Liputan6.com, Strasbourg - Dalam update terkait kecelakaan trem di Strasbourg Prancis, jumlah korban luka dilaporkan terus bertambah.
"Jumlah korban kecelakaan dua trem di Strasbourg meningkat menjadi 68 orang yang terluka dalam kecelakaan langka yang menimbulkan kepanikan di dekat stasiun kereta api utama di kota Prancis timur itu," kata pihak berwenang pada Minggu (14/1/2025) seperti dikutip dari AFP Senin (13/1).
Pada Sabtu (13/1) sore, sebuah trem yang berhenti di halte bawah tanah stasiun utama Strasbourg ditabrak oleh trem lain, yang mulai bergerak mundur karena alasan yang tidak diketahui.
Advertisement
Trem yang sedang bergerak, yang berhenti karena kemacetan lalu lintas, mundur dan berguling menuruni lereng menuju stasiun.
Kedua trem saat itu dilaporkan membawa puluhan penumpang.
Akibat tabrakan itu, 68 orang terluka, menurut prefektur, yang merilis jumlah korban terbaru pada Minggu (12/1).
Sekitar 100 orang selamat tanpa cedera.
Tabrakan itu terjadi di dekat stasiun kereta utama Strasbourg, salah satu stasiun tersibuk di Prancis di luar Paris.
Rekaman video yang diunggah daring menunjukkan pemandangan yang kacau dengan dua trem yang rusak parah, alarm berbunyi, dan orang-orang berteriak.
"Trem itu melaju lagi dengan kecepatan penuh menuju stasiun," kata Romaric Koumba, salah satu penumpang.
"Saat kami melaju lagi menuju stasiun, kami menyadari bahwa sudah ada trem lain yang kembali ke stasiun. Trem ini berhenti, syukurlah," kata Romaric Koumba, salah satu penumpang.
"Saat trem itu bertabrakan dengan trem lainnya, pintunya terlepas," tambahnya.
Saksi lain, Johan Kirschenbaum, mengatakan trem yang sedang melaju itu sepertinya mengalami masalah pada rem. "Kami mendengar benturan keras, dentuman keras," katanya.
Kesaksian Pengemudi yang Sangat Terkejut
Pada hari Sabtu (12/1), Rene Cellier, direktur layanan pemadam kebakaran dan penyelamatan Bas-Rhin, mengatakan bahwa sekitar 50 orang mengalami cedera yang tidak fatal seperti luka di kulit kepala, patah tulang selangka, dan terkilir lutut. "Kebanyakan trauma," kata Cellier.
Cellier mengatakan bahwa situasi tersebut "bisa saja jauh lebih serius".
Kantor kejaksaan umum mengatakan penyelidikan terhadap "cedera yang tidak disengaja" telah dibuka, dengan tujuan untuk menentukan penyebab kecelakaan dan mengidentifikasi tanggung jawab pidana.
Jaksa mengatakan tabrakan itu tidak disengaja.
"Penyelidikan awal telah mengesampingkan hipotesis tindakan yang disengaja," kata Alexandre Chevrier, penjabat jaksa penuntut umum.
Kedua pengemudi trem tidak terluka tetapi "sangat terkejut," kata direktur perusahaan transportasi Strasbourg (CTS), Emmanuel Auneau.
Lalu lintas trem di stasiun telah dihentikan selama beberapa hari, kata perusahaan CTS.
Julien Joly, seorang ahli transportasi dan mobilitas di firma konsultan Wavestone, mengatakan tabrakan antara trem jarang terjadi.
"Kecelakaan itu terjadi di tempat terburuk di jaringan, di sebuah terowongan dan di daerah yang sangat padat," tambah Joly.
Namun Joly juga mengatakan para penumpang dapat diyakinkan bahwa trem tetap menjadi "moda transportasi yang aman."
Advertisement
Kecelakaan Serupa Sebelumnya
Strasbourg adalah kota besar pertama di Prancis yang kembali mengoperasikan trem pada tahun 1994, setelah layanan tersebut ditutup pada tahun 1960.
Kota ini mengalami kecelakaan serupa pada tahun 1998 ketika sebuah trem bertabrakan dengan trem lain di terowongan yang sama, melukai 17 orang.
Terletak di wilayah bersejarah Alsace yang berbatasan dengan Jerman dan Swiss, kota ini merupakan kantor pusat resmi Parlemen Eropa.