Mengapa Dinosaurus Punah? Ini Jawabannya

Meskipun misteri ini telah lama menjadi bahan perdebatan ilmiah, sejumlah besar bukti telah mengarah pada beberapa teori yang paling mungkin menjelaskan apa yang menyebabkan kehancuran mereka.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Jan 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 05:00 WIB
Ini Lebih Dahsyat dari Tabrakan Asteroid yang Punahkan Dinosaurus
65 juta tahun lalu batu asteroid raksasa menghantam Bumi dan memicu punahnya spesies dinosaurus. Tapi ternyata, itu bukan yang terdahsyat.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dinosaurus pernah menjadi makhluk terbesar dan paling menakjubkan yang menguasai planet Bumi selama lebih dari 160 juta tahun. Mereka menguasai daratan dari masa Trias hingga akhir periode Kapur, sebelum tiba-tiba menghilang sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Peristiwa ini dikenal sebagai Kepunahan Massal Kapur-Paleogen (K-Pg). Meskipun misteri ini telah lama menjadi bahan perdebatan ilmiah, sejumlah besar bukti telah mengarah pada beberapa teori yang paling mungkin menjelaskan apa yang menyebabkan kehancuran mereka.

Melansir laman National Geographic pada Rabu (15/01/2025), salah satu teori yang paling diterima secara luas adalah hipotesis tabrakan asteroid. Pada 1980, ilmuwan Luis Alvarez dan Walter Alvarez menemukan lapisan iridium yang tersebar di seluruh dunia pada batuan yang berasal dari akhir periode Kapur.

Iridium adalah elemen yang jarang ditemukan di kerak Bumi tetapi umum pada asteroid. Penemuan ini menunjukkan adanya tabrakan besar.

Bukit Chicxulub, kawah raksasa yang berdiameter sekitar 150 kilometer di Semenanjung Yucatán, Meksiko, diyakini sebagai lokasi benturan tersebut. Dampaknya sangat dahsyat sehingga memicu serangkaian bencana lingkungan global, termasuk kebakaran hutan besar-besaran, gelombang tsunami raksasa, dan debu yang menghalangi sinar matahari selama bertahun-tahun.

Para astronom meyakini, asteroid Chicxulub meninggalkan debu silika halus yang tersebar. Para peneliti menemukan terdapat lebih banyak debu tersebut dari lokasi di Dakota utara.

Kemungkinan debu tersebut bertahan di atmosfer selama 15 tahun dan menyebabkan pendinginan Bumi sebesar 15 derajat Celsius. Debu ini diketahui berdampak pada radiasi matahari.

Volume debu yang dihasilkan dari tumbukan tersebut sangat besar mencapai 2000 ton. Akibatnya, fotosintesis terganggu, yang menyebabkan runtuhnya rantai makanan.

Selain tabrakan asteroid, letusan gunung berapi skala besar di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Dataran Tinggi Dekkan di India kemungkinan berperan dalam memperburuk kondisi lingkungan. Aktivitas vulkanik ini memompa sejumlah besar gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan sulfur dioksida, ke atmosfer.

Perubahan iklim jangka panjang yang dihasilkan dapat memperburuk dampak dari asteroid dengan menyebabkan pemanasan global yang ekstrem dan hujan asam. Sebelum peristiwa kepunahan K-Pg, ekosistem bumi sudah mengalami perubahan.

 

Menekan Populasi

Permukaan laut yang surut dan perubahan iklim mungkin telah menciptakan kondisi yang menekan populasi dinosaurus. Selain itu, munculnya mamalia kecil yang mulai berkembang biak dapat meningkatkan tekanan kompetitif pada dinosaurus, meskipun ini dianggap sebagai faktor sekunder.

Penelitian fosil mengungkapkan bahwa berbagai spesies dinosaurus, termasuk Tyrannosaurus rex dan Triceratops, punah hampir bersamaan dalam waktu geologis yang sangat singkat. Fosil yang ditemukan di dekat lapisan iridium menguatkan kesimpulan bahwa peristiwa ini terkait dengan bencana mendadak dan global.

Dinosaurus merupakan makhluk hidup yang tidak pandai untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan termasuk perubahan iklim. Dinosaurus sangat bergantung kepada iklim yang hangat untuk bisa bertahan hidup.

Tetapi seiring berjalannya waktu, iklim di bumi mengalami perubahan menjadi lebih dingin dan permukaan air laut mengalami perubahan. Hewan mamalia dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di bumi sementara dinosaurus tidak bisa.

Hal inilah yang menyebabkan populasi dinosaurus mengalami penurunan yang drastis. Selain itu, telur dinosaurus yang tersisa setelah bencana memerlukan waktu yang lama untuk menetas dan berkembang menjadi seekor dinosaurus dewasa.

Lamanya proses inkubasi inilah yang menyebabkan dinosaurus rentan terhadap ancaman predator. Seiring berjalannya waktu, hal inilah yang menyebabkan dinosaurus akhirnya mengalami kepunahan dari muka bumi.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya