Liputan6.com, Chamoli - Tepat hari ini, 25 tahun yang lalu, peristiwa kelam dan menyedihkan telah terjadi. Gempa bumi menewaskan setidaknya 100 orang dan merusak kurang lebih 90 % rumah di Chamoli, India.
Gempa bumi dahsyat ini berlangsung selama 40 detik dan bermagnitudo 6,8. Menurut Departemen Seismologi India, lindu tersebut menghantam zona panas seismik di bagian utara India pada Senin pagi, 29 Maret 1999.
Baca Juga
Bencana alam gempa bumi ini dirasakan di banyak wilayah India utara, seperti Nepal barat, dan China selatan.
Advertisement
Sekitar 25 menit setelah gempa pertama, serangkaian gempa susulan mengguncang lanskap (wilayah) utara India itu. Guncangan susulan ini berlanjut sekitar dua bulan, hal ini meningkatkan ketakutan dan kerusakan yang telah terjadi sebelumnya.
Dilansir dari relief web, Jumat (29/3/2024), Distrik Chamoli dan Rudraprayag di Uttar Pradesh, India, merupakan wilayah yang terkena dampak paling parah dari gempa bumi tersebut. Sebanyak 90% rumah di Distrik Chamoli hancur, dan setidaknya 100 orang tewas, sementara banyak juga yang terluka.
Reuters melaporkan bahwa tenda-tenda telah didirikan oleh paramiliter di Chamoli untuk menyediakan tempat berlindung dan bantuan medis bagi para korban gempa. Distribusi makanan dan obat-obatan juga sudah dilakukan.
Langkah-langkah ini penting untuk memastikan bahwa korban bencana gempa India tersebut mendapatkan perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan.
Evakuasi Segera Dilakukan
Laporan mengenai kerusakan dan korban jiwa dari gempa bumi tersebut terlambat masuk karena wilayah daerah terpencil dan terbatasnya jaringan komunikasi, yang juga terputus akibat bencana tersebut.
Masalah semakin diperparah dengan adanya cuaca buruk.
Untuk membantu, tiga helikopter militer dan pemerintah negara bagian segera terbang ke distrik tersebut tak lama setelah matahari terbit untuk memulai evakuasi orang-orang yang terluka parah.
Sementara itu, Pemerintah India telah mengutus dua orang menteri untuk menilai situasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh korban gempa.
Anggota ACT (Action by Churches Together) atau organisasi kemanusiaan yang didukung oleh gereja Churches Auxiliary for Social Action (CASA) kemudian menghubungi lembaga-lembaga mitra lokalnya di daerah tersebut dan survei sudah dilakukan.
Kendati demikian mengingat medan pegunungan di daerah tersebut dan relatif sulit diakses, diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu minggu untuk menjangkaunya.
Namun, untuk sementara waktu, berdasarkan penilaian kebutuhan yang cepat dan setelah berkonsultasi dengan organisasi mitranya, CASA memutuskan untuk mendistribusikan paket bantuan dan terpal untuk tempat berlindung bagi para korban gempa yang telah diidentifikasi.
Advertisement
Bantuan Telah Disalurkan
Pemerintah memberikan bantuan darurat untuk korban gempa dengan rincian sebagai berikut:
Terpal: 1.000 lembar dengan ukuran 15' x 20' atau 4,6m x 6,1m.
Mengingat besarnya kerusakan yang terjadi pada perumahan, perlu untuk menyediakan tempat berlindung sementara bagi para korban yang rumahnya rusak parah akibat gempa bumi.
Perangkat bantuan: 1.000 perangkat telah didistribusikan.
Satu set bantuan terdiri dari sari (pakaian wanita); satu set piyama kurta (pakaian pria) dan 3 selimut yang diperuntukkan bagi mereka yang paling rentan, yaitu para wanita dan anak-anak, yang sangat berguna mengingat cuaca buruk yang terjadi.
Proses pengadaan dan penyusunan kembali bantuan telah dimulai, dan tim pertama dari staf CASA, bersama dengan bahan bantuan tahap pertama telah diberangkatkan ke daerah tersebut pada hari Rabu (31/3/1999) pagi hari.
Semua langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan bantuan secepat mungkin kepada korban gempa dan membantu mereka pulih dari dampak bencana alam ini.
Pemberian Bantuan Makanan dalam Bentuk Ransum Kering
Berdasarkan penilaian situasi yang sesungguhnya di lapangan, CASA (Churches Auxiliary for Social Action) mengambil keputusan mengenai distribusi bantuan dalam bentuk ransum kering (persediaan makanan yang tahan lama dan tidak memerlukan pendinginan atau pemrosesan tambahan).
Setiap paket bantuan ransum kering terdiri dari paket-paket beras, kacang-kacangan, minyak untuk memasak, bumbu masak, lilin, dan korek api.
Ransum kering ini dimaksudkan agar cukup untuk memberikan bantuan kepada korban gempa selama 10 hari.
Keputusan ini diambil setelah melihat langsung kebutuhan dan kondisi di tempat kejadian bencana. Bantuan ransum kering ini penting karena dapat memberikan makanan dan kebutuhan dasar lainnya kepada para korban yang kesulitan mengakses sumber daya makanan dan minuman di sekitarnya.
Advertisement