika kita yang menyebabkannya, berarti kita mempunyai kekuatan untuk memperbaikinya. Perburuan yang berlebihan, perdagangan satwa liar, penangkapan ikan yang berlebihan, dan penggundulan hutan merupakan penyebab terjadinya hal ini, namun semua hal tersebut tidak berada di luar kendali.

Dengan merayakan Hari Satwa Liar Sedunia, kita dapat menyampaikan pesan bahwa aktivitas manusia tidak boleh dibiarkan begitu saja.

3. Kita semua berbagi satu planet

Memastikan bumi tetap menjadi planet yang berkembang, hidup, dan bernafas berarti menjaga segala sesuatu yang ada di dalamnya.

Penangkapan ikan yang berlebihan dapat mengakibatkan bencana permasalahan ekonomi bagi masyarakat pesisir yang bergantung pada perdagangan.

Hilangnya suatu spesies dapat menyebabkan perubahan lingkungan setempat, yang secara langsung dapat berdampak pada manusia yang tinggal di sana.

Konservasi satwa liar merupakan bagian komplit dalam menciptakan dunia yang berkelanjutan.

7 Spesies yang Bisa Kita Selamatkan

Ilustrasi macan tutul
Ilustrasi seekor macan tutup menerkam seseorang saat sedang pemotretan (dok.unsplash)

Macan Tutul

Macan Tutul adalah spesies kucing besar paling langka di dunia, hewan ini berasal dari Rusia bagian timur dan Tiongkok bagian timur laut.

Populasi: lebih dari 84

Badak Hitam

Dia menambahkan bahwa badak hitam berada di ambang kepunahan tiga dekade yang lalu. (AP Photo/Brian Inganga)

Badak ini merupakan spesies badak yang lebih kecil jikan dibandingkan dengan badak afrika, Badak Hitam memiliki bibir atas yang bengkok.

Populasi: 5.000-5.400

Orangutan Kalimantan

<p>Potret Orangutan Kalimantan di Taman Nasional Betung Kerihun. (Dok: KLHK)</p>

 

Populasi orangutan Kalimantan telah menurun lebih dari 50% selama 60 tahun terakhir, dan habitat mereka telah berkurang setidaknya 55% selama 20 tahun terakhir.

Populasi: Sekitar 104.700

Harimau Sumatera

Ilustrasi harimau sumatra Pusat Suaka Orangutan (PSO) Arsari di Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (Liputan6.com/Abdul Jalil)

Hanya ditemukan di pulau Sumatra, Indonesia, mereka adalah subspesies harimau terkecil yang masih hidup.

Populasi: Kurang dari 400

Vaquita

Ilmuwan Tetapkan Mamalia Laut Paling Langka di Dunia (Sumber: NOAA Fisheries)

Mamalia laut paling langka di dunia, vaquita, hidup di bagian utara Teluk California dan baru ditemukan pada tahun 1958.

Populasi: 30 individu 

Gorila Gunung

<p>Gorila gunung di Rwanda disebut hampir punah. (Dok: Instagram @rwanda)</p>

Gorila gunung hidup di hutan pada ketinggian 8.000 hingga 13.000 kaki di Cekungan Kongo.

Populasi: 880

Gajah Sumatera

Anak gajah Sumatera betina lahir di Taman Nasional Way Kambas, pada 26 Februari 2024. (dok. Biro Humas KLHK)

Salah satu dari tiga subspesies gajah Asia yang diakui, populasinya telah menurun setidaknya 80% selama tiga generasi terakhir.

Populasi: 2.400 - 2.800

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya