Liputan6.com, Jakarta - Sebuah robot yang terintegrasi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini dapat melakukan sejumlah pekerjaan manusia seperti membuat kopi atau bahkan berbicara.
Dilansir Live Science, Jumat (22/3/2024), sebuah video menunjukkan seorang teknisi yang memerintahkan robot itu untuk mengambilkan makanan dan dia pun memberikan sebuah apel. Robot tersebut bahkan bisa menjelaskan mengapa dia memutuskan untuk memberikan apel.
Baca Juga
Perusahaan yang mengembangkan robot tersebut bahwa komunikasi yang dilakukan oleh si robot didukung oleh integrasi dengan teknologi yang dibuat oleh OpenAI, nama di balik Chat GPT.
Advertisement
Jika semua fitur yang dialami robot tersebut dapat berfungsi dengan baik, itu artinya dunia robotik telah mengalami kemajuan signifikan.
Kemajuan di Dunia Robotik
Para ahli mengatakan bahwa kemajuan pertama adalah teknik mesin di balik gerakan-gerakan yang tangkas dan dapat mengoreksi diri seperti yang dapat dilakukan manusia. Artinya motor, aktuator, dan gripper yang sangat presisi yang terinspirasi oleh sendi atau otot, serta kontrol motorik untuk memanipulasinya guna menjalankan tugas dan memegang benda dengan hati-hati.
Hal ini terbukti dalam kemampuan sederhana seperti mengambil cangkir, yang rupanya menggunakan proses intensif untuk mengarahkan otot dalam urutan yang tepat.
Kemajuan kedua adalah pemrosesan bahasa alami (NLP) real-time berkat penambahan mesin OpenAI — yang harus secepat dan responsif seperti Chat GPT saat Anda mengetikkan kueri ke dalamnya.
Ia juga memerlukan perangkat lunak untuk menerjemahkan data ini menjadi audio atau ucapan. NLP adalah bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk memberikan mesin kemampuan untuk memahami dan menyampaikan ucapan.
Advertisement
Manfaatkan AI untuk Kembangkan Robot yang Bisa Prediksi Kematian
Sebelumnya, sekelompok ilmuwan di Denmark memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam mengembangkan bot yang dapat memprediksi kapan seseorang akan meninggal.
Mereka memprediksi kematian seseorang berdasarkan data kesehatan, pendidikan, pekerjaaan hingga pendapatan.
Para peneliti di Technical University of Denmark (Universitas Teknik Denmark) mengatakan bahwa robot tersebut memiliki tingkat akurasi hingga 79 persen ketika memeriksa data enam juta orang selama periode 2008 hingga 2020.
Selengkapnya di sini...