Tenteng Belanjaan Berat Rentan Timbulkan Gangguan Saraf

Gaya hidup kini menunjukkan, semua orang dari pekerja kantoran hingga ibu rumah tangga rentan alami kerusakan saraf atau neuropati.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 06 Jun 2014, 16:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2014, 16:00 WIB
Nenteng Belanjaan Berat Berisiko Kerusakan Saraf
Gaya hidup kini menunjukkan, semua orang dari pekerja kantoran hingga ibu rumah tangga rentan alami kerusakan saraf atau neuropati.

Liputan6.com, Jakarta Perhatian bagi sejumlah ibu yang gemar menenteng belanjaan berat dan merasa kesemutan setelahnya di bagian tangan. Menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), Pusat dan Konsultan Neurologis, Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, Sp.S (K), M.S kebiasaan tersebut bisa mengakibatkan kerusakan saraf yang disebut Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

"CTS bukan hanya terjadi pada pekerja yang terpapar getaran di tangan seperti mengetik di komputer tapi juga kebiasaan menenteng belanjaan yang berat. CTS terjadi karena adanya tekanan di tangan sehingga ujung jari biasanya kesemutan," kata Hasan, saat media workshop 'Waspadai Gaya Hidup Berisiko Neuropati' di FX Sudirman, Jakarta, ditulis Jumat (6/6/2014).
 
Hasan mengatakan, meski kerusakan saraf bakal terjadi pada orang yang sering membawa belanjaan berat, butuh waktu lama untuk bisa menyebabkan gangguan serius. Namun, bila tidak segera dicegah, jalan lain untuk sembuh hanya operasi.

Di sisi lain, Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat yang juga konsultan neurologi dari Departemen Neurologi FKUI-RSCM, Dr. Manfaluthy Hakim, Sp. S (K) menerangkan, Carpal Tunnel Syndrome (CTS) disebabkan oleh gerakan berulang naik turun atau getaran yang terus menerus terjadi pada pergelangan tangan sehingga mengakibatkan pembengkakan tendon dan menekan saraf medianus di daerah tersebut.
 
"Tarikan atau tekanan di tangan ini bisa menyebabkan kerusakan saraf di jempol, telunjuk dan jari tengah. Gejalanya berupa nyeri pada pergelangan tangan, kesemutan, kebas serta menurunnya kekuatan menggemgam pada tangan," kata Luthy.
 
Luthy juga mengungkapkan, hal ini juga cenderung memburuk di malam hari. Biasanya, rasa kesemutan atau kebas ini terkadang hilang dengan mengibaskan tangan walapun hanya sementara. 

"Dua puluh tahun yang lalu, kerusakan saraf akibat trauma seperti Carpal Tunnel Syndrome (CTS) hanya dialami oleh orang yang bekerja di bengkel karena sering menggunakan alat berat. Tapi gaya hidup kini menunjukkan, semua orang dari pekerja kantoran hingga ibu rumah tangga rentan alami kerusakan saraf atau neuropati," ujarnya.
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya