Ekuador Nyatakan Dubes Meksiko di Quito Persona Non Grata, Pemicunya Adalah Pernyataan Presiden Lopez Obrador

Ekuador menegaskan bahwa keputusannya tidak berarti pemutusan hubungan diplomatik dengan Meksiko.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 05 Apr 2024, 17:36 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2024, 17:35 WIB
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador. (Dok Pedro Pardo/AFP)

Liputan6.com, Quito - Ekuador pada hari Kamis (4/4/2024) menyatakan duta besar Meksiko untuk Quito sebagai persona non grata dan yang bersangkutan akan meninggalkan Ekuador segera.

Keputusan tersebut diambil pasca pernyataan baru-baru ini yang dibuat oleh Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador.

Kementerian Luar Negeri Ekuador mengatakan langkahnya diambil sesuai dengan Konvensi Wina mengenai hubungan diplomatik.

"Hal ini tidak berarti pemutusan hubungan diplomatik, namun perginya Duta Besar Raquel Serur Smeke," sebut Kementerian Luar Negeri Ekuador, seperti dilansir AP, Jumat (5/4).

Kementerian Luar Negeri Ekuador tidak merinci kapan Smeke akan meninggalkan Ekuador.

Terkait Pembunuhan Villavicencio

Daniel Noboa
Daniel Noboa terpilih sebagai presiden Ekuador pada usia 35 tahun, menjadikannya yang termuda dalam sejarah negara itu. (Dok. AP/Martin Mejia)

Adapun Presiden Lopez Obrador menyinggung Ekuador dengan mempertanyakan bagaimana pembunuhan Fernando Villavicencio beberapa hari sebelum putaran pertama pemilu pada Agustus 2023 memengaruhi tren pemungutan suara.

Pemilu Ekuador pada Oktober dimenangkan oleh Daniel Noboa, seorang politikus yang tidak berpengalaman dan pewaris kekayaan yang dibangun dari perdagangan pisang.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Ekuador lebih lanjut mengatakan Ekuador masih berduka atas pembunuhan Villavicencio, yang telah mengancam demokrasi, perdamaian dan keamanan bangsa.

Villavicencio, yang dikenal karena mengecam kasus korupsi paling serius dalam beberapa tahun terakhir, ditembak mati oleh sekelompok pria bersenjata lengkap pada 9 Agustus usai mengikuti kampanye akbar di Quito.

Dia adalah calon presiden Ekuador pertama yang dibunuh saat berkampanye sejak Abdon Calderon Munoz pada tahun 1978.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya