MER-C Indonesia Kirim Relawan ke Gaza Dibantu WHO, Salurkan Juga Bantuan Makanan hingga Medis

Melalui wawancara yang dilakukan oleh Liputan6.com, bersama Dr. Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium MER-C, Jumat, (22/3/2024), menceritakan bahwa MER-C melakukan penyaluran bantuan kemanusiaan untuk masyarakat di Gaza.

oleh Fitria Putri Jalinda diperbarui 23 Mar 2024, 18:36 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2024, 18:36 WIB
Dr. Sarbini MER-C
Wawancara dengan dr. Sarbini dari MER-C, Jumat (22/3/2024), (Liputan6.com/Fitria Putri Jalinda

Liputan6.com, Jakarta - Pihak MER-C atau Medical Emergency Rescue Committee menyatakan telah melakukan penyaluran bantuan kemanusiaan untuk masyarakat membutuhkan di Gaza.

"Kami telah mengirimkan banyak bantuan ke Gaza, baik berupa makanan, obat-obatan, kemudian selimut, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan medis," ujar Dr. Sarbini Abdul Murad selaku Ketua Presidium MER-C dalam program Liputan6 Update edisi Jumat, (22/3/2024).

MER-C Indonesia disebut telah melakukan pengiriman dan koordinasi di Kairo sehingga bantuan-bantuan untuk masyarakat di Gaza tersebut bisa dilanjutkan.

"Dalam hal ini kita juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga bantuan yang ada di Mesir maupun yang ada di Gaza," tambah Dr. Sarbini.

Dr. Sarbini menyatakan bahwa pengiriman makanan merupakan prioritas utama yang pada saat ini dilakukan, mengingat bahwa masyarakat Gaza sedang mengalami kekurangan makanan.

"Nah sebab itu prioritas utama kita adalah bagaimana bantuan-bantuan makanan ini harus kita kirim, dan kemarin 2 minggu yang lalu, kita sudah kirim beberapa truk makanan yang dari Kairo dan Alhamdulillah sudah masuk di Gaza," tuturnya.

Pendistribusian ini paling utama difokuskan ke beberapa rumah sakit yang posisinya terletak di bagian Selatan Gaza, di mana rumah sakit itu menjadi rumah sakit yang ditempati oleh para tim dokter.

Dr. Sarbini menambahkan selain makanan, prioritas untuk dikirimkan adalah obat-obatan.

"Dua hal ini yang sangat dibutuhkan pada bulan Ramadhan ini, di mana di Selatan ini kan terjadi penumpukan orang yang begitu luar biasa, mana musim dingin, bulan Ramadhan, kemudian bantuan-bantuan ini disekat-sekat oleh Israel sehingga bantuan apapun yang bisa masuk dan jumlah berapa pun di sana bermanfaat untuk masyarakat di Gaza."

Mengutip dari mer-c.org, MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi, 

Memprioritaskan Bantuan untuk Gaza bagian Selatan berupa Makanan dan Obat-obatan

Dr. Sarbini MER-C
Wawancara dengan dr. Sarbini dari MER-C, Jumat (22/3/2024), (Liputan6.com/Fitria Putri Jalinda

Selain makanan, obat, dan selimut, bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Gaza dalam beberapa hari ke depan Dr. Sarbini menambahkan bahwa baju, susu untuk bayi, dan segala hal yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.

"Ya dengan bantuan dasar kayak makanan, minuman, baju, susu bayi, segala macem ini sangat dibutuhkan pada hari ini, oleh sebab itu kita mencoba untuk mengirimkan banyak," tuturnya.

"Sekian banyak kebutuhan kita prioritaskan dua, yang pertama makanan, yang kedua obat-obatan, nah dua ini yang kita prioritaskan untuk segera kita kirimkan ke Gaza dan itu berkelanjutan untuk kita kirim, apalagi dokter-dokter bekerja di sana kan butuh makanan."

Dr. Sarbini juga mengatakan bahwa MER-C bekerjasama dengan teman-teman yamg ada di Gaza untuk menyediakan setiap hari sekitar 2.000 makanan untuk para dokter yang ada di Gaza. 

Bantuan yang dialirkan oleh MER-C ini menjangkau kawasan Gaza Selatan, Dr. Sarbini menyampaikan bahwa harapan dari MER-C bantuan ini bisa menyebar ke seluruh Gaza dari Selatan hingga Utara. 

"Harapan kita sebenarnya bantuan ini bisa menyebar ke seluruh Gaza dari Selatan sampai dengan ke Utara, semua bisa terdistribusi, semua bisa dirasakan oleh masyarakat, bisa dinikmati, tapi sayangnya Israel masih membatasi akses ke tengah dan utara, jadi semua bantuan-bantuan ini masih terfokus ke selatan," ujar Dr. Sarbini. 

Diketahui bahwa bagian Gaza Selatan mengalami penumpukan pengungsi yang luar biasa banyak, walaupun sebagian rumah sakit masih berfungsi dengan lumayan walaupun tidak maksimal. 

"Nah saya mau ini (bantuan) bisa terdistribusi dari Selatan ke Utara, apalagi rumah sakit Indonesia yang ada di utara ini masih terkendala," tutur Dr. Sarbini.

MER-C Berhasil Menembus Gaza dan Mengirim Tenaga Medis

Ilustrasi Serangan Israel ke Jalur Gaza (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Serangan Israel ke Jalur Gaza (Liputan6.com/M.Iqbal)

Pekan ini (Maret, 2024), MER-C menyatakan mengirim tenaga medis atau tenaga kesahatan menuju Gaza. 

Sementara itu, pada 10 Oktober 2023, MER-C sudah mendeklarasikan untuk mengirim tim medis, namun kesulitan yang luar biasa untuk menuju Gaza dialami oleh tim MER-C.

"Memang kita sudah berupaya untuk menghubungi kemlu, kita juga menghubungi KBRI kita di sana, kita juga menghubungi pihak mesir namun belum ada kepastian."

"Nah kami juga tidak berputus asa ya untuk masuk ke sana, apapun yang kita lakukan untuk membantu saudara kita di Gaza itu dengan berbagai macam cara kita lakukan, kebetulan kita juga punya hubungan baik ya dengan pihak WHO, dalam pertengahan perang ini sekitar 2 bulan sampai 3 bulan kita intens melakukan komunikasi-komunikasi dengan beliau," ujar Dr. Sarbini. 

WHO sebagai penanggung jawab organisasi dunia diberi tanggung jawab untuk bisa memfungsikan rumah sakit, bertanggung jawab untuk membantu korban-korban di Gaza, dan mengajak stakeholder di seluruh dunia untuk bersama-sama bisa masuk ke Gaza.

Dr. Sarbin juga menambahkan hubungan baik antara MER-C dan WHO yang memiliki keinginan sama untuk membantu Gaza dan bersama-sama untuk masuk ke Gaza. 

"Dan kami minta gabunglah ke EMT (Emergency Medical Team) dan ini terdiri dari banyak negara, Eropa ada Asia ada, nah itu dibawah WHO dan ini bersama sama kita rombongan menuju ke Gaza, itu prosesnya panjang sekali, pertama kita harus mengirimkan teman-teman ke kairo, komunikasi secara intens dgn perwakilan dari WHO yang ada di Kairo," ujar Dr. Sarbini

"Ya alhamdulilah Hari Sabtu jam 9 malam WIB atau pukul 5 pagi waktu Gaza alhamdulillah sebelas relawan kita bisa masuk ke Gaza."

 

Diskusi dengan Pihak WHO

Ilustrasi tenaga medis/Unsplash Hush
Ilustrasi tenaga medis/Unsplash Hush

Dalam wawancara ini, Dr. Sarbini menyampaikan permintaan dari WHO agar nantinya MER-C secara berkelanjutan tetap mengirim tenaga medis.

"Nanti setelah kita selesai tugas di Gaza, mereka keluar kemudian ada tim-tim yang lain," ujar Dr. Sarbini.

"Melalui konferensi pers kami, kami mengajak teman-teman khususnya dari elemen kesehatan seperti IDI, PMI, atau Perawat untuk secara bersama berembuk untuk bisa ke sana," tambahnya.

Dr. Sarbini berharap untuk bisa berkolaborasi atau koalisi secara besar untuk bisa mengirim tim secara berkelanjutan ke Gaza.

"WHO sudah memberi kesempatan ini kepada kita, dan mudah-mudahan setelah tim ini keluar, ada masuk lagi tim lain, terus seperti ini," katanya.

"Untuk menjaganya juga perlu bekerja sama perlu ada konsorsium sehingga nanti minimal sekali, pusat-pusat kesehatan yang ada di Gaza bisa tertangani dengan baik, dengan ada pergantian dari banyak dokter dari banyak negara ini sedikit bisa membantu ya, nah sama-sama kita ketahui bahwa dokter-dokter disana kelelahan dan banyak yang meninggal." 

Dr. Sarbini menambahkan bahwa, MER-C juga mengirim obat-obatan sehingga ada sinkronisasi antara dokter dan tim medis yang sudah dikirim sehingga kekosongan yang selama ini terjadi di Gaza (khususnya bagian selatan) bisa tertangani dengan baik.

INFOGRAFIS_Jalur Gaza terbagi atas lima kegubernura
INFOGRAFIS_Jalur Gaza terbagi atas lima kegubernura (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya