Jerman Legalkan Ganja untuk Tujuan Rekreasi, Syaratnya Mesti Berusia 18 Tahun ke Atas

Jerman menjadi negara baru di kawasan Uni Eropa yang legalkan ganja untuk tujuan rekreasi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Apr 2024, 16:22 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2024, 16:22 WIB
Bagaimana Ganja Medis Bisa Tangani Cerebral Palsy, Ini Penjelasan Peneliti Ganja
Ilustrasi daun ganja.(Sumber foto: Pexels.com)

Liputan6.com, Berlin - Jerman pada Senin (1/4/2024) menjadi negara Uni Eropa terbesar yang melegalkan ganja rekreasional, meskipun ada penolakan keras dari politisi oposisi dan asosiasi medis.

Berdasarkan langkah pertama dalam undang-undang baru yang banyak diperdebatkan, orang dewasa berusia di atas 18 tahun kini diperbolehkan membawa 25 gram ganja kering dan menanam hingga tiga tanaman ganja di rumah, dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (1/4).

Perubahan ini menjadikan Jerman sebagai salah satu negara dengan undang-undang ganja paling liberal di Eropa, bersama dengan Malta dan Luksemburg, yang masing-masing melegalkan penggunaan ganja untuk rekreasi pada tahun 2021 dan 2023.

Belanda, yang terkenal dengan sikapnya yang permisif terhadap narkoba, dalam beberapa tahun terakhir telah mengambil pendekatan yang lebih ketat untuk melawan pariwisata ganja.

Ketika undang-undang tersebut mulai berlaku, ratusan orang bersorak di Gerbang Brandenbrug. Banyak di antara mereka yang menyalakan api bersama-sama merayakan momen tersebut.

Sebagai langkah berikutnya dalam reformasi hukum, mulai 1 Juli, ganja dapat diperoleh secara legal melalui "klub ganja" di negara tersebut.

Asosiasi yang diatur ini akan diizinkan untuk memiliki hingga 500 anggota masing-masing, dan akan dapat mendistribusikan hingga 50 gram ganja per orang per bulan.

Sampai saat itu tiba, “konsumen tidak boleh memberi tahu polisi di mana mereka membeli ganja” jika terjadi pemeriksaan di jalan, kata Georg Wurth, direktur Asosiasi Ganja Jerman, kepada AFP.

Rencana awal penjualan ganja melalui toko-toko berlisensi dibatalkan karena adanya penolakan dari Uni Eropa, meskipun undang-undang kedua sedang dalam proses untuk menguji coba penjualan ganja di toko-toko di wilayah percontohan.

Pro Kontra Legalitas Ganja

ilustrasi ganja
Ilustrasi ganja.  (pixabay)

Pemerintah Jerman, sebuah koalisi tiga arah yang dipimpin oleh Partai Sosial Demokrat pimpinan Kanselir Olaf Scholz, berpendapat bahwa legalisasi akan membantu membendung meningkatnya pasar gelap untuk zat-zat populer tersebut.

Namun kelompok kesehatan telah menyuarakan kekhawatiran bahwa legalisasi dapat menyebabkan peningkatan penggunaan obat di kalangan generasi muda, yang menghadapi risiko kesehatan tertinggi.

Para ahli memperingatkan bahwa penggunaan ganja di kalangan generasi muda dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf pusat, sehingga meningkatkan risiko berkembangnya psikosis dan skizofrenia.

“Dari sudut pandang kami, undang-undang yang tertulis adalah sebuah bencana,” kata Katja Seidel, seorang terapis di pusat kecanduan ganja untuk remaja di Berlin, kepada AFP.

Bahaya Ganja untuk Kesehatan

Ilustrasi Ganja
Ilustrasi ganja. (dok. Unsplash.com/@mrbrodeur)

Bahkan Menteri Kesehatan Karl Lauterbach, seorang dokter, pernah mengatakan konsumsi ganja bisa "berbahaya", terutama bagi kaum muda.

Pemerintah telah menjanjikan kampanye informasi yang luas untuk meningkatkan kesadaran akan risiko dan meningkatkan program dukungan.

Pemerintah juga menekankan bahwa ganja akan tetap dilarang untuk anak di bawah 18 tahun dan dalam jarak 100 meter dari sekolah, taman kanak-kanak, dan taman bermain.

Infografis Malaysia Legalkan Ganja untuk Medis. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Malaysia Legalkan Ganja untuk Medis. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya