Angka Pernikahan di China Merosot Drastis, Rekor Terburuk dalam Sejarah

Jumlah pernikahan di China turun drastis hingga 20 persen pada 2023, mencatat penurunan terbesar dalam sejarah.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Feb 2025, 17:09 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 17:09 WIB
Ditunda Akibat Corona, Puluhan Pasangan di China Nikah Massal
Beberapa pasangan pengantin bersiap untuk berfoto di Nanjing, Provinsi Jiangsu, China timur, (19/5/2020). Sebanyak 15 pasangan pengantin pada Selasa (19/5) berfoto bersama di Nanjing menjelang upacara pernikahan massal mereka yang dihelat pada 20 Mei. (Xinhua/Ji Chunpeng)... Selengkapnya

Liputan6.com, Beijing - Jumlah pernikahan di China mengalami penurunan drastis pada 2023, mencatat rekor terburuk dalam sejarah dengan anjlok hingga 20 persen.

Data Kementerian Urusan Sipil China menunjukkan bahwa hanya 6,1 juta pasangan yang menikah tahun lalu, turun dari 7,68 juta pada 2022.

Menurut Yi Fuxian, demograf dari University of Wisconsin-Madison, penurunan ini bahkan lebih tajam dibandingkan tahun 2020 saat pandemi COVID-19, yang hanya mencatat penurunan 12,2 persen.

"Angka pernikahan tahun lalu kurang dari setengah dari yang tercatat pada 2013, yaitu 13,47 juta," ujarnya, seperti dikutip dari laman CNA, Selasa (11/2/2025).

Penurunan minat untuk menikah dan berkeluarga di China telah lama dikaitkan dengan biaya tinggi untuk membesarkan anak dan pendidikan. Ditambah dengan perlambatan ekonomi, semakin banyak lulusan universitas yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, sementara yang sudah bekerja merasa tidak aman dengan prospek jangka panjang mereka.

Upaya Pemerintah untuk Mendorong Pernikahan

Upacara Pernikahan Tradisional di Guiyang
Sejumlah pengantin wanita memberi hormat dalam sebuah upacara pernikahan tradisional yang diadakan di Guiyang, ibu kota Provinsi Guizhou, China barat daya, pada 16 November 2020. (Xinhua/Ou Dongqu)... Selengkapnya

Pemerintah China semakin khawatir dengan tren ini karena dapat menghambat ambisi politik dan ekonomi negara.

Dengan populasi 1,4 miliar jiwa yang menua dengan cepat, jumlah pensiunan diperkirakan mencapai 300 juta dalam dekade mendatang—hampir setara dengan populasi Amerika Serikat.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah mengambil berbagai langkah, termasuk mendorong perguruan tinggi dan universitas untuk memberikan "pendidikan cinta" guna menanamkan pandangan positif tentang pernikahan, cinta, dan keluarga.

Pada November 2023, Dewan Negara China juga meminta pemerintah daerah mengalokasikan sumber daya guna mengatasi krisis populasi dan mempromosikan pernikahan serta memiliki anak pada usia yang tepat.

Meskipun sempat terjadi sedikit kenaikan angka kelahiran tahun lalu—dipengaruhi oleh tahun Naga dalam kalender China yang diyakini membawa keberuntungan—populasi negara itu tetap mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut.

Sementara itu, angka perceraian justru meningkat.

Tahun lalu, lebih dari 2,6 juta pasangan mengajukan perceraian, naik 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika tren ini terus berlanjut, China menghadapi tantangan besar dalam menjaga pertumbuhan ekonominya di tengah krisis demografi yang semakin nyata.

Infografis soal data pernikahan
Angka Pernikahan di Indonesia Selama 10 Tahun. (Triyasni/Liputan6.com)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya