Liputan6.com, Jakarta - Sekitar beberapa pekan terakhir, media sosial, terutama X, ramai dengan bahasan soal upaya ingin mencari peluang hidup yang lebih baik di luar negeri. Seruan #KaburAjaDulu menjadi simbol kekecewaan anak muda terhadap kondisi dalam negeri yang dirasa semakin tidak menentu.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah menerima informasi dan tidak mempermasalahkan adanya seruan tagar Kabur Aja Dulu tersebut. Namun, dia mengingatkan bahwa Pemerintah Prabowo Subianto masih bilang seumur jagung.
Baca Juga
"Kita sebenarnya kan masih 100 hari. Kita dengar itu, tapi saya pikir saya pesan bahwa saya suruh buru-buru bilang puas ga puas. Kan baru 100 hari kok, kantornya aja batu jalan. Saya pikir its okay," kata Luhut kepada awak media di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Advertisement
Luhut menyebut Presiden Prabowo telah meminta adanya fasilitas pengembangan digitalisasi untuk menyerap tenaga kerja muda. Dia pun meminta masyarakat untuk bersabar melihat hasil kerja pemerintah kabinet Prabowo.
"Jadi, anak-anak muda ada 300 orang kerja di Peruri membuat digitalisasi indonesia. Presiden prabowo kasih dorongan beri fasilitas itu. Kalau belum jadi kan baru 100 hari, kita liat nanti sampai awal tahun depan atau akhir tahun," tandasnya.
Kabur Kemana?
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menanggapi soal viralnya tagar #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial. Hasan justru mempertanyakan kemana para warganet tersebut akan kabur.
"Kabur kemana?" tanya dia kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2025).
Dia mendukung apabila masyarakat Indonesia ingin merantau ke luar negeri. Namun, Hasan mengingatkan masyarakat harus memiliki keahlian apabila ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus di luar negeri.
"Kalau mau merantau itu bagus lho. Kalau mau merantau. Tapi kalau mau merantau ke luar negeri ingat, harus punya skill. Karena kalau enggak punya skill, nanti enggak bisa punya pekerjaan baik di luar negeri," jelasnya.
Hasan menyampaikan pemerintah tidak bisa melarang masyarakat yang ingin merantau. Kendati begitu, dia menekankan masyarakat harus taat prosedur apabila ingin merantau.
"Kedua, harus taat prosedur. Supaya enggak jadi pendatang haram. Kalau orang mau merantau enggak boleh dilarang," jelas Hasan.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Mau Pergi, Ya Silakan Saja
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer merespons dengan santai tren tagar #KaburAjaDulu yang sedang ramai di media sosial.
Tagar kabur aja dulu ini mengajak warga negara Indonesia (WNI) untuk mencari pekerjaan di luar negeri, dan Noel, sapaan akrab Immanuel, tidak melihat hal tersebut sebagai masalah besar.
"Mau pergi, ya silakan saja. Kalau memang tidak ingin kembali, juga tidak masalah, hi hi hi," ujar Noel di Kantor Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Jakarta, Senin (17/2/2025).
Wamenaker mengucapkan hal itu sembari tertawa.
Noel menegaskan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan tidak akan mempermasalahkan fenomena ini. Menurutnya, tren di media sosial seperti tagar #KaburAjaDulu bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
"Tagar-tagar seperti itu tidak perlu kita pikirkan terlalu dalam," ucap Wamenaker.
Advertisement
Meningkatkan Kemampuan
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menanggapi soal viralnya tagar #KaburAjaDulu di media sosial. Yassierli menyebut tagar tersebut bukan berarti masyarakat Indonesia kabur ke luar negeri.
Menurut dia, masyarakat memiliki peluang untuk meningkatkan kemampuan dan bekerja di luar negeri. Nantinya, kata Yassierli, masyarakat dapat kembali dan membangun Indonesia usai meningkatkan keahlian di luar negeri.
"Ya itu apa ya ini kan netizen terkait dengan kabur aja, memang di satu sisi saya lihat kesempatan kerja di luar memang ada ya," kata Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Senin (17/2/2025).
"Jadi semangatnya bukan kabur sebenarnya, jadi kalau memang ingin untuk meningkatkan skill dan ada peluang kerja di luar negeri. Kemudian, kembali ke Indonesia bisa membangun negeri ya tidak masalah," sambungnya.
Menaker menyebut kemunculan tagar ini menjadi tantangan pemerintah apabila menyangkut dengan aspirasi masyarakat. Yassierli pun menekankan komitmen pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih baik di Indonesia.
"Tapi, ini tantangan buat kita kalau memang itu adalah terkait dengan aspirasi mereka. Ayok pemerintah create better jobs itu yang kemudian menjadi catatan kami dan concern kami," jelas Yassierli.
