Liputan6.com, Stockholm - Sekitar 10 orang, termasuk pelaku, tewas pada Selasa (4/2/2025) dalam tragedi penembakan massal di sebuah pusat pendidikan dewasa di pinggiran Kota Orebro, Swedia, sekitar 200 kilometer sebelah barat Stockholm.
Jumlah korban tewas, korban luka, serta motif penembakan massal dilaporkan belum dapat dipastikan beberapa jam setelah kejadian tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Menurut situs web-nya, Sekolah Risbergska melayani siswa berusia di atas 20 tahun. Sekolah ini menawarkan kursus pendidikan dasar dan menengah atas, kelas bahasa Swedia untuk imigran, pelatihan kejuruan, serta program untuk orang dengan disabilitas intelektual.
Advertisement
"Hari ini, kita telah menyaksikan kekerasan mematikan yang brutal terhadap orang-orang yang sama sekali tidak bersalah," kata Perdana Menteri Ulf Kristersson dalam konferensi pers di Stockholm, seperti dikutip dari AP, Rabu (5/2). "Ini adalah penembakan massal terburuk dalam sejarah Swedia. Banyak pertanyaan yang masih belum terjawab, dan saya juga tidak dapat memberikan jawaban tersebut."
"Tapi saatnya akan datang ketika kita akan mengetahui apa yang terjadi, bagaimana hal itu bisa terjadi, dan apa motif di baliknya. Mari kita tidak berspekulasi."
Kekerasan dengan senjata api di sekolah sangat jarang terjadi di Swedia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa insiden di mana orang-orang terluka atau tewas dengan senjata lain seperti pisau atau kapak.
Menteri Kehakiman Gunnar Strommer menyebut penembakan massal ini sebagai peristiwa yang mengguncang seluruh masyarakat.
Meskipun masyarakat Swedia sering membaca tentang kekerasan seperti ini di negara lain, Strommer mengaku mereka merasa kejadian serupa tidak akan terjadi di sana. Tragedi lainnya di sekolah-sekolah Swedia tidak sebesar serangan yang terjadi pada Selasa itu, yang menurutnya sangat menyedihkan.
Penembakan massal ini turut mengundang reaksi dari para pejabat Uni Eropa di Brussel.
"Apa yang terjadi hari ini di Orebro sungguh mengerikan," ungkap Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. "Kekerasan dan teror seperti ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita — apalagi di sekolah. Di saat yang gelap ini, kami berdiri bersama rakyat Swedia."
Kepala polisi setempat Roberto Eid Forest menyebutkan bahwa keadaan di lokasi kejadian sangat kacau, sehingga penyidik belum dapat memastikan jumlah korban.
Â
Tidak Terkait Terorisme
Pihak berwenang seperti dilansir AP mengatakan saat ini tidak ada indikasi hubungan dengan terorisme.
"Tentu saja, kita semua ingin memahami mengapa ini terjadi, apa yang sebenarnya terjadi, dan apa motif pelaku," tutur Kristersson. "Kita harus menunggu jawaban itu — pada waktunya, gambaran yang lebih jelas akan terbentuk."
Polisi menggeledah rumah tersangka setelah penembakan pada Selasa, namun belum jelas apa yang ditemukan. Eid Forest mengungkapkan tidak ada tanda peringatan sebelum serangan itu. Pihak berwenang sedang bekerja untuk mengidentifikasi para korban yang tewas.
Raja Swedia Carl XVI Gustaf memuji polisi serta petugas penyelamat dan medis yang merespons penembakan massal tersebut.
"Dengan kesedihan dan kengerian, keluarga saya dan saya menerima informasi tentang kekejaman mengerikan di Orebro," kata Raja Carl XVI Gustaf. "Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman para korban yang tewas. Kami juga memikirkan mereka yang terluka dan keluarga mereka, serta semua pihak yang terdampak."
Penembakan massal terjadi setelah banyak siswa pulang pasca ujian nasional, yaitu sekitar pukul 12.30 waktu setempat.
Seorang guru bernama Lena Warenmark mengatakan kepada SVT News bahwa jumlah siswa yang berada di kampus pada Selasa siang sangat sedikit setelah ujian. Dia mengaku mendengar sekitar 10 tembakan.
Â
Advertisement