Kenapa Neymar dan Pemain Brasil Lainnya Menangis?

Air mata yang keluar dari Neymar dan rekan-rekan setimnya di Brasil di Piala Dunia telah mengejutkan sejumlah legenda sepakbola Brasil

oleh Liputan6 diperbarui 03 Jul 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2014, 20:00 WIB
Lewat Titik Putih, Brasil Ungguli Chile
Pelatih Brasil, Luiz Felipe Scolari (kiri) bersama Neymar merayakan kemenangan atas Chile lewat adu penalti 1-1 (3-2) di babak 16 besar Piala Dunia 2014 di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, (28/6/2014). (REUTERS/Toru Hanai)

Liputan6.com, Jakarta Air mata yang keluar dari Neymar dan rekan-rekan setimnya di Brasil di Piala Dunia telah mengejutkan sejumlah legenda sepakbola Brasil. Pelatih Luiz Felipe Scolari akhirnya menyuruh anak didiknya ini bertemu dengan tim psikolog.

Psikolog olahraga Regina Brandao kemudian menjadwalkan pertemuan darurat dan tak terjadwal ke kamp pelatihan tim Brasil pada Selasa, sebelum pertandingan perempatfinal melawan Kolombia, seperti dikutip dari koran Folha de Sao Paulo, Kamis (3/6/2014).

Sejumlah pesepakbola senior seperti Carlos Alberto, kapten Brasil ketika memenangi Piala Dunia 1970, mengatakan sekarang ini bintang-bintang Brasil terlalu sering menangis.

Sementara para pemain tim Brasil tak mengatakan bahwa sesi pertemuan dengan psikolog itu sebagai hal yang mendesak. Meski demikian, Neymar sendiri mengatakan menikmati perbincangan dengan para psikolog tersebut.

Kunjungan khusus itu dilakukan setelah Brasil susah payah mengalahkan Chile lewat adu penalti di babak 16 besar. Neymar, Julio Cesar, David Luiz, dan Thiago Silva tampak menangis setelah pertandingan itu.

Brandao mengadakan pertemuan dengan semua pemain dan tim teknis. Dia tidak bicara secara individu dengan para pemain.

Sang psikolog, yang telah bekerja dengan Scolari selama lebih dari 20 tahun, mengatakan ke CBF TV, "kunjungan tersebut adalah bagian dari rencana awal kami. Saya mempunyai kelas lain dan tidak bisa berada di sini untuk waktu lama."

"Saya sudah sering komunikasi dengan para pemain. Kami berbicara lewat WhatsApp, lewat telepon, dan lewat email," kata dia.

Memicu Debat

Jelang Lawan Kolombia, Neymar Latihan Dengan Sepatu Emas
Sepatu emas tersebut tersebut merupakan produksi Nike dengan varian Hypervenom Phantom. Nike sengaja memberi hadiah spesial untuk Neymar, Rio de Janeiro (2/7/2014) (REUTERS/Marcelo Regua)

Emosi yang ditunjukkan para pemain Brasil telah memicu sejumlah debat dan kekhawatiran apakah mereka secara psikologis siap untuk meraih gelar juara di tanah kelahiran mereka.

Neymar menangis saat menyanyikan lagu kebangsaan di pertandingan melawan pertama melawan Kroasia, dan lebih sering menangis sejak saat itu.

"Mereka menangis saat menyanyikan lagu kebangsaan, kemudian menangis pada akhir babak tambahan, dan kemudian menangis sebelum dan sesudah adu penalti," kata direktur teknis Carlos Alberto Perreira.

Legenda piala dunia Zico mengatakan kurangnya pengendalian diri bisa berdampak kepada peluang raihan kemenangan Brasil di lapangan.

"Ada kurangnya fokus ketika pertandingan, yang bisa merugikan Brasil. Ada sejumlah pemain yang terlalu larut secara emosi dan melupakan pertandingan. Mereka harus lebih mempunyai pengendalian diri," kata dia.

Sementara itu legenda Brasil Carlos Alberto mengatakan, La Selecao harus menyimpan air mata hingga memenangi gelar juara dunia di final di Rio De Janiero 13 Juli nanti.

"Tim menangis ketika menyanyikan lagu kebangsaan, ketika mereka terluka, ketika mereka melakukan penalti! Yang benar saja... berhenti menangis! cukup!" kata dia.

Sesi Terapi Bermanfaat

Neymar, yang mencetak empat gol bagi Brasil sejauh ini, mengatakan bahwa sesi dengan Brandao bermanfaat.

"Saya tidak pernah melakukan sesuatu seperti ini sebelumnya dan saya cukup menikmatinya," kata dia.

"Tidak hanya bagi kami, di dunia sepakbola, yang diliputi oleh emosi setiap hari dan membutuhkan psikolog. Saya kira hal ini bisa bermanfaat kepada setiap orang, untuk membuat mereka lebih tenang."

"Kami mempunyai hubungan yang baik dengan Regina Brandao. Dia adalah orang yang hebat. Saya belajar banyak dan berharap untuk meneruskan melakukan ini," kata Neymar.

Carlor Alberto mengatakan jika, "ada yang bilang ini disebabkan oleh tekanan bermain di kandang. Namun mereka seharusnya sudah mempersiapkan hal ini. Mereka tahu jika mereka akan melewati hal seperti ini. Kemana para psikolog?"

"Ini menunjukkan tim tidak 100 persen siap untuk menghadapi Piala Dunia. Ketika Anda siap untuk menang, semua terjadi secara otomatis. Ketika Anda tidak siap, Anda menangis jika hasil tidak positif. Ini lah yang terjadi sekarang," kata dia.

Scolari sudah sering menekankan bahwa tim Brasil terdiri dari banyak pemain muda meski kiper Julio Cesar telah berusia 34 tahun. Dia juga bilang bahwa Cesar pun berhak mengungkapkan emosi yang dirasakan.

"Saya tidak pernah menyembunyikan jika saya ini orang yang mudah terharu. Pertandingan ini membuktikan jika mempunyai impian, Anda harus mengejarnya," kata Cesar setelah adu penalti dengan Chile.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya