Putin Bertemu Xi Jinping Secara Daring Tidak Lama Setelah Pelantikan Trump, Bahas Apa?

Dalam beberapa bulan terakhir, Putin telah menggambarkan China sebagai sekutu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Jan 2025, 09:09 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2025, 09:09 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping saat keduanya bertemu di Beijing pada Kamis (17/5/2024). (Dok. Sergei Guneyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar pertemuan secara daring dengan Presiden China Xi Jinping pada Selasa (21/1/2025). Dalam pertemuan tersebut, Putin mengusulkan untuk mengembangkan lebih lanjut kemitraan strategis mereka.

Pertemuan daring keduanya dilakukan hanya beberapa jam setelah Donald Trump dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat (AS).

China dan Rusia mengumumkan kemitraan "tanpa batas" pada Februari 2022 ketika Putin mengunjungi Beijing, beberapa hari sebelum dia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina. 

Berbicara dari kediamannya di Novo-Ogarevo di luar Moskow, Putin melambaikan tangan kepada Xi Jinping dan menyapanya sebagai "teman baik". Putin mengatakan dia ingin menguraikan "rencana baru untuk pengembangan kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis Rusia-China".

"Saya setuju dengan Anda bahwa kerja sama antara Moskow dan Beijing didasarkan pada kesamaan kepentingan nasional yang luas dan kesesuaian pandangan tentang bagaimana hubungan antara kekuatan besar seharusnya," kata Putin kepada Xi Jinping, menurut video dari Kremlin, seperti dikutip dari CNA, Rabu (22/1).

"Kita membangun hubungan kita berdasarkan persahabatan, saling percaya dan mendukung, kesetaraan, dan manfaat bersama. Hubungan ini mandiri, tidak tergantung pada faktor politik domestik maupun situasi global saat ini."

Xi Jinping pada gilirannya juga menyapa Putin sebagai "teman baik" dan mengatakan hubungan mereka semakin kuat. Dia berharap hubungan tersebut dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi.

Trump telah berjanji untuk tegas terhadap China dan berbicara dengan Putin mengenai penyelesaian perang di Ukraina. Dalam pernyataannya kepada para wartawan setelah pelantikannya, Trump mengatakan Putin seharusnya membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang karena konflik tersebut "merusak" Rusia.

Sejalan

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping saat keduanya bertemu di Beijing pada Kamis (17/5/2024). (Dok. Sergei Bobylev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Rusia, yang sedang berperang melawan pasukan Ukraina yang dipasok NATO, dan China, yang berada di bawah tekanan dari upaya AS untuk mengimbangi kekuatan militer dan ekonominya yang terus berkembang, semakin menemukan kesamaan geopolitik.

"Kami bersama-sama mendukung pembangunan tatanan dunia multipolar yang lebih adil dan bekerja untuk memastikan keamanan yang saling bergantung di kawasan Eurasia dan di seluruh dunia," tutur Putin.

"Hubungan luar negeri dan kerja sama antara Rusia dan China secara objektif memainkan peran penting dalam menstabilkan urusan internasional."

Putin lebih lanjut mengungkapkan bahwa China adalah mitra perdagangan utama Rusia. Menurut statistik China, perdagangan antara kedua negara meningkat menjadi USD 245 miliar pada 2024.

"Rusia berada di peringkat kelima sebagai mitra dagang terbesar China," sebut Putin.

China adalah konsumen energi terbesar Rusia – dan pasar ekspor minyak tunggal terbesar untuk Rusia, kata Putin, menambahkan bahwa mereka akan terus memperkuat kerja sama dalam pengembangan reaktor neutron cepat dan pemrosesan bahan bakar nuklir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya