Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengirim direktur badan intelijen asing Mossad ke perundingan gencatan senjata di Qatar.
Dikutip dari laman Japan Today, Minggu (12/1/2025) Netanyahu menyebut ini sebagai tanda kemajuan dalam perundingan mengenai perang di Gaza.
Advertisement
Baca Juga
Tidak jelas kapan David Barnea akan pergi ke ibu kota Qatar, Doha, untuk putaran terakhir perundingan tidak langsung antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Advertisement
Tetapi ada tekanan AS untuk mencapai kesepakatan sebelum pelantikan presiden pada 20 Januari 2025. Kehadiran Barnea berarti pejabat tinggi Israel yang perlu menandatangani perjanjian apa pun kini terlibat.
Hanya satu gencatan senjata singkat yang dicapai dalam 15 bulan perang, dan itu terjadi pada minggu-minggu awal pertempuran. Perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar telah berulang kali terhenti sejak saat itu.
Hal yang sedang dibahas adalah gencatan senjata bertahap, dengan Netanyahu mengisyaratkan bahwa ia hanya berkomitmen pada tahap pertama, pembebasan sebagian sandera sebagai imbalan atas penghentian pertempuran selama seminggu.
Di sisi lain, Hamas bersikeras agar Israel menarik pasukannya sepenuhnya dari wilayah yang sebagian besar hancur itu, tetapi Netanyahu bersikeras untuk menghancurkan kemampuan Hamas untuk berperang di Gaza.
Pada Kamis (9/2) Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 46.000 warga Palestina telah tewas dalam perang itu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, meskipun tidak disebutkan berapa banyak yang merupakan pejuang atau warga sipil.
Pimpinan badan keamanan internal Shin Bet Israel dan penasihat militer dan politik juga dikirim ke Qatar. Kantor Netanyahu mengatakan, keputusan itu menyusul pertemuan dengan menteri pertahanannya, kepala keamanan, dan negosiator atas nama pemerintahan AS yang akan datang dan yang akan berakhir.
Kantornya juga merilis foto yang memperlihatkan Netanyahu bersama utusan khusus Presiden terpilih Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang berada di Qatar minggu ini.
Keluarga dari sekitar 100 sandera yang masih ditahan di Gaza setelah ditangkap dalam serangan militan 7 Oktober 2023 yang memicu perang mendesak Netanyahu untuk mencapai kesepakatan untuk membawa pulang orang-orang yang mereka cintai.
Unjuk Rasa Warga Israel
Warga Israel kembali berunjuk rasa pada Sabtu (11/1) malam di Tel Aviv, dengan foto-foto sandera dipajang.
Penemuan dua jenazah sandera minggu lalu kembali menimbulkan kekhawatiran bahwa waktu hampir habis. Hamas mengatakan bahwa setelah berbulan-bulan pertempuran sengit, mereka tidak yakin siapa yang masih hidup atau sudah meninggal.
"Pulanglah dengan kesepakatan yang memastikan semua sandera dikembalikan, hingga yang terakhir -- yang masih hidup untuk direhabilitasi dan yang meninggal untuk dimakamkan dengan layak di tanah air mereka," kata sebuah pernyataan oleh sebuah kelompok yang mewakili beberapa keluarga sandera.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa kesepakatan "sangat dekat" dan ia berharap untuk menyelesaikannya sebelum menyerahkan diplomasi kepada pemerintahan Trump yang akan datang.
Namun, pejabat AS telah menyatakan optimisme serupa pada beberapa kesempatan selama tahun lalu.
Isu-isu dalam pembicaraan tersebut mencakup sandera mana yang akan dibebaskan pada bagian pertama dari kesepakatan gencatan senjata bertahap, tahanan Palestina mana yang akan dibebaskan, dan sejauh mana penarikan pasukan Israel dari pusat-pusat populasi di Gaza.
Advertisement