Liputan6.com, Nairobi - Panglima militer Kenya tewas dalam kecelakaan helikopter di barat laut negara itu, kata Presiden William Ruto.
Jenderal Francis Ogolla dan sembilan orang lainnya tewas dalam kecelakaan itu pada hari Kamis (18 April 2024) pukul 14:20 (11:20 GMT)di Kabupaten Elgeyo Marakwet, sekitar 400 km (250 mil) barat laut ibu kota, Nairobi.
Baca Juga
Pesawat militer tersebut sedang melakukan kunjungan ke pasukan yang dikerahkan di barat laut Kenya untuk memerangi pencurian ternak, dan jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas di dekat Sekolah Menengah Putra Cheptulel di West Pokot County.
Advertisement
Sejauh ini belum jelas apa penyebab kecelakaan itu.
"Tanah air kita telah kehilangan salah satu jenderalnya yang paling gagah berani," kata Ruto pada konferensi pers seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (19/4/2024).
"Kematian Jenderal Ogolla merupakan kehilangan yang menyakitkan bagi saya," imbuh Ruto.Â
Dua tentara selamat dari kecelakaan itu dan berada di rumah sakit, kata Presiden Ruto, seraya menambahkan bahwa tim investigasi udara telah dikirim untuk mencari tahu penyebab insiden tersebut.
Jenderal Ogolla adalah panglima angkatan udara Kenya sebelum naik menjadi wakil panglima militer dan kemudian dipromosikan oleh Ruto tahun 2023 lalu untuk menjadi panglima militer.
Jenderal tersebut bergabung dengan militer pada tahun 1984 dan dilatih sebagai pilot pesawat tempur di angkatan udara Amerika Serikat, dan sebagai instruktur pilot di angkatan udara Kenya, menurut profil Kementerian Pertahanan.
Saat mempromosikan Ogolla ke jabatan tertinggi militer setahun yang lalu, Presiden Ruto menuduhnya terlibat dalam komplotan untuk membatalkan hasil pemilihan presiden tahun 2022. Kendati demikian ia mengatakan bahwa ia adalah orang yang paling memenuhi syarat untuk jabatan tersebut.
Puluhan warga sipil dan petugas polisi tewas dalam kerusuhan di Kenya barat laut.
Setidaknya 10 tentara tewas pada Juni 2021 ketika helikopter mereka jatuh saat mendarat di dekat Nairobi.
Mantan Presiden Chile Sebastian Pinera Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Kecelakaan helikopter yang menewaskan sosok ternama juga dialami mantan Presiden Chile Sebastian Pinera, yang menjabat dua periode dan juga dikenal sebagai seorang miliarder, meninggal dalam kecelakaan helikopter pada usia 74 tahun. Tiga orang lainnya dilaporkan selamat ketika helikopter nahas itu jatuh di sebuah danau dekat Kota Lago Ranco.
Sebelumnya, Pinera diketahui menerbangkan helikopternya sendiri, namun tidak ada konfirmasi resmi bahwa dia adalah pilotnya saat kecelakaan terjadi. Demikian seperti dilansir BBC, Rabu (7/2/2024).
Masa berkabung nasional telah diumumkan dan penghormatan diberikan dari seluruh Amerika Latin.
Pinera, sosok politikus konservatif, dipuji atas pertumbuhan ekonomi yang pesat selama masa jabatan pertamanya dari tahun 2010 hingga 2014.
Di luar negeri, dia mungkin paling dikenal karena mengawasi penyelamatan spektakuler 33 penambang yang terperangkap selama 69 hari di bawah Gurun Atacama pada tahun 2010, sebuah kisah yang mencekam dunia. Namun, masa jabatan keduanya, dari tahun 2018 hingga tahun lalu, dirusak oleh kerusuhan sosial yang disertai kekerasan.
Jenazahnya telah ditemukan oleh Angkatan Laut Chile di wilayah di mana, menurut surat kabar Spanyol El Pais, dia menghabiskan liburan bersama keluarganya setiap bulan Februari.
Mengumumkan tiga hari berkabung dan pemakaman kenegaraan, presiden Chile dari sayap kiri, Gabriel Boric memberikan penghormatan yang hangat kepada Pinera.
"Kita semua adalah Chile dan kita harus memimpikannya, mewujudkannya, dan membangunnya bersama-sama," kata Boric. "Sebastian Pinera mengatakan hal ini ketika dia menjabat sebagai presiden untuk kedua kalinya pada 11 Maret 2018. Kami menyampaikan pelukan erat kepada keluarga dan orang-orang terkasihnya di masa-masa sulit ini."
Â
Advertisement
Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrsky Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Adapun 16 orang dilaporkan tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter yang terjadi di Kyiv timur. Korban tewas termasuk Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrsky.
Polisi mengatakan bahwa helikopter tersebut jatuh di dekat sebuah taman kanak-kanak di Brovary pada Rabu (18/1) pagi waktu setempat. Demikian dilansir Telegraph.
 Wakil menteri dalam negeri Ukraina juga dilaporkan tewas dalam insiden itu.
"Di Kota Brovary, sebuah helikopter jatuh di dekat sebuah taman kanak-kanak dan sebuah bangunan tempat tinggal," ungkap kepala pemerintahan daerah Kyiv Oleksiy Kuleba.
Penyebab kecelakaan helikopter tersebut belum diketahui.
Jenderal Top India Dinyatakan Tewas dalam Helikopter Jatuh di Tamil Nadu
Angkatan Udara India juga pernah kehilangan jenderal.
Kematian komandan militer negara tersebut dikonfirmasi, dalam sebuah kecelakaan helikopter di Tamil Nadu.
"Komandan militer tewas dalam kecelakaan helikopter di negara bagian Tamil Nadu di selatan," kata Angkatan Udara negara itu seperti dikutip dari BBC, Kamis (9/12/2021).
Kepala Staf Pertahanan India Jenderal Bipin Rawat, istri dan 11 orang lainnya tewas setelah helikopter Mi-17V5 jatuh di perbukitan dekat kota Coonoor pada Rabu 8 Desember pagi waktu setempat.
Satu korban selamat dirawat di rumah sakit karena luka-luka akibat insiden helikopter jatuh itu.
Angkatan Udara India mengatakan telah memerintahkan penyelidikan atas kecelakaan itu, yang terjadi dalam cuaca berkabut. Sebuah komite keamanan kabinet mengadakan sesi darurat, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
Di Twitter, Modi mengatakan: "[Jenderal Rawat] membawa serta pengalaman yang kaya untuk melayani di Angkatan Darat. India tidak akan pernah melupakan layanannya yang luar biasa.
"Seorang patriot sejati, dia sangat berkontribusi dalam memodernisasi angkatan bersenjata dan aparat keamanan kita. Wawasan dan perspektifnya tentang hal-hal strategis adalah pengecualian. Kepergiannya membuat saya sangat sedih."
Gambar dari lokasi kecelakaan menunjukkan gumpalan asap tebal mengepul dari sisa-sisa helikopter yang hancur, dan penduduk setempat berusaha memadamkan api.
Jenderal Rawat yang kini berusia 63 tahun, diangkat sebagai Kepala Staf Pertahanan pertama India pada Januari 2019.
Saat itu Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara bersatu, dan Jenderal Rawat bertanggung jawab atas berbagai operasi termasuk di Kashmir yang dikelola India.
Â
Advertisement