Mengenal JuMBO Objek Seukuran Jupiter yang Mengambang Bebas di Luar Angkasa

Para peneliti kini menyiapkan berbagai pendekatan dan teknologi untuk mempelajari JuMBO lebih mendalam di masa depan. Investigasi lanjutan kemungkinan akan dilakukan dengan menggunakan instrumen yang lebih canggih untuk mempelajari sifat, komposisi, serta dinamika JuMBO di ruang angkasa.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Des 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2024, 03:00 WIB
Planet Jupiter
Planet Jupiter (Sumber: dreamstime.com)

Liputan6.com, Jakarta - Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) berhasil menemukan objek astronomi seukuran Jupiter yang mengambang bebas di ruang angkasa pada akhir 2023. Penemuan ini mengejutkan para ilmuwan karena objek tersebut tidak terhubung dengan bintang mana pun di wilayah Nebula Orion.

Temuan ini menjadi salah satu indikasi penting dalam memahami objek-objek misterius di alam semesta. Menurut laporan yang dilansir dari laman Space pada Kamis (19/12/2024), para peneliti berhasil mengidentifikasi sekitar 40 pasang objek bermassa planet yang tidak mengorbit bintang induk.

Objek-objek ini diberi nama Objek Biner Massa Jupiter atau JuMBO. JuMBO merupakan pasangan objek antariksa yang ukurannya menyerupai planet Jupiter dan tampaknya mengambang bebas di luar angkasa.

Asal-usul objek seukuran planet ini masih menjadi misteri besar bagi para ilmuwan. Menariknya, JuMBO sama sekali tidak terikat dengan gravitasi bintang mana pun di dekatnya, menjadikannya sebagai objek bebas di luar struktur tata surya atau sistem bintang tertentu di Nebula Orion

Beberapa teori muncul untuk menjelaskan bagaimana JuMBO dapat terbentuk dan mengambang bebas di ruang angkasa. Salah satu hipotesis menyebutkan bahwa objek-objek ini kemungkinan terbentuk dari wilayah nebula dengan kepadatan material yang terlalu rendah untuk membentuk bintang yang sempurna.

Dalam skenario ini, material gas dan debu hanya cukup untuk membentuk objek seukuran planet raksasa seperti Jupiter. Teori lain menyatakan bahwa pertemuan bintang-bintang secara jarak dekat dapat menyebabkan gangguan gravitasi yang ekstrem.

Gangguan ini dapat mengusir pasangan planet raksasa dari sistem bintang asalnya. Akibatnya, pasangan planet tersebut menjadi independen dan mengorbit satu sama lain saat mengembara di ruang angkasa.

Sebagai benda yang panas, bersifat biner, dan mengandung gas, JuMBO diperkirakan mungkin terbentuk akibat runtuhnya wilayah yang terlalu padat dalam awan gas dan debu. Namun, mekanisme ini masih memerlukan studi lebih mendalam.

Penemuan JuMBO memberikan tantangan terhadap model pembentukan planet standar. Umumnya, planet-planet yang terlempar dari sistem tata surya induknya disebut "planet pengembara" atau rogue planets.

Namun, proses pengusiran planet dari sistem asalnya diyakini sangat dahsyat sehingga seharusnya memutuskan ikatan gravitasi antara planet-planet yang berpasangan. Hal ini membuat keberadaan JuMBO sebagai pasangan objek yang stabil cukup sulit dijelaskan oleh teori saat ini.

Para peneliti kini menyiapkan berbagai pendekatan dan teknologi untuk mempelajari JuMBO lebih mendalam di masa depan. Investigasi lanjutan kemungkinan akan dilakukan dengan menggunakan instrumen yang lebih canggih untuk mempelajari sifat, komposisi, serta dinamika JuMBO di ruang angkasa.

Tujuannya adalah untuk mengungkap bagaimana objek-objek ini terbentuk dan bertahan sebagai pasangan yang unik di tengah lingkungan yang dinamis seperti pembibitan bintang Orion. Penemuan ini membuka pintu bagi eksplorasi lebih luas mengenai planet-planet bebas yang mungkin bertebaran di seluruh galaksi, serta memberikan wawasan baru tentang proses pembentukan sistem planet dan dinamika gravitasi di alam semesta.

(Tifani)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya