Liputan6.com, Washington, DC - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis (7/2/2025), Palestina seharusnya mendirikan negara di Arab Saudi daripada di tanah air mereka. Pernyataan ini menandai penolakan terbaru Netanyahu terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
"Arab Saudi bisa menciptakan Negara Palestina di Arab Saudi; mereka memiliki banyak lahan di sana," kata Netanyahu dalam wawancara dengan Channel 14 Israel, seperti dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (8/2).
Advertisement
Baca Juga
Wawancara berlangsung saat Netanyahu berada di Washington, DC, di mana dia muncul bersama Donald Trump dalam konferensi pers.
Advertisement
Pernyataan Netanyahu muncul di tengah semakin jauhnya prospek normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel, lebih dari setahun setelah pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa kesepakatan hampir tercapai.
Bicara tentang potensi normalisasi hubungan dengan Arab Saudi, Netanyahu optimistis kesepakatan akan segera terjadi.
"Saya pikir perdamaian antara Israel dan Arab Saudi tidak hanya mungkin, melainkan akan terjadi," ungkap Netanyahu.
Selama setahun terakhir, Arab Saudi berulang kali menyatakan bahwa hubungan formal dengan Israel hanya bisa terjalin jika ada jalan yang jelas menuju pembentukan Negara Palestina. Namun, pada Kamis, Netanyahu menolak ide tersebut dengan tegas, menyebutnya sebagai "ancaman keamanan bagi Israel".
Komentar Netanyahu segera disusul pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, yang menegaskan sikap mereka terhadap Negara Palestina "tegas dan tidak tergoyahkan".
"Yang mulia (penguasa Arab Saudi) menekankan bahwa Arab Saudi akan terus berupaya tanpa henti untuk membentuk Negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa itu," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.