Akibat Makan Berlebihan yang Dibenci Rasulullah SAW

Rasulullah menganjurkan bagi umat-Nya yang berpuasa untuk tidak berbuka dengan makan berlebihan.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Jul 2014, 09:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2014, 09:00 WIB
Nikmatnya Makan Ketan Susu Legendaris Kemayoran
Ketan susu Kemayoran didirikan pada tahun 1958.

Liputan6.com, Jakarta Rasulullah menganjurkan bagi umat-Nya yang berpuasa untuk tidak berbuka dengan makan berlebih. Apalagi jika sampai kesulitan konsentrasi ketika melaksanakan salat Maghrib.

Dokter Muhammad Suwardi mengatakan, makan sebaiknya jangan sampai kekenyangan. Karena, akan membuat badan menjadi lemas dan mengantuk. Sesaat setelah makan, terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam tubuh.

"Sirkulasi darah ke lambung dan usus halus akan meningkat dibandingkan sirkulasi ke organ-organ tubuh yang lain," kata Suwardi dalam bukunya berjudul `Solusi Sehat Islami` ditulis Health Liputan6.com, Jumat (4/7/2014)

Untuk memasok energi yang besar dalam rangka proses pencernaan, jelas dia, hampir 70 persen energi dialokasikan ke saluran pencernaan.

Dengan peningkatan sirkulasi ini, maka suplai oksigen di otak tidak optimal. Sehingga, rasa kantuk akan mudah menyerang kita. Akibatnya, kita menjadi malas untuk bergerak dan beribadah.

Bahkan tak jarang, ketika malas bergerak dan rasa kantuk menyerang, ada di antara kita yang mungkin langsung memilih untuk tidur. Padahal, tidur setelah makan juga tidak baik untuk kesehatan kita.

"Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, cairkanlah makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah dan salat. Dan janganlah kalian langsung tidur setelah makan. Karena dapat membuat hati kalian menjadi keras," kata dia menekankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya