Unik, Pesawat Ini Punya Bentuk Kepala Menyerupai Paus Beluga

Maskapai penerbangan ini menawarkan jasa untuk mengangkut suku cadang pesawat di seluruh Eropa.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Jun 2024, 18:35 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 18:35 WIB
Airbus Beluga XL Terbang Perdana
Pesawat Airbus Beluga XL bersiap mendarat setelah uji coba penerbangan perdananya di bandara Toulouse-Blagnac, Prancis, Kamis (19/7). Pesawat baru ini memiliki ukuran 20 kaki dan mampu membawa muatan 51 ton. (AP/Frederic Scheiber)

Liputan6.com, Paris - Sebuah maskapai penerbangan di Eropa memiliki armada pesawat dengan bentuk yang unik, yaitu berbentuk kepala paus beluga di bagian depannya.

Sesuai bentuknya, pesawat kargo berukuran besar itu bernama Airbus Beluga, yang selama ini telah beroperasi selama hampir dua dekade. Sementara itu, maskapainya bernama Airbus Beluga Transport.

Perusahaan ini utamanya mengangkut suku cadang pesawat antar fasilitas manufaktur Airbus yang tersebar di seluruh Eropa.

"Hanya ada sedikit pilihan di pasaran untuk barang berukuran besar," kata Kepala Airbus Beluga Transport Benoît Lemonnier, seperti dilansir CNN, Selasa (4/6/2024).

"Seringkali ada kebutuhan untuk membongkar sebagian muatan agar muat di dalam pesawat – sedangkan di Beluga, muatan itu cukup."

Pesawat beluga pertama awalnya dikenal sebagai Airbus Super Transporter. Namun setelah julukannya – yang diambil dari kemiripannya dengan paus Arktik putih – mendapatkan popularitas, Airbus memutuskan untuk mengganti nama pesawat tersebut menjadi Beluga ST, dengan tetap mempertahankan nama aslinya dalam akronimnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Beroperasi Sejak Tahun 1995

Airbus Beluga XL Terbang Perdana
Pesawat Airbus Beluga XL bersiap lepas landas pada uji coba penerbangan perdananya di bandara Toulouse-Blagnac, Prancis, Kamis (19/7). Uji coba ini dilakukan untuk memastikan pesawat tersebut layak untuk mengangkut penumpang. (AP/Frederic Scheiber)

Pesawat ini pertama kali terbang pada tahun 1994 dan mulai beroperasi pada tahun 1995, diikuti selama bertahun-tahun dengan empat unit lagi, hingga yang terakhir diluncurkan pada akhir tahun 2000.

"Beluga dikembangkan untuk mengangkut sebagian besar pesawat Airbus dari pabriknya di Prancis, Jerman, Inggris, Spanyol dan Turki ke jalur perakitan akhir yang berlokasi di Toulouse dan Hamburg," jelas Lemonnier.

"Ini adalah desain yang sangat istimewa, karena ini sebenarnya merupakan transformasi dari A300-600 yang seluruh kepalanya dilepas dan kemudian dilengkapi dengan cangkang badan pesawat khusus, pintu yang lebih besar, dan peralatan penerbangan khusus."


Hadirkan Pesawat yang Lebih Besar

Airbus Beluga XL Terbang Perdana
Pesawat Airbus Beluga XL setelah uji coba penerbangan perdananya di bandara Toulouse-Blagnac, Prancis, Kamis (19/7). Kerumunan warga berkumpul di sepanjang landasan pacu menyaksikan pesawat unik ini terbang untuk pertama kalinya. (AP/Frederic Scheiber)

Sebelum Beluga, Airbus menggunakan armada Super Guppies, versi modifikasi dari pesawat penumpang Boeing Stratocruiser tahun 1950-an yang sebelumnya beroperasi dengan NASA untuk mengangkut bagian-bagian pesawat ruang angkasa. Kini, sejarah terulang kembali karena Beluga asli digantikan oleh model yang lebih lega dan canggih, Beluga XL.

Berukuran lebih panjang dan lebih besar dari ST, Beluga XL mampu membawa kedua sayap, bukan hanya satu, Airbus A350, pesawat jarak jauh terbaru perusahaan yang menyaingi Boeing 787 dan 777.

"XL didasarkan pada platform yang jauh lebih modern, A330," tambah Lemonnier.

"Sejak 2018, sudah ada enam pesawat XL yang dibangun, dan yang terbaru akan segera dikirimkan ke internal maskapai Airbus. Beluga XL dapat sepenuhnya menggantikan Beluga ST di jaringan internal Airbus, sehingga ST dapat tersedia untuk layanan alternatif."

Infografis Sederet Aturan Koper Pintar Masuk Kabin Pesawat. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Sederet Aturan Koper Pintar Masuk Kabin Pesawat. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya