Paus Fransiskus: Koruptor Pantas Diikat Batu dan Dilempar ke Laut

Paus menegaskan, umat yang menjalani 'kehidupan ganda', menyumbang uang ke gereja dari hasil mencuri uang rakyat, adalah pendosa.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 12 Nov 2013, 21:17 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2013, 21:17 WIB
paus-fransiskus-131031b.jpg
Paus Fransiskus menyampaikan khotbah berapi-api melawan korupsi. Ia bahkan mengutip ayat Injil di mana Yesus menyampaikan bahwa sejumlah pendosa pantas diikat ke batu dan dilemparkan ke laut.

Dalam salah satu pernyataannya yang paling lantang, kuat, dan tegas sejak terpilih menjadi pemimpin 1,3 miliar umat Katolik dunia Maret lalu, Paus asal Argentina itu menegaskan, umat Kristiani yang menjalani 'kehidupan ganda', menyumbang uang ke gereja dari hasil mencuri uang rakyat adalah pendosa yang harus dihukum.

"Yesus berkata: Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut," kata Paus mengutip Injil Lukas dalam Perjanjian Baru, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (12/11/2013).

Paus menggambarkan orang yang terlibat dalam korupsi sebagai 'kuburan bercat putih'. "Kuburan itu terlihat indah dari luar, namun di dalamnya penuh belulang dan pembusukan," kata dia. "Sebuah kehidupan yang berlandaskan korupsi adalah pembusukan yang terselubung."

Paus Fransiskus selama ini dikenal dengan pendekatannya yang lembut dan inklusif pada sesama manusia, terutama terkait isu homoseksualitas dan perceraian. Jorge Mario Bergoglio juga melakukan pendekatan pada umat agama lain. [Baca juga: Mengharukan, Paus Fransiskus Cium Pasien Berwajah Penuh Benjolan]. Namun, tak jarang dalam khotbahnya ia menggunakan bahasa yang berapi-api.

Pernyataan soal koruptor itu disampaikan dalam misa di dalam Casa Santa Marta, Wisma Vatikan yang dipilihnya sebagai tempat tinggal -- setelah menampik apartemen megah kediaman resmi Paus di sisi lain Basilika Santo Petrus.

Ini adalah kali keduanya, dalam beberapa hari, Paus menargetkan pelaku kejahatan korupsi.

Jumat pekan lalu ia menggunakan kata-kata yang kuat untuk merujuk pada umat Katolik yang kaya raya dari korupsi dan menggunakan uang haram untuk melimpahi anak-anaknya dengan hadiah dan menyekolahkan mereka di sekolah mahal.

"Mereka yang mengambil suap telah kehilangan martabat mereka dan memberikan anak-anak mereka roti kotor," tegas Paus.

Korupsi mirip dengan kecanduan obat. "Awalnya mungkin suap kecil, namun efeknya seperti narkoba," kata Paus. Makin lama makin kecanduan dan dosisnya makin besar.

Sebelumnya, Tahta Suci Vatikan mengnonaktifkan Uskup Limbudg, Jerman, Franz-Peter Tebartz-van Elst -- yang mendapat julukan 'uskup bling-bling' dari media, terkait dugaan ia mengeluarkan sejumlah besar uang gereja untuk membiayai kemewahan di kediaman resminya.

Paus dalam kotbahnya terang-terangan mengecam keserakahan. "Berhati-hatilah menjaga diri melawan keserakahan, karena, meski seseorang mungkin menjadi kaya, hidup seseorang tak bergantung pada apa yang ia miliki," kata Paus di kapel Santa Maria, seperti dimuat News.com.au pada 22 Oktober lalu. (Ein/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya