Pulung Gantung, Bukan Penyebab Utama Bunuh Diri di Gunung Kidul

Mitos pulung gantung bukanlah penyebab utama bunuh diri di Gunung Kidul, Yogyakarta

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Sep 2014, 20:30 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2014, 20:30 WIB
Gantung Diri
(Foto: Digital Journal)

Liputan6.com, Jakarta Selama ini, Kabupaten Gunung Kidul yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal dengan tingkat kematian yang tinggi akibat bunuh diri terkait mitos pulung gantung. Namun menurut dokter Ida Rochmawati, SpKJ yang juga seorang psikiater sekaligus anggota masyarakat yang tinggal di kabupaten tersebut selama belasan tahun menyatakan bahwa kini mitos pulung gantung bukanlah penyebab utama bunuh diri di daerah ini.

"Sebagai masyarakat disana saya melihat bahwa mitos itu (pulung gantung) sudah tak begitu kuat. Sudah banyak masyarakat yang tak percaya pada mitos ini. Ini karena faktor media saja yang senang memberitakan hal ini," tutur dokter Ida dalam kesempatan peringatan hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia di Hotel Ibis, Jakarta (15/9/2014).

Lebih lanjut, dokter yang bertugas di RSUD Wonosari Gunung Kidul ini menyebutkan bahwa problema psikologis yaitu faktor depresi adalah penyebab utama munculnya bunuh diri disini. Terutama pada golongan usia tua lebih dari 60 tahun ke atas yang merupakan usia paling banyak, melakukan bunuh diri di Gunung Kidul.

Faktor depresi acapkali dipicu oleh perasaan para orang tua menjadikan kehadiran mereka sebagai ‘beban’ usia produktif. Hal ini acapkali menimbulkan pemicu munculnya bunuh diri.

Selain itu, faktor penyakit degeneratif yang biasa terjadi pada orangtua serta perasaan sendirian membuat kasus bunuh diri terjadi di Gunung Kidul terang dokter Ida pada kesempatan yang sama.

“Berbicara mengenai kasus penyebab depresi berarti bicara hal umum. Saya rasa ini tidak hanya terjadi di Gunung Kidul saja,” tandasnya.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya