Liputan6.com, Canberra: Keputusan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Zapatero menarik tentaranya dari Irak mendapat kecaman pemerintah Australia. Menurut Perdana Menteri Australia John Howard, Zapatero adalah pengecut. Howard juga memprihatinkan tindakan negara-negara lain yang mengikuti jejak Negeri Matador. Ia khawatir Irak akan dijadikan sarang teroris, pascapeninggalan pasukan internasional. Demikian pernyataan Howard di Canberra, Australia, pada Senin (19/4) ini waktu setempat.
Menurut Howard, pemerintah Spanyol gentar terhadap serangan yang dilakukan gerilyawan Irak. Pasalnya, bulan ini saja sekitar 99 tentara tewas akibat serangan-serangan pendukung bekas Presiden Saddam Husein. Karena itulah Zapatero menarik 1.400 prajuritnya dari Negeri 1001 Malam.
Howard menambahkan, hingga saat ini tentara Australia yang bertugas di Irak mencapai 850 orang. Mereka bertugas melatih tentara dan polisi Irak. Selain itu, pasukan Negeri Kanguru juga membantu mengontrol pesawat-pesawat yang keluar serta masuk di Bandar Udara Internasional Baghdad.
Khusus buat kancah politik di Australia, penempatan pasukan Australia di Irak telah menjadi konsumsi utama partai politik setempat belakangan ini. Buktinya dalam massa kampanye yang berlangsung sekarang, pemimpin Partai Buruh, Mark Latham, berjanji akan memulangkan pasukan Australia menjelang Hari Natal mendatang. Dengan catatan, dirinya harus memenangkan pemilu tahun ini.
Penarikan pasukan yang dilakukan pemerintah Spanyol tadi sebenarnya merupakan penarikan kedua. Pertengahan bulan silam, Zapatero juga menarik mundur 1.300 tentaranya [baca: Rodriguez Zapatero Menarik Pasukannya dari Irak]. Dalam sebuah wawancara di radio, Zapatero mengatakan, seorang pemimpin tidak bisa menggunakan kebohongan sebagai alasan berperang. Dia beranggapan, pelaksanaan aksi pendudukan di Irak adalah sebuah kesalahan.(YAN/Yoh)
Menurut Howard, pemerintah Spanyol gentar terhadap serangan yang dilakukan gerilyawan Irak. Pasalnya, bulan ini saja sekitar 99 tentara tewas akibat serangan-serangan pendukung bekas Presiden Saddam Husein. Karena itulah Zapatero menarik 1.400 prajuritnya dari Negeri 1001 Malam.
Howard menambahkan, hingga saat ini tentara Australia yang bertugas di Irak mencapai 850 orang. Mereka bertugas melatih tentara dan polisi Irak. Selain itu, pasukan Negeri Kanguru juga membantu mengontrol pesawat-pesawat yang keluar serta masuk di Bandar Udara Internasional Baghdad.
Khusus buat kancah politik di Australia, penempatan pasukan Australia di Irak telah menjadi konsumsi utama partai politik setempat belakangan ini. Buktinya dalam massa kampanye yang berlangsung sekarang, pemimpin Partai Buruh, Mark Latham, berjanji akan memulangkan pasukan Australia menjelang Hari Natal mendatang. Dengan catatan, dirinya harus memenangkan pemilu tahun ini.
Penarikan pasukan yang dilakukan pemerintah Spanyol tadi sebenarnya merupakan penarikan kedua. Pertengahan bulan silam, Zapatero juga menarik mundur 1.300 tentaranya [baca: Rodriguez Zapatero Menarik Pasukannya dari Irak]. Dalam sebuah wawancara di radio, Zapatero mengatakan, seorang pemimpin tidak bisa menggunakan kebohongan sebagai alasan berperang. Dia beranggapan, pelaksanaan aksi pendudukan di Irak adalah sebuah kesalahan.(YAN/Yoh)