Makin banyak negara yang melegalkan pernikahan sejenis, di antaranya Prancis, Selandia Baru, Belanda, Kanada, Spanyol, Argentina Denmark, Islandia, Norwegia, Portugal, Swedia, juga Afrika Selatan. Namun, hal sebaliknya dilakukan Uganda.
Presiden Yoweri Museveni telah menandatangani UU yang akan memperkuat pemidanaan terhadap kaum penyuka sesana jenis serta mendefinisikan beberapa tindakan homoseksual sebagai kejahatan yang diancam hukuman penjara hingga seumur hidup.
Hubungan sesama jenis dianggap ilegal di Uganda. Presiden Museveni sebelumnya maju mundur terkait apakah ia akan menandatangani RUU kontroversial itu -- berhadapan dengan Barat yang menentang keras niatnya itu. Dan ketika akhirnya mengesahkan itu, Museveni menyatakan tidak akan mengizinkan Barat memaksakan nilai-nilai mereka pada Uganda.
"Kami sudah lama memendam kekecewaan atas perilaku Barat," kata dia, seperti dimuat CNN, Selasa (25/2/2014). "Kekecewaan kami makin besar karena kami menyesalkan cara hidup kalian (Barat), tapi memilih tetap diam. Kini kalian (Barat) mengatakan 'kau harus hidup dengan cara kami'. Itu mengapa kami memutuskan untuk berkata: tidak."
Awalnya, RUU yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 2009 memuat klausul hukuman mati untuk beberapa tindakan homoseksual. Namun pasal mati ditarik setelah Inggris dan negara Eropa lainnya mengancam akan menarik bantuan dari Uganda. Ini tentu saja serius bagi negeri yang bergantung pada jutaan dolar dana bantuan masyarakat internasional. Parlemen lalu menggantinya dengan hukuman seumur hidup.
Sikap Pak Presiden juga berubah-ubah. Januari lalu ia tak akan menandatangani RUU. Menurut dia saat itu, kaum homoseksual adalah 'sakit', orang-orang yang membutuhkan bantuan, bukan penjara. Namun, belakangan ia berubah sikap, dengan dalih para ilmuwan menyimpulkan tidak ada gen khusus terkait homoseksualitas. Bahwa suka sesama jenis adalah pilihan.
Tak lama setelah pengumuman disahkannya UU baru di Uganda, Presiden AS Barack Obama memperingatkan bahwa pemberlakuannya akan mempengaruhi hubungan kedua negara.
Namun, Museveni bergeming. "Khawatir? Tidak sama sekali!" kata dia kepada CNN. "Jika Barat tidak mau bekerja sama dengan kami karena isu homoseksual , kami memiliki cukup ruang di sini untuk hidup mandiri dan bekerja sama dengan pihak lain."
Tak hanya di Uganda, homoseksualitas dianggap ilegal di 38 negara Afrika. (Ein/Yus)
Baca juga:
Mengaku Gay Saat Siaran Langsung, Pembaca Berita Dipecat
Menyamar Sebagai Pria Selama 50 Tahun Demi Jadi Dokter
Pakai Sandal, Presiden `Termiskin di Dunia` Lantik Menteri
Presiden Yoweri Museveni telah menandatangani UU yang akan memperkuat pemidanaan terhadap kaum penyuka sesana jenis serta mendefinisikan beberapa tindakan homoseksual sebagai kejahatan yang diancam hukuman penjara hingga seumur hidup.
Hubungan sesama jenis dianggap ilegal di Uganda. Presiden Museveni sebelumnya maju mundur terkait apakah ia akan menandatangani RUU kontroversial itu -- berhadapan dengan Barat yang menentang keras niatnya itu. Dan ketika akhirnya mengesahkan itu, Museveni menyatakan tidak akan mengizinkan Barat memaksakan nilai-nilai mereka pada Uganda.
"Kami sudah lama memendam kekecewaan atas perilaku Barat," kata dia, seperti dimuat CNN, Selasa (25/2/2014). "Kekecewaan kami makin besar karena kami menyesalkan cara hidup kalian (Barat), tapi memilih tetap diam. Kini kalian (Barat) mengatakan 'kau harus hidup dengan cara kami'. Itu mengapa kami memutuskan untuk berkata: tidak."
Awalnya, RUU yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 2009 memuat klausul hukuman mati untuk beberapa tindakan homoseksual. Namun pasal mati ditarik setelah Inggris dan negara Eropa lainnya mengancam akan menarik bantuan dari Uganda. Ini tentu saja serius bagi negeri yang bergantung pada jutaan dolar dana bantuan masyarakat internasional. Parlemen lalu menggantinya dengan hukuman seumur hidup.
Sikap Pak Presiden juga berubah-ubah. Januari lalu ia tak akan menandatangani RUU. Menurut dia saat itu, kaum homoseksual adalah 'sakit', orang-orang yang membutuhkan bantuan, bukan penjara. Namun, belakangan ia berubah sikap, dengan dalih para ilmuwan menyimpulkan tidak ada gen khusus terkait homoseksualitas. Bahwa suka sesama jenis adalah pilihan.
Tak lama setelah pengumuman disahkannya UU baru di Uganda, Presiden AS Barack Obama memperingatkan bahwa pemberlakuannya akan mempengaruhi hubungan kedua negara.
Namun, Museveni bergeming. "Khawatir? Tidak sama sekali!" kata dia kepada CNN. "Jika Barat tidak mau bekerja sama dengan kami karena isu homoseksual , kami memiliki cukup ruang di sini untuk hidup mandiri dan bekerja sama dengan pihak lain."
Tak hanya di Uganda, homoseksualitas dianggap ilegal di 38 negara Afrika. (Ein/Yus)
Baca juga:
Mengaku Gay Saat Siaran Langsung, Pembaca Berita Dipecat
Menyamar Sebagai Pria Selama 50 Tahun Demi Jadi Dokter
Pakai Sandal, Presiden `Termiskin di Dunia` Lantik Menteri