4 Fenomena Astronomi Agustus 2024, Blue Moon hingga Parade Planet

Sederet fenomena langit diperkirakan terjadi pada Agustus 2024.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 27 Jul 2024, 19:40 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2024, 19:40 WIB
Fenomena Blue Moon di Jakarta
Super Blue Moon 30 Agustus ini menjadi supermoon paling terang sepanjang 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena astronomi adalah peristiwa alam di luar angkasa yang dapat diamati dari Bumi. Setiap bulan, fenomena ini berubah karena pergerakan benda-benda langit yang memiliki orbit dan kecepatan berbeda.

Sederet fenomena langit diperkirakan terjadi pada Agustus 2024. Fenomena astronomi Agustus 2024 yang akan terjadi di antaranya blue moon, hujan meteor Perseids, hingga parade planet.

Dikutip dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Jumat (26/07/2024), berikut fenomena astronomi Agustus 2024.

1. Bulan Baru

Fenomena astronomi bulan baru atau new moon akan terjadi 4 Agustus 2024. Melansir laman Space pada Jumat (26/07/2024), bulan Baru terjadi saat bulan berada tepat di antara bumi dan matahari.

Sisi berbayang bulan akan mengarah ke bumi. Fenomena astronomi bulan baru dapat disaksikan saat bulan melintasi permukaan matahari.

Bulan baru terjadi kira-kira satu kali setiap bulan, fenomena ini dipengaruhi lamanya waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengorbit bumi. Namun, karena orbit bulan sedikit miring relatif terhadap orbit bumi mengelilingi matahari, ia tidak menghalangi matahari pada setiap orbit.

Hal inilah mengapa tidak setiap bulan baru mengakibatkan Gerhana Matahari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Parade Planet

2. Parade Planet

Parade planet akan kembali menghiasi langit bumi pada 8 Agustus 2024. Ada enam planet yang akan berbaris sejajar, yakni Merkurius, Mars, Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus.

Namun meskipun ada enam planet dalam parade tersebut, manusia di bumi hanya dapat melihat dua planet dengan mata telanjang, yakni Saturnus dan Mars. Menurut laman NASA pada Jumat (26/07/2024), Jupiter dan Merkurius kemungkinan tidak akan terlihat karena mereka akan berada di atau di bawah cakrawala pada pagi hari.

Sementara itu, Uranus dan Neptunus dapat terlihat dengan menggunakan alat bantu teropong maupun teleskop. Parade planet ini akan terlihat seperti cahaya yang statis.

3. Hujan Meteor Perseids

Fenomena astronomi selanjutnya adalah Hujan Meteor Perseid yang akan terjadi 12 hingga 13 Agustus 2024. Hujan Meteor Perseids mencapai puncaknya pada pertengahan Agustus.

Menurut NASA pada Jumat (26/07/2024), Perseids akan menjadi hujan meteor terbaik pada 2024 ini. Dengan meteor yang cepat dan terang, Perseids sering meninggalkan jejak cahaya dan warna yang panjang di belakangnya saat melesat melalui atmosfer bumi.

Perseids adalah salah satu hujan meteor yang paling banyak jumlahnya. Saat mencapai puncaknya, Hujan Meteor Perseids mencapai 50 hingga 100 meteor terlihat per jam.

Hujan meteor ini terjadi pada malam musim panas yang hangat sehingga para pengamat langit dapat melihatnya dengan nyaman. Hujan Meteor Perseids dihasilkan oleh komet Swift-Tuttle yang ditemukan pada 1862.

 


Blue Moon

4. Blue Moon

Blue Moon akan menjadi salah satu fenomena astronomi Agustus 2024. Dikutip dari Space pada Jumat (26/07/2024), fenomena ini terjadi pada saat bulan purnama berada di sisi berlawanan bumi.

Pada posisi ini, permukaan bulan akan sepenuhnya diterangi oleh matahari. Bulan purnama ini dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai Bulan Sturgeon karena ikan sturgeon besar di Great Lakes dan danau-danau besar lainnya lebih mudah ditangkap pada waktu tahun ini.

Blue Moon juga dikenal sebagai Bulan Jagung Hijau (Green Corn Moon) dan Bulan Gandum (Grain Moon). Bulan Biru adalah bulan purnama ketiga dari empat bulan purnama di musim ini.

Bulan Biru terjadi setiap dua hingga tiga tahun sekali. Hal ini disebabkan jarak 29,5 hari antar bulan purnama.

Februari tidak akan pernah mengalami Bulan Biru karena hanya memiliki 28 hari pada tahun biasa dan 29 hari pada tahun kabisat. Terkadang Februari tidak memiliki Bulan Purnama sama sekali, ini dikenal sebagai Bulan Hitam (Black Moon).

Blue Moon hanya terjadi sekali setiap beberapa tahun, sehingga memunculkan istilah, "sekali dalam Bulan Biru." Biasanya, hanya ada tiga bulan purnama di setiap musim dalam setahun.

Namun, karena bulan purnama terjadi setiap 29,53 hari, terkadang satu musim akan berisi 4 bulan purnama. Bulan purnama ekstra musim ini dikenal sebagai Bulan Biru.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya