Risiko yang Bakal Dialami Anak Korban Kekerasan Seksual

Anak yang menjadi korban seksual bisa memengaruhi jiwanya, salah satunya anak tersebut bisa rendah diri dan mengalami penyimpangan seksual.

oleh Melly Febrida diperbarui 28 Feb 2014, 19:15 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2014, 19:15 WIB
Risiko yang Bakal Dialami Anak Korban Kekerasan Seksual

Liputan6.com, New York Jumlah pelecehan seksual pada anak ternyata lebih besar dibanding yang dilaporkan ke pihak berwenang. Padahal, anak yang menjadi korban seksual bisa memengaruhi jiwanya.

Anak korban pelecehan seksual berkepanjangan biasanya jadi rendah diri, perasaan tak berharga atau memiliki pandangan abnormal atau menyimpang dari seks. Selain itu, anak tersebut bisa menarik diri dan curiga terhadap orang dewasa serta bisa mencoba bunuh diri.

Laporan dari US Department of Health and Human Services pada 2010 ditemukan 9,2 persen korban anak-anak adalah penyerangan seksual.

Studi yang dilakukan Direktur Crimes Against Children Research Center David Finkelhor menunjukkan, satu dari lima anak perempuan dan satu dari 20 anak laki-laki merupakan korban pelecehan seksual. Penelitian ini juga menunjukkan 20 persen wanita dewasa serta 5-10 persen pria dewasa mengingat kekerasa seksual di masa kecil atau insiden pelecehan seksual.

Dalam satu tahun di AS, sebanyak 16 persen remaja usia 14-17 tahun menjadi korban seksual. Dan 28 persen remaja usia 14-17 tahun di AS menjadi korban seksual.

Seperti dilansir victimsofcrime.org dan dikutip Jumat (27/2/2014), anak-anak yang rawan menjadi korban kekerasan seksual berusia 7-13 tahun.Dan pada penelitian tahun 1986, sebanyak 63 persen wanita yang mengalami pelecehan seksual yang dilakukan anggota keluarga merupakan perkosaan atau percobaan perkosaan setelah umur 14 tahun.

Menurut laporan National Institute of Justice pada 2003, tiga dari empat remaja yang mengalami kekerasan seksual menjadi korban dari orang yang dikenalnya dengan baik.

Anak-anak yang tak tinggal dengan kedua orangtuanya serta anak yang tinggal di rumah yang orangtuanya berselisih, bercerai, atau mengalami kekerasan rumah tangga berisiko tinggi mengalami pelecehan seksual.

Perlu diingat, pelecehan seksual pada anak tak semata-mata terbatas pada kontak fisik, penyalahgunaan bisa berupa nonkontak seperti paparan dan pornografi anak.

Menurut penelitian di Journal of Adolescent Health, biasanya pria yang mengalami kekerasan seksual lima kali lebih mungkin menyebabkan kehamilann remaja, tiga kali lebih mungkin memiliki banyak pasangan seksual dan dua kali lebih mungkin berhubungan seksual tanpa kondom.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya