Agar Bayi Anda Laki-laki, Begini Caranya

Sebuah cara baru untuk mendapatkan momongan laki-laki telah ditemukan. Para peneliti dari Universitas Missouri menemukannya.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Sep 2014, 16:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2014, 16:00 WIB
Beri ASI, Turunkan Risiko Anak dari Penyakit Jantung
Senangnya mampu berikan ASI. Kesehatan jantung anak ternyata dipengaruhi pemberian ASI saat bayi. (Foto: sherights.com)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah cara baru untuk mendapatkan momongan laki-laki telah ditemukan. Para peneliti dari Universitas Missouri menemukannya.

Jika calon ibu yang selalu sarapan dengan makanan yang banyak mengandung lemak ketika masa pembuahan akan cenderung melahirkan bayi laki-laki. Dr Cheryl Rosenfeld, peneliti dari University of Missouri mengungkapkan apa yang dikonsumsi calon ibu pada masa awal kehamilan dapat memengaruhi jenis kelamin dan kualitas kesehatan si jabang bayi.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences  ini merupakan kelanjutan dari penelitian dua tahun lalu yang menemukan bahwa diet para ibu selama masa konsepsi dapat memengaruhi jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.

"Diet tinggi kalori cenderung membuat ibu melahirkan anak laki-laki ketimbang perempuan, sedangkan diet rendah kalori justru sebaliknya. Pada riset manusia dan tikus, pembatasan makanan dan diet suboptimal selama masa pembuahan dan awal kehamilan juga menghasilkan banyak anak perempuan. Kemungkinan besar ini karena kekalahan seleksi dari fetus laki-laki, sebagai jenis kelamin paling rentan dalam rahim," kata Rosenfeld.

Untuk pastinya, para peneliti melakukan analisa gen pada plasenta tikus hamil di laboratorium. Dua kelompok tikus diberi dua jenis diet berbeda, yakni diet tinggi lemak atau karbohidrat, dan diet rendah kalori. Setiap kelompok ini menunjukkan efek dan ciri yang khusus dibanding kelompok lain yang diberi makanan yang bersumber dari kacang kedelai.

Selain terhadap perubahan kelamin, fetus perempuan pun cenderung lebih sensitif pada jenis makanan ibunya. Dan terdapat gen-gen yang cenderung lebih mudah terpengaruh atau terganggu. Setelah 12 hari , yang merupakan setengah dari masa kehamilan tikus, peneliti menemukan perbedaan pada hampir 2000 gen termasuk yang mempengaruhi pembentukan fungsi ginjal dan indra penciuman.

Hasilnya, gen menunjukkan sesuatu yang bersifat adaptif yang terbentuk oleh pola makan selama kehamilan. Dengan efek terbesar dialami oleh plasenta dari janin perempuan.

Peneliti menyimpulkan, ekspresi gen pada plasenta tikus bersifat adaptif dan dibentuk oleh pola diet selama hamil, dengan efek terbesar dialami oleh plasenta dari janin perempuan.

Diet tinggi kalori dan sarapan rutin pada studi ini diduga dapat meningkatkan peluang mendapatkan anak laki-laki. Sedangkan para ibu dengan asupan energi yang yang lebih rendah cenderung akan melairkan bayi perempuan. 

Hasil studi ini juga menunjukkan jika asupan kalori yang tinggi pada masa konsepsi dapat meningkatkan peluang mendapatkan bayi laki-laki dari 10 hingga 11 dari setiap 20 kelahiran.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya