Perusahaan di China Dikritik Gara-gara Batasi Waktu Karyawan ke Toilet

Aturan tersebut kemudian dicabut setelah menuai kecaman luas. Begini kisahnya.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 21 Feb 2025, 20:48 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 20:48 WIB
Ilustrasi toilet
Ilustrasi toilet. Sumber foto: unsplash.com/Tim Mossholder.... Selengkapnya

Liputan6.com, Beijing - Sebuah perusahaan manufaktur di Foshan, Provinsi Guangdong, China, menuai kontroversi setelah menerapkan aturan ketat penggunaan toilet bagi karyawan. Aturan ini diklaim berlandaskan pada Huang Di Nei Jing, teks pengobatan tradisional Tiongkok yang berusia lebih dari 2.000 tahun.

Three Brothers Machine Manufacturing Company memperkenalkan kebijakan tersebut pada 11 Februari 2025, dengan alasan untuk menjaga ketertiban, meningkatkan efisiensi, dan memperbaiki sikap kerja. Namun, kebijakan ini langsung menuai kritik tajam dari publik dan pakar hukum.

Dikutip laman SCMP, Jumat (21/2/2025), berdasarkan kebijakan perusahaan, karyawan hanya diperbolehkan menggunakan toilet pada jam-jam tertentu, yaitu: sebelum pukul 08.00, 10.30 – 10.40, 12.00 – 13.30, 15.30 – 15.40, 17.30 – 18.00 dan setelah pukul 21.00 (untuk pekerja lembur)

Di luar jam tersebut, karyawan yang ingin ke toilet hanya diberi waktu dua menit. Jika melewati batas waktu atau melanggar aturan, mereka akan dikenakan denda 100 yuan.

Lebih lanjut, perusahaan juga memberlakukan larangan ketat penggunaan toilet pada beberapa jam tertentu di pagi dan sore hari, bahkan bagi karyawan yang bekerja lembur. Karyawan dengan kondisi kesehatan khusus diperbolehkan mengajukan izin ke departemen sumber daya manusia, tetapi gaji mereka akan dipotong berdasarkan waktu yang dihabiskan di toilet.

Melanggar Hukum

tujuan pembuatan proposal usaha
tujuan pembuatan proposal usaha ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Seorang karyawan yang identitasnya dirahasiakan mengonfirmasi keberadaan aturan tersebut. Namun, laporan tidak menyebutkan jumlah total pekerja yang terdampak kebijakan ini.

Chen Shixing, seorang pengacara dari Guangdong Yiyue Law Firm, menyatakan bahwa kebijakan ini melanggar hukum ketenagakerjaan karena dapat membahayakan kesehatan karyawan.

"Hukum mengharuskan setiap perubahan dalam gaji, jam kerja, waktu istirahat, hari libur, atau protokol keselamatan harus melalui diskusi dengan perwakilan karyawan untuk mencapai kesepakatan bersama," ujar Chen.

Kritik keras juga datang dari publik. Seorang warganet mempertanyakan alasan perusahaan menggunakan Huang Di Nei Jing sebagai dasar aturan ini.

"Ini tidak masuk akal! Dalam teks tersebut justru disebutkan bahwa seseorang sebaiknya tidak bekerja setelah matahari terbenam dan harus mendapatkan cukup istirahat. Mengapa perusahaan tidak mengikuti bagian itu juga?" tulis seorang pengguna media sosial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya